Empat

2.6K 116 3
                                    

Anne merasa tidur nyenyaknya terganggu saat sinar matahari mengenai wajahnya dari sela-sela tirai jendela.

Anne mengerang, ia mereganggkan kedua tangannya dengan mata yang masih terpejam.

Dengan malas Anne bangun dari tidurnya, ia duduk sebentar di pinggir kasur lalu menggosok pelan kedua matanya untuk menghilangkan kantuk.

Anne membuka perlahan matanya, rasa takjub itu hadir sekali lagi saat ia mengamati kamar mewahnya.

Seumur hidupnya selama ini, belum pernah ia merasakan tidur nyaman di kasur yang empuk, atau berada di dalam kamar semewah ini.

Buat Anne, kamar termewah yang pernah ia tempati adalah kamar Nyonya Alicia.

Memang tidak sebesar dan semewah kamar ini tapi buat Anne saat itu, kamar itu lah kamar termewah yang pernah ia rasakan.

Suara ketukan terdengar, pintu kamar pun terbuka dan terlihat pelayan wanita yang semalam membantu Anne. Wanita itu masuk dan tersenyum sopan pada Anne.

"Oh, anda sudah bangun rupanya. Baru saja saya akan membangunkan anda. Bagaimana tidur anda?" tanya wanita itu ramah.

Anne tersenyum lebar, "sangat nyenyak! Haahh... kasur ini benar-benar empuk dan nyaman sekali."

"Syukurlah jika anda merasa nyaman. Air hangat anda untuk mandi sudah siap, Nyonya. "

"Bisa kah kau memanggilku Anne? Hanya Anne tanpa sebutan 'Nyonya'. Semalam kau memanggilku Nona, lalu kenapa sekarang kau memanggilku Nyonya? Apa mukaku setua itu?" Kekeh Anne.

Pelayan itu ikut terkekeh pelan, "Maaf Nyonya, semalam aku tidak tahu jika anda adalah Tunangan Tuan kami.
Tunangan Tuan kami yang berarti juga anda adalah majikan kami. Kami tidak mungkin bersikap tidak sopan."

"Ohhh, ayo lah! Kalau begitu panggil saja Nona muda? Bagaimana?"

Anne mengerang saat melihat pelayan wanita itu menggelengkan kepalanya. Menolak permintaan Anne.

Anne menghembuskan nafas kesal dan berjalan menuju kamar mandi yang sudah di persiapkan.
Setelah selesai dan memakai pakaian yang bersih dan tentu saja Anne di bantu oleh pelayan wanitanya, karena Anne tidak tahu bagaimana menggunakan pakaian mewah itu.

Anne berjalan keluar dari kamarnya, menuju ruang makan yang terdapat di belakang, yang tepat menghadap pada taman bunga yang terawat dengan rapih dan indah. Pasti cantik sekali saat musim dingin nanti, menikmati secangkir coklat panas sambil melihat salju yang turun.

Di ruangan itu Louis sudah menunggu dirinya untuk sarapan dan membicarakan beberapa perjanjian yang akan di sepakati oleh mereka.

Sesampainya di ruang makan, Anne tidak hanya melihat Louis tetapi juga 3 pria dan 2 orang wanita di sana. Anne menaikan sebelah alisnya bingung. Ia sama sekali tidak mengenal mereka.

Anne berjalan mundur sedikit untuk berbisik pada Betrice yang sejak tadi mengikutinya dari belakang.

"Hei, siapa mereka?" tanya Anne berbisik.

Betrice melihat sekilas para tamu di hadapannya lalu berbisik pada Anne.

"Mereka adalah para petinggi kerajaan dan juga teman dekat dari Tuan Louis." jelas Betrice.

"Yang wanita juga?"

Betrice menggeleng, "Wanita berambut pendek yang duduk di sebelah kanan adalah Nona Maria, ia adik dari Tuan William. Sedangkan wanita berambut panjang yang duduk di sebelah Nona Maria adalah Nona Angela, mantan tunangan Tuan Louis." jelas Betrice kembali.

Anne langsung memutar kepalanya menatap wanita anggun yang sedang duduk di meja makan itu. Anne tidak tahu jika pria itu ternyata pernah memiliki tunangan.

Date With The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang