Part 3

17 2 0
                                    

*******

Saat ini didalam masjid pesantren Al-Hikam sedang berlangsung pengajian yang dipimpin oleh Gus Husain. Beliau saat ini duduk di depan sambil membacakan makna dari kitab berjudul Fathul Qorib itu. Semua Santri dan santriwati begitu serius mendengarkannya, walaupun terkadang merasa mengantuk dan sedikit pegal dibagian pinggangnya.

Pesantren Al-Hikam hanya menerima sedikit santri, bukan karena tidak ada yang mendaftar. Justru yang mendaftar sangatlah banyak tapi kembali lagi pada peraturan jika pertahunnya Pesantren ini akan menerima 200 santri dan meluluskan 200 santri pula. Karena jika terlalu banyak menerima santri takutnya mereka tidak terurus, juga dalam bidang akademik maupun non-akademik pesantren ini mampu menjuarai berbagai lomba sampai tahap internasional. Inilah sebab mengapa pesantren ini begitu diminati banyak orang

Setelah pengajian dimasjid selesai para santri akan disibukkan oleh kegiatan rutin membersihkan pesantren, saat ini dua perempuan cantik berjilbab panjang itu sedang berjalan sambil tersenyum jika ada yang menyapanya.

"Assalamualaikum Umi, Neng Zahra" Ucap beberapa santri yang melewati keduannya.
"Waalaikumssalam"
Saat ini Zahra dan Uminya memang sengaja berjalan jalan sambil mengawasi para santri, kadang juga mereka pergi kedapur untuk melihat para santri yang mengabdi dan mengecek semua kebutuhan pesantren. Karena memang semua hal hal yang berkaitan dengan urusan Pesantren Umi dan Zahralah yang mengatur.

Setelah selesai dengan pekerjaannya mereka pergi kendalem untuk menyiapkan makanan untuk makan malam. Saat sedang membuat teh Aisyah dikagetkan dengan tepukan dibahunya sontak hampir saja membuat teko berisi teh panas dihadapannya ini tidak jatuh.

"Astagfirullah Bang Arka...untung saja teh panasnya tidak jatuh, ada apa? Abang butuh sesuatu?" Ini nih gimana ngak tambah sayang kalo perempuan didepannya ini sangatlah lemah lembut, kadang arka dibuat bingung kenapa Adek kesayangannya ini tidak pernah mengumpatinya, jangankan mengumpat membentak dan berkata kasar saja sepertinya Zahra tidaklah sanggup.

"Hehehe... Abang tidak membutuhkan apa apa sayangku, hanya saja abangmu ini kangen dengan adek kesayangannya" Jawab Arka sambil menarik Zahra ke ruang tengah untuk berkumpul dengan lainnya.

" Arka.. Jangan menarik Zahra seperti itu, kalau dia jatuh bagaimana" Peringat dari sang sulung, siapalagi kalau bukan Husain.

" Iya Arka, Kenapa Zahra ditarik tarik seperti itu. Kan kasian anak kesayangan Abi nanti tangannya sakit" balas Pria paruh baya yang duduk dengan disampingnya ditemani wanita cantik yang terduduk disana.

"Aiss... kan Arka ini lagu kangen sama Zahra Abang, Abi. Wajarlah kan Zahra ini adek kesayangan aku" Jawab Arka kesal.

" Adek kesayangan kita" Ralat kedua abangnya itu.

"Yayayaya... Zahra adek kesayangan kita dan tapi lebih sayangan aku sih" Balas Arka tidak mau kalah.

Zahra hanya tersenyum kecil melihat ke tiga abang kesayangannya itu. Belum lagi jika semua abangnya berkumpul, pasti mereka semua memperebutkan Zahra karena hanya dia Cucu perempuan dari keluarga Abi dan Uminya.

"Sudah sudah jangan bertengkar" Lerai sang Umi.

Keadaan diruang tengah terisi dengan candaan yang begitu bahagia, dengan bumbu bumbu pertengkaran saudara kembar yang merebutkan Sang adik, dan Sang sulung yang melerai terkadang juga sang sulung ikut menggoda adik kembarnya itu. Berbeda dengan keadaan di Rumah mewah yang didalamnya terdapat dua pemuda yang sedang berbicara serius didalamnya.

"Jadi apa yang akan lo jelaskan? " Tanya pemuda itu to the poin

"Hehehe gini ya Zam, Si Zahra itu adek sepupu perempuan gue yang paling tersayang" Jelas Reza pemuda didepan Azam itu. Ya mereka berdua sedang berbicara tentang kejadian beberapa jam lalu.

" Setau gue sepupu lo cuma laki laki kok ada perempuannya juga"

"Yeee, sepupu gue juga ada perempuannya... tapi Cuma satu dan itu Zahra, semua sepupu gue laki jadi jangan macam macam sama adek kesayangan gue. Bisa digempar lo sama pawang pawangnya"

"Siapa juga yang mau macem macem, lo kira gue cowok apaan" Balas Azam tak terima, dikira ia Playboy apa.

" Hehehe Canda Boss.. Tapi yang soal di gempar gue serius, bahkan gue bakal bantai tu orang kalo macem macem sama Zahra"

"Hmmm.... Apa Zahra sudah punya seseorang dihidupnya? "

"Seseorang dihidupnya ya banyak, kan ada Keluarga, Teman temannya, dan abang Reza ini" Jawab Reza sambil cengengesan. Sebenarnya Reza paham maksud dari sohibnya ini tapi ia ingin menggoda Azam dulu :).

"Bukan itu, yang gue maksud itu pacar atau ........ suami mungkin" dengan memelankan kata suami, entah rasanya tidak rela jika peremluan itu memeliki seseorang yang spesial.

" Pfftftt... Hahahaha, Muka lo kayak ngak pernah dikasih makan aja. Melas banget" Semburan tawa dan ejekan Reza kemudian dibalas dengan tatapan tajam Azam. Bisa bisanya Sohibnya ini mengatainya. Untung Sahabat.

"Hehehe..... Sorry sorry, tenang aja untik saat ini Zahra masih melajang"

"Untuk saat ini?"

" Ya kan lo tau Zahra itu Paket komplit, Masak? bisa, Cantik? Banget, Baik hati, Lemah lembut, dan jangan lupa senyum dan tatapannya ituloh sangat meneduhkan. Kalo aja dia bukan adek sepupu gue, udah gue nikahin tu anak dari dulu"

" Dasar.. itu mah maunya el, tapi bener kan kalo adek lo itu belum ada yang punya"

" Kalo ditanya belom jawabannya iya tapi bukan berati ngak ada yang tertarik, bahkan dalam sebulan yang ngelamar Zahra ni ya bisa lebih dari 5 orang. Tapi Zahranya menolak karena masih ingin meraih gelar sarjananya"

Azam yang mendengar jawaban Reza Menghela nafas lega dan gusar, lega karena sang gadis idamannya masih melajang dan gusar karena begitu banyak saingannya untuk mendapatkan sosok Aisyah. Reza yang dari tadi mengamati perubahan ekspresi Azam sudah menebak jika Sohibnya ini tertarik pada Zahra.

"Udah jangan dipikirin, kalo jodoh ngak bakal kemana. Paling juga ke tetangga" Canda Reza. Yang dibalas dengusan kesal oleh Azam. Dasar untung saja ia tidak kelepasan dengan memaki sohibnya ini.

Malam begitu sunyi, beberapa jam lalu Reza berpamitan untuk pulang katanya Bundanya kangen anak gantengnya. Dasar Narsis.. untung sahabat kalo tidak sudah Azam lempar ke sungai.

Aisyah bagaimana bisa kamu mencuri hati saya dengan mudahnya- lirih Azam dengan memejamkan matanya untuk mengarungi lautan mimpi.

Jangan Lupa Vote dan Komen❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bidadari HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang