BK 5

18.7K 1.1K 34
                                    

Hari pertama bersama para prajurit

Dipagi hari, matahari masih bersembunyi dalam persembunyiannya namun para siswa pusdiklatpassus sudah siap digembleng melewati batas kemampuan manusia pada umumnya.
"Asik.
Emang asik Abang latihan pacarku diambil orang
Asik asik asik emang asik Baru kenalan, abang tinggal 7 bulan,
Hei ko. Emang asik, abang latihan, siang malam tak terasa
Asik asik emang asik Sedih dikata, sudah dijalani saja
Bangun pagi setengah jam dua
Makan siang kita lari setan
Inilah kisah si baret merah
Prajurit para komando."

Maurine yang masih tidur akhirnya terbangun mendengar suara bising dari depan.

"Aahhh berisik banget sih, subuh aja belum kok udah lari lari" ucap Maurine sambil membuka pintu keluar ruangan Adnan

"Daebak" ucap Maurine dengan mulut menganga melihat para prajurit sedang berlari hanya menggunakan celana loreng dengan abs yang tercetak jelas

"Kenapa nggak dari kemarin sih, kalo gini kan meskipun mau 10 bulan bahkan 1 tahun pun Maurine betah disini" ucap Maurin yang masih dengan tatapan terkagum kagum

"Hei kau!" Panggil salah satu kopassus

"Maurine?" Sahut Maurine dengan menunjuk pada dirinya

"Iya kau, siapa lagi? Sini kau" Ucapnya

Kemudian Maurine menghampiri orang yang memanggilnya

"Ngapain kau enak enakan nonton mereka fisik? Ikut lari!"

"Aduh Pak Rangga, Maurine kan cuman mau bikin laporan, bukan mau pendidikan pak, lagi pula ini masih petang, matahari aja masih ngantuk noh" ucap Maurine.
Maurine mengetahui nama kopassus tersebut karena ia melihat nama yang ada di seragamnya

"Kau berada diarea kami, jadi ikuti aturan yang telah kami buat" sahut Rangga

"Fine" kesal Maurine, namun bukan Maurine jika tidak memiliki akal yang cerdik. Saat ia akan masuk ke gerombolan siswa ia pura pura terjatuh dan itu membuat para siswa berhenti berlari dan menolong Maurine

"Siapa suruh berhenti!" Bentak Rangga, kemudian semua kembali berlari

"Aduhh tolongin Maurine tenten, sakit nih" kata Maurine, kemudian Adnan berjalan menghampiri Maurine

"Bangun, jangan bercanda" ucap Adnan

"Aduh tenten, siapa sih yang bercanda, beneran nih" rengek Maurine

"Mau kamu apa?" Tanya Adnan

"Gendong" ucap Maurine dengan menggunakan puppy eyes

Kemudian Adnan menggendong Maurine ala bridal style, tiba tiba

"Nan, kau ngapain?" Teriak Rangga. Spontan Adnan menjatuhkan Maurine dan....

"Aakkhhhhh" Maurine terjatuh dengan posisi kaki yang memutar yang menyebabkan pergelangan kakinya keseleo dan kedua tangannya berusaha menyangga namun ikutan keseleo

"Maurine!" Teriak Adnan dan Rangga, kemudian mereka membawa Maurine ke klinik yang ada di markas

Kemudian Maurine ditangani oleh dokter Syila, dia adalah seorang tentara medis

"Nan, Ngga, ini siapa? Kok bisa gini?" Tanya Syila yang sedang mengobati Maurine

"Adnan La, main jatuhin anak orang" sahur Rangga

"Pak Rangga sih pake panggil tenten segala" sahut Maurine diantara tangisannya

"Tuh, bener kata Maurine" ucap Adnan

"Tenten?" Tanya Syila dan Rangga

"Tenten itu Kapten AdnAAAAANNNNNN" Teriak Maurine yang kaget kakinya diurut oleh Syila

"AAAAA SAKIT DOK, MAURINE MASIH PENGEN HIDUP, MAURINE BELUM LULUS KULIAH BELUM BISA BANGGAIN ORTU SAMA KAKAK, BELUM NIKAH JUGA HUAAAAA" Teriak Maurine yang menyebabkan semua yang ada di klinik menutup telinga

"Tenang Rin, tinggal tangan kanan aja, tahan ya, 1  2  3"
"AAAAAAAAAAA huh huh huh" Teriak Maurine disusul nafas yang terengah-engah

"Udah, tapi kamu masih belum bisa jalan normal sampai ± 2 Minggu" ucap Syila

"Berarti Maurine nggak boleh lari lari dong" ucap Maurine menyindir Rangga

"Senang kau tak bisa lari?  Lebih tepatnya tak bisa berlari dan tak bisa makan?" Ucap Rangga dengan senyum smirknua

"Apanya yang nggak bisa makan pak?" Tanya Maurine

"Tangan kau dua duanya kan sakit" sinis Rangga

"Lah iya ya, ya tuhan Maurine kena azab" ucap Maurine dengan nada yang sengaja disedih sedihkan

"Sampai kapan mau tetep disini?" Ucap Adnan

"Kan Maurine nggak bisa jalan, mau pake kruk juga nggak bisa kan tangan Maurine juga sakit" ucap Maurine

"Ayo" ucap Adnan kemudian menggendong Maurine menuju ruangannya.

Sementara didalam klinik
"Sudahlah, percuma kau dekati Adnan, dia tak ada rasa sedikitpun untuk kau" ucap Rangga pada Syila

"Tapi aku cinta dia" sahut Syila

"Rupanya kau memang butuh pencerahan dari calon istriku" ucap Rangga, karena tunangan Rangga adalah seorang ustadzah

"Apa sih kamu Ngga, gak jelas" sahut Syila

"Aku yang lebih tau Adnan, buka hati kau  untuk pria lain, dia tak akan suka pada kau" ucap Rangga kemudian meninggalkan Syila

Sementara Syila hanya bisa termenung mengingat kata kata Rangga.

🔥Diruangan Adnan

"Sudah makan?" Tanya Adnan pada Maurine yang hanya bisa berbaring di ranjang

"Belum"  sahur Maurine. Kemudian Adnan berlalu meninggalkan Maurine

"Ih dasar tenten, bukannya ngasih makan malah ditinggal" gumam Maurine

Beberapa menit kemudian Adnan datang  dengan membawa makanan untuk Maurine

"Makan" ucap Adnan

"Ihhh makannya gimana? Tangan Maurine kan ma...aammmm" belum selesai Maurine berbicara, mulutnya sudah dipenuhi dengan nasi yang disodorkan oleh Adnan

"Makan" ucap Adnan

"Tenten, Maurine mau tanya boleh?" Tanya Maurine

"Hemm" Jawab Adnan

"Pak Rangga itu atasan apa bawahannya tenten?" Tanya Maurine ditengah makannya

"Sama, aku, Rangga, Syila, dulu itu 1 angkatan waktu masih di Akmil" ucap Adnan

"Tapi kok kayaknya pak Rangga udah tua ya, oh iya tenten tau nggak, dokter Syila itu suka sama tenten loh" ucap Maurine

........

Bersamamu kaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang