delapanbelas.

757 30 1
                                    

-
"Aku gak suka menunda Jim,"

"Aku tau. Kasih aku waktu sebentar ya? By the way aku mau panggil teman lama ku buat datang kesini." Ucap Jimin lalu berdiri.

"Ah, aku sudah selesai, Hyung lanjutkan saja." Lalu Jimin pergi dari sana.

Yoongi melihat Jimin pergi dengan kepala yang menunduk. "Apa aku membuat kesalahan lagi?" Tanya Yoongi ke diri sendiri.
-

Setelah itu Jimin naik ke kamar dengan sedikit rasa kesal, ia tak tau dimana letak salah Yoongi, tapi ia kesal.

Jimin mengambil handphone nya dan menelpon sahabatnya, siapa? Seokjin tentu saja.

"Seokjin hyungie,"

"Hm, kenapa menelpon?"

"Hyung mau datang kerumahku? Ajak Sungwoon dan baekhyun ya?"

"Jam berapa?"

"Siang ini. Bisa kan?"

"Ya. Nanti aku kabari kalo mau berangkat."

Panggilan ditutup Seokjin secara sepihak.

.
.

Drt...drt...

Handphone Jimin berdering, tertara nama 'Seokjin hyung', dengan cepat Jimin mengangkat telepon itu.

"Gimana hyung?"

"Jadi, aku on the way kesana."

"Ok, nanti kalo udah sampai langsung ke kamarku aja. Hyung masih ingat kamarku yang mana kan?"

"Iya."

Sambungan pun terputus.

.
.
.

"Ya siapa itu?"

"Kim Seokjin."

Setelah itu, pagar mansion itu terbuka otomatis saat tau kalau itu Seokjin.

2 mobil mewah terparkir di halaman mansion Park.

"Tolong simpan kan kunci mobilnya, nanti saat kami ingin pulang kami ambil." Ucap Seokjin ke penjaga halaman.

Penjaga itu mengangguk dan membungkuk sopan.

.
.
.

"Ahjumma Park!"

"Ah, Baekhyun! Baru sekarang mampir lagi,"

"Hehe, aku sedang sibuk mengurus pernikahanku ahjumma."

"Hah?! Nikah? Sama siapa?"

"Chanyeol."

"Kamu bawa dia?" Tanya nyonya Park melihat-lihat di belakang Baekhyun.

"Enggak, kata Seokjin gak usah bawa, nanti Jimin marah."

"Kenapa emangnya? Kan Namjoon dan Chanyeol bisa ngobrol sama Yoongi, ada Appa Min dan Appa Park juga."

"Ah, nanti aku telepon Chanyeol, aku naik ke kamar Jimin dulu ya Ahjumma." Ucap Baekhyun. Nyonya Park hanya mengangguk.

.
.
.

"Jadi kenapa kamu manggil kita?" Tanya Seokjin.

"Huft, Yoongi Hyung mau nikah." Ucap Jimin yang membuat Seokjin, Baekhyun dan Sungwoon kaget.

"Hah? Woy? Yang bener aja?"

"Iya Sung, aku masih ragu buat nikah."

"Ku kira Yoongi mau nikah sama orang lain."

"Ku tapol ya mulutmu kalo berisik lagi." Geram Jimin.

"Salahku apa woy?" Bingung Sungwoon.

"Udahlah Sung, lagi badmood kali." Ucap Seokjin membekap mulut Sungwoon.

"Hyong, lepwas." Karena tidak di lepas, akhirnya Sungwoon menggigit tangan Seokjin.

"Sakit bodoh!" Ucap Seokjin, memukul leher Sungwoon.

"Yak! Kok jadi kalian yang berantem sih?" Ucap Baekhyun ke Seokjin dan Sungwoon yang udah siap-siap mau mencakar satu sama lain.

"Gini aja Jim, kalo kamu memang belum siap, ya udah kamu bisa undur itu 1 bulan atau beberapa bulan, tapi jangan sampai Yoongi capek nunggu. Cah ayo senyum, kita bikin es krim, ayo pergi ke supermarket buat beli bahan." Ucap Baekhyun final ke Jimin. Setelah itu mereka beranjak dari kamar ke dapur.

.
.

"Aku aja yang pergi beli bahan, aku telepon Chanyeol, dadah."

"Itu Yoongi, sana samperin, biar gak jadi salah paham." Jimin hanya mengangguk, lalu mendatangi Yoongi yang lagi duduk santai di taman belakang.

"Jim! Aku sama Sungwoon ke dapur duluan ya!" Teriak Seokjin dari jauh yang di angguki Jimin.

Yoongi menoleh saat mendengar nama Jimin-nya di sebut. Ia melihat Jimin yang menghampiri nya perlahan, dengan cepat Yoongi menegakkan tubuhnya lalu berdiri. Menghampiri Jimin-nya juga.

Yoongi merentangkan kedua tangannya saat menuju ke arah Jimin, lalu dengan cepat Yoongi memeluk pinggang Jimin erat.

Jimin terkejut saat Yoongi memeluk pinggangnya dengan tiba tiba. Jimin mendongakkan kepalanya sedikit lalu menatap Yoongi. "Hyung, maaf." Setelah mengatakan itu Jimin langsung memeluk tubuh Yoongi dengan erat dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Yoongi.

"Maaf, sebenarnya aku belum siap untuk menikah." Ucap Jimin lagi.

Mendengar ucapan itu pun Yoongi langsung membalas pelukkan Jimin dengan erat. "Hey, gak apa sayang." Ucap Yoongi sambil mengecup puncak kepala Jimin dan mengusap surai nya dengan lembut.

"Gak apa, kalau begitu kita tunggu sampai kamu nya siap okay?" Jimin melonggarkan pelukan mereka lalu mendongakan kepalanya untuk menatap Yoongi.

"Hyung.."

"Hm??"

"Hyung gak apa?" Tanya Jimin takut-takut.

"Gak apa sayangg. udah yuk masuk, kita buat es krim." Ucap Yoongi melepaskan pelukannya lalu menaruh satu tangannya di bahu Jimin, membawa Jimin pelan ke dapur.

——

Author note : HELLO ! LONG TIME NO SEE YA?? HEHE. masih ada yang nunggu gak nih? Wkwk. Maaf ya, baru publish cerita ini lagi, aku lagi revisi semua cerita, sampai ada yangku unpubulish karna alurnya gak jelas.
              

AH! Nanti bakal kecampur sosial media,
and konflik kecil lagi. secepatnya bakal ku up kokk.

Happy reading yaa, jangan lupa feedbacknya ya hehe, thank u.

Mate [ym]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang