7. Telat?

380 44 6
                                    


- I found love and friendship in one person :)

- Alexa.

Kring! Kring! Kring!

Alarm berbunyi menunjukan pukul setengah tujuh pagi, matanya yang masih mengantuk perlahan terbuka.

"Whoaaaaaa..." Aca menguap dan langsung menutup mulutnya.

"Udah jam berapa sih?" ucap Aca sambil mengucek kedua matanya.

Diliriknya jam disamping meja.

"APA! UDAH SETENGAH TUJUH? MAMPUS DEH GUE TELAT! "

Aca langsung berlari menuju kamar mandi, dua puluh menit berlalu, Setelah melakukan ritual mandi, ia mengeringkan rambutnya dan memakai seragam sekolah putih abu-abu.

"bi Iroh, bisa tolongin Aca gak bi" panggil Aca yang kini sedang berada di ruang makan.

"Iya non ada apa?" jawab bibi yang sedang menyapu diruang tamu.

"Tolong ambilin tempat makan Aca dong bi"

"Siyap non"

Tak lama kemudian, "Nih non tempat makan nya"bibi menyerahkannya kepada Aca.

"Terimakasih bibi yang cantik"

"Sama-sama non Aca"

"Yaudah bi, Aca berangkat kesekolah dulu ya, udah telat nih. Assalamualaikum" sambil mencium tangan bi Iroh dan berlari keluar rumah.

"Waalaikumussalam. gak sarapan dulu non?" teriak bi Iroh.

"Enggak bi, Aca udah bawa bekal"Jawabnya.

Di Halte.

Aca terus-terusan melihat jam diponselnya, "Tuh kan makin siang, telat ni gue pasti" Gumam Aca.

"Apa gue jalan kaki aja ya? Kali aja dilampu merah gue nemu angkot?"

Setelah berfikir panjang dan terpaksa, akhirnya Aca berlari ke tempat angkot yang biasa berhenti menunggu penumpang.

Saat setengah perjalanan, Aca berhenti karna kelelahan,baru kali ini Aca berlari, maklum saja karna Aca tipe anak yang lebih milih tidur dibanding olahraga.

"Hosh hosh... Capek juga ya lari, gak sanggup gue"

tiba-tiba terdengar suara klakson motor dari belakangnya.

Tin! Tin! Tin!

'Duh berisik banget sih!'batin Aca kesal.

Tin! Tin! Tin!

Aca tidak memperdulikannya.

TIN! TIN! TIN!

Oke fix kali ini kesabaran Aca sudah habis, ia langsung membalikan badannya ke belakang.

"WOI! LO TAU BERISIK GAK SIH!" Bentak Aca.

Laki-laki itu membuka kaca helmnya, Aca menatapnya tidak percaya, apa benar Reynand ada dihadapannya? Atau, hanya halusinasinya saja?

"Kenapa? Ayo omelin gue lagi" Suruh Reynand.

"E-eh sorry Rey, gue nggak tahu itu elo hehe" Cengir Aca.

Sebuah Harapan [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang