6

224 27 3
                                    

Kriiiinnnggg

Jam weker dikamar jisoo berbunyi , jisoo yang masih bersembunyi dibalik selimut terusik . Suara bising itu mengganggu tidurnya .

Jisoo bangun memcoba menyesuaikan kondisi tubuhnya saat ini . Dengan posisi bersandar berkali kali jisoo mencoba untuk membuka matanya yang dirasa berat .

Jam weker masih tetap berbunyi , tangan jisoo terulur guna menghentikan kebisingan yang pagi ini sudah mengganggu tidurnya .

Ingin rasanya jisoo berbaring kembali , namun tugasnya untuk mengajar sudah menanti . Belum lagi hari ini ada rapat dewan guru yang tidak bisa ia hindari .

Jisoo menyingkirkan selimut yang menutup tubuhnya , kedua kakinya ia turunkan dari atas tempat tidur . Perlahan ia mulai bangkit dan melangkah menuju kamar mandi .

Jisoo bukan tipe perempuan yang melakukan apapun dengan lama , semua ia lakukan dengan cepat , terbukti karena saat ini jisoo sudah siap untuk pergi mengajar . Sebelum pergi jisoo menghampiri ibunya yang tengah berkutat didapur .

" pagi bu .." sapa jisoo , ibu kim tersenyum kearah putrinya .

" dimana junghwan sama yeri .. ?" Tanya jisoo ketika ia tak melihat kedua adiknya

" kita disini .." sahut yeri yang baru saja keluar dari ruang pribadinya disusul junghwan yang berjalan dibelakang yeri .
Jisoo dan ibu kim tersenyum kearah keduanya .

" semalam kakak dianter siapa ..?" Tanya yeri , yang sudah mendudukan tubuhnya dikursi
Pertanyaan dari yeri tak digubris oleh jisoo ia tepat melanjutkan sesi sarapannya .

" si kakak .. kalau ada yang nanya itu dijawab .." yeri gemas karena tak mendapat jawaban dari jisoo , mendengar ucapan yeri , jisoo tersenyum penuh arti

" astaga .. adikku ini rasa ingin tahunya besar sekali .. " sahut jisoo , kedua tangannya ia gunakan untuk mencubit kedua pipi yeri , yeri mendengus kearah jisoo sembari mengelus kedua pipinya yang terkena cubitan oleh jisoo .

" apa kalian belum selesai .. kalau begitu kakak pergi lebih dulu , untuk kalian berdua jangan sampai terlambat .. jika terjadi .. hukuman akan menanti .." ucap jisoo , sedikit menjahili kedua adiknya dengan ancaman . Junghwan mencibir sedangkan yeri kembali mendengus , melihat tingkah kedua adiknya membuat jisoo kembali tersenyum .
Namun senyum jisoo seketika hilang ketika ia tak sengaja melihat satu kursi kosong dimeja makan , kini jisoo tersenyum miris , kursi yang biasa diduduki oleh ayahnya kini kosong seperti rumah yang tak berpenghuni .

Ibu kim melihat perubahan sikap putrinya , ia pun menghele nafas .

" jisoo , nanti siang ibu berencana untuk menjenguk ayah .. apa kamu mau ikut ..?" Tanya ibu kim , ingin mencairkan suasana hati jisoo .

Jisoo mengerejap matanya , ia tersenyum kearah ibu kim . Kemudian jisoo menganggukan kepalanya .

" kita berdua ikut ya .." ucap junghwan , ibu kim dan jisoo menoleh kearah junghwan , dan keduanya menganggukan kepala tanda setuju .
Tentu saja hal itu membuat junghwan dan yeri senang , begitu pula jisoo ia bahagia melihat keluarganya selalu dipenuhi canda tawa , meskipun jisoo tahu dalam lubuk hati mereka tersimpan luka yang teramat dalam .





" bukannya itu jisoo .."
Baru saja jisoo keluar dari dalam rumah ia mendengar suara seorang wanita paruh baya yang dipagi hari tengah berkumpul dengan para tetangganya yang lain . Melihat para ibu ibu tengah memperhatikannya jisoo hanya tersenyum tipis . Ia melangkahkan kakinya kembali .

" kalian tahu , semalam saya melihat jisoo dianter mobil mewah , " ucap wanita paruh baya lainnya

" yang bener , bukannya dia kalau pulang selalu naik angkot .." tanya ibu ibu lainnya .
jisoo bukannya tuli , Ia bisa mendengar ibu ibu yang tengah membicarakannya . Jisoo tidak perduli .. bagi jisoo hal seperti ini digosipkan oleh para tetangganya adalah hal yang biasa , dan jisoo selalu menganggapnya sebagai angin lalu .

i want you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang