Delapan

1.5K 67 5
                                    

"Coba katakan sekali lagi padaku, kau akan membawa kami kemana Anne? Oh tidak! yang benar saja gaun mahal ku, ck!" gerutu Angela dengan tangan satu memegang gaunnya agar tidak kotor, dan satu tangannya lagi memegang payung untuk menghalau sinar matahari.

"Panti asuhan Golden House. Dan aku sudah mengatakannya padamu untuk mengganti gaun mu dengan pakaian yang mudah untuk bergerak." ujar Anne, ia mulai lelah dengan segala ocehan Angela sejak tadi.

"Kami tidak pernah mendengar tentang Panti Asuhan itu, Anne. Kau yakin?"kali ini Lady Maria yang bertanya dengan ragu pada Anne.

Anne menghentikan langkahnya, ia membalikan tubuhnya kebelakang menghadap kedua wanita terhormat di depannya.
Anne menyilangkan tangannya di depan dada. "Pertama, aku sudah mengatakan pada kalian, bahwa kalian tidak perlu ikut. Lagipula aku sudah memberitahu juga di pertemuan kita sebelumnya jika aku tidak bisa menerima undangan kalian hari ini karena aku ada urusan, tapi tiba-tiba kalian datang dan memaksa ikut."

"Ralat, aku tidak memaksa. Aku korban dari Maria." potong Angela.

Anne menoleh cepat pada Angela memperingati. Angela memutar bola matanya sambil membuang muka.

"Kedua, Iya Lady Maria. Kalian para bangsawan tidak pernah mengunjungi tempat ini. Tempat ini tidak terjangkau donasi dari tangan mulia kalian." Lanjut Anne. Ia berbalik, kembali berjalan ke arah rumah yang memiliki halaman luas yang sudah tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

Seperti perkataan Anne, pada perjamuan minum teh yang selalu di lakukan mereka setiap dua minggu sekali, sudah ia katakan pada kedua teman barunya ini jika ia tidak bisa ikut perjamuan pada minggu ini. Ia sudah memiliki rencana untuk mengunjungi panti asuhan yang selalu ia kunjungi beberapa tahun lalu.

Rumah kedua baginya, saat ia sedang tidak ingin pulang Anne akan menghabiskan waktunya di tempat itu.
Dan walaupun tidak terlalu banyak, saat Anne mendapatkan sedikit uang ia akan Menyumbangkan nya di sana.

Namun tiba-tiba Lady Maria juga Lady Angela datang dan meminta Anne untuk mengajak mereka ikut serta. Tentu saja Anne menolak tetapi kedua wanita bangsawan itu keras kepala sehingga Anne mau tidak mau membiarkan mereka berdua ikut dengannya.

Anne melangkah dengan semangat menuju rumah panti asuhan itu. Sejak tahun lalu ia sudah jarang kemari, terlebih saat ibunya terus menerus membuat masalah untuknya.

Beberapa minggu lalu ia sudah berencana untuk mengunjungi tempat itu lagi, Anne bahkan sudah meminta ijin pada Louis untuk memintanya mengizinkan Anne memberi sedikit  sumbangan.

Louis tetaplah Louis, pria itu tidak semudah itu mau mengglontorkan uang untuk hal yang tidak menguntungkan baginya. Namun berkat kegigihan Anne dalam merecoki, Louis akhirnya setuju namun dengan syarat jika tempat itu layak untuk ia berikan sumbangan.

Dan di sini lah Anne, ia akan membawa bukti sebanyak-banyaknya untuk ia laporkan pada Louis jika tempat ini memang layak untuk di beri sumbangan.
Anne tersenyum lebar saat mendengar suara riuh tawa yang sudah sangat ia kenal dan rindukan itu.

Tanpa memikirkan kedua lady bangsawan di belakangnya, Anne mempercepat langkah kakinya menuju rumah dengan pekarangan luas di depannya.

Dan senyum Anne semakin lebar saat ia melihat Lily, gadis kecil yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri sedang bermain kejar-kejaran dengan anak-anak yang lain.

"LILYYY!!!" teriak Anne memanggil gadis itu dengan hebohnya.

Bukan hanya gadis bernama Lily itu yang langsung berhenti bermain dan menatap Anne, namun semua anak di sana sekarang sudah menatap Anne.

Gadis bernama Lily itu mengamati Anne yang masih heboh melambaikan tangan dan berjalan ke arah nya, tawa lebar terbit di bibir Lily begitu menyadari jika yang memanggilnya adalah Anne.

Date With The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang