Hai semua...
Tenten kembali🤗🍂 Republik Demokratik Kongo
"Namita, aku harus kembali" ucap Adnan dengan lemah
Namita yang sedang mengganti infus kesal dengan ucapan Adnan. Bagaimana cara pulang dengan selamat jika bernafas saja masih dibantu oksigen.
"Gak ada, bernapas saja masih susah kok mau terbang. Lagi pula tugas kamu disini masih seminggu lagi"Namun Adnan tetap ingin kembali ke Indonesia karena ada hal penting yang harus segera diselesaikan. Ia melepas oksigen dan bangkit dengan membawa tongkat infus bersamanya. Perlahan tapi pasti ia berjalan keluar medical center, baru dua langkah ia melewati pintu tiba tiba nafasnya kembali sesak.
"Adnan Wijaya! Bal..."
Belum selesai Namita berteriak, Adnan sudah terduduk dengan tangan memegang dada. Kebetulan ada Damar yang tak sengaja lewat sehingga Adnan langsung dibantu untuk kembali ke medical center.Rangga berdiri disebelah ranjang Adnan dan berkata supaya Adnan memulihkan dulu tubuhnya hingga benar benar sehat sebelum kembali ke Indonesia
"Mereka... Dal..am ba..jaya" ucap Adnan dengan nafas yang sersenggal-senggal.
Damar sebenarnya tau apa yang terjadi di Indonesia, namun ia tak ingin membahasnya sekarang melihat ada beberapa relawan yang masih sibuk disana. Ia juga berencana membicarakan ini dengan Anne.
Ketika mereka saling membisu, Adnan membuka suara dengan menanyakan keadaan di Batujajar. Damar memberitahukan bahwa Maurine sudah diambil alih oleh Rosyid dan identitasnya tidak akan terbongkar.
"Kabar gembira untuk kita semua... Syila gila kini sudah diskors. Dia juga sudah dipotong gaji" ucap Anne dengan nada iklan ekstrak kulit manggis.
"Kapan datangnya nih bocah?"
"Baru aja"
Karena formasi sudah lengkap, mereka berempat memulai rapat tertutup. Damar menjelaskan permasalahan yang terjadi di Indonesia dengan rinci. Sedangkan Adnan menjelaskan beberapa rencana penyelesaian yang akan dilakukan dengan perlahan karena dadanya masih sedikit nyeri. Namita dan Anne memberi masukan untuk beberapa plain.
Beberapa menit kemudian mereka telah selesai menyiapkan rencana dengan matang. Namun Namita baru sadar jika selama ini hanya ia yang tidak tau akar dari semua yang terjadi.
"Jadi selama ini Angga adalah anggota Palang Merah Internasional? Dia disini memang real jadi relawan? bukan mahasiswa pilihan?" Tanya Namita bertubi tubi. Sedangkan ketiga rekannya hanya membalasnya dengan wajah tanpa dosa.
"Katannya, kak Angga itu nggak lulus lulus kuliah gara gara lebih mementingkan kegiatan sosialnya dari pada kuliah" ucap Anne.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedang menahan senyumnya karena penjelasan yang Anne berikan.
Kemudian mereka lanjut bergosip ria kecuali Adnan karena pada dasarnya, Adnan tidak suka membicarakan orang lain.
.....................
Beberapa hari kemudian, di lain tempat
🍂 IndonesiaMaurine tengah berlatih bela diri dengan Rosyid diterangi sinar api unggun yang berkobar tak kenal lelah. Sebenarnya Ia suka dengan cara Rosyid yang mengajarinya dengan sabar, tidak seperti Adnan yang bisa dibilang tegas.
"Adik, kakinya lebih lurus lagi... Iya, tahan" ucap Rosyid dengan lembut.
Disaat Maurine fokus dengan gerakannya, tiba tiba terdengar suara tembakan dari siswa yang sedang menembak.
"Dor dor dor...."
Maurine dengan refleks meneriakkan takbir dan tiarap. Karena waktu kecil ia diajarkan oleh kakeknya untuk tiarap setiap kali mendengar suara tembakan."Kenapa?" Rosyid bertanya dengan kencang karena suaranya tertutup oleh suara tembakan yang bersahutan.
Namun Maurine tidak menjawab, ia terus tiarap dengan menutup telinganya dan bahkan kini ia mulai terisak. Melihat keadaan tersebut, Rosyid langsung menenangkan Maurine namun tidak membuahkan hasil, Rosyid mencari cara lain dengan mengangkat bahu Maurine namun Maurine menghindar dan semakin terisak.
Rosyid bingung harus melakukan apa lagi untuk menenangkan Maurine. Kemudian ia mengambil air dan memberikannya ke Maurine agar lebih tenang, namun jangankan diminum, Maurine saja masih belum beranjak dari posisi tiarapnya. Rosyid mengingat adegan drama yang sering ditonton adiknya saat wanita dalam ketakutan sang pria memberikan jaketnya dan diselimutkan pada wanitanya. Ia segera mengambil rompi yang berada tak jauh darinya dan memberikannya pada Maurine, namun masih belum membuahkan hasil. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari Rangga.
"Adek tunggu sebentar, saya cari Kapten dulu".Ditengah ketakutannya tiba tiba ada ada yang memegang kepalanya. Dengan cepat Maurine menangkis tangan tersebut, namun orang tersebut membekap mulut Maurine dan membawanya pergi dari situ.
"Lapor kapten. Maurine menangis" belum selesai Rosyid berbicara, Rangga sudah memotong ucapannya
"Saya titipkan Maurine ke kau, itu artinya sekarang Maurine adalah tanggung jawabmu""Siap kapten"
Rangga segera berlari menuju tempat dimana Maurine berada. Namun sesampainya disana ia hanya belihat rompinya tergeletak di tanah dan tak melihat tanda tanda keberadaan Maurine. Ia mengambil rompinya dan menyalakan senter kemudian memanggil nama Maurine berkali kali. Bahkan ia sudah berkeliling wilayah tersebut berkali kali namun nihil. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari Maurine ke tenda, namun tenda tersebut kosong. Ia bertanya kepada beberapa kawannya yang sedang berjaga namun tak ada satu pun yang melihat Maurine.Rosyid masih belum menyerah. Ia terus berjalan tanpa tujuan dengan harapan bisa menemukan Maurine. Sudah berjam jam ia berjalan ditengah hutan namun belum juga menemukan tanda tanda keberadaan wanita itu. Hingga akhirnya Rosyid memilih untuk kembali dan memberitahukan kejadian ini kepada Rangga.
Dari kejauhan, Rangga melihat Rosyid berlari namun ia mengabaikannya dan fokus pada tugasnya.
"Lapor kapten"
"Kenapa lagi Maurine?"
"Maurine hilang"
Mendengar perkataan itu Rangga langsung kaget dan membawa Rosyid menjauh dari area tembak.
"Kau ini jaga satu perempuan saja tidak becus bagai mana mau jaga negara"."Saya berjanji akan menemukan Maurine sebelum fajar" ucap Rosyid dengan yakin.
"Kau tau apa yang lebih baik dari pada janji?"
"Siap perbuatan"
"Itu kau tau, kenapa baru saja kau berjanji untuk menemukan Maurine sebelum fajar?"
"Karena saya yakin"
"Saya paling tidak suka pada orang yang berambisi tinggi tanpa berpikir. Saya pegang janjimu"
"Siap kapten"
Rosyid kembali mencari Maurine, sedangkan Rangga sedang menyumpahi Maurine dengan berbagai umpatan karena selalu saja merepotkan.
"Untung kau cucu jenderal, kalau tidak sudah kubuang kau ke kandang macan".Halo semua...
Maapin author yang lama update 😫
Semoga kalian suka dengan cerita ini💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu kapten
Teen Fiction"Liburan kali ini pihak kampus akan mengirim 1 mahasiswa dan 1 mahasiswi terpilih untuk mempelajari serta mengamati pendidikan kopassus selama 7 bulan" ucap rektor yang sedang berpidato dimimbar Aula. Ada beberapa mahasiswa yang bersorak senang, nam...