Prolog

48 2 0
                                    

Author POV

Di tengah teriknya kota, seorang anak perempuan menyusuri ruko-ruko sambil membawa gitar kecil kesayangannya dengan melantunkan nada-nada yang indah. Sesekali ia berhenti untuk menghilangkan rasa lelah setelah berjalan jauh.

“Alhamdulillah, hari ini dapat lebih banyak dari kemarin. Bisa buat beli buku cerita baru, hihihi” serunya bahagia.

Tidak jauh dari tempatnya berteduh, terlihat ada seorang anak kecil laki-laki yang berdiri seperti menunggu seseorang. Kemudian anak tersebut menghampirinya yang sedang termenung memikirkan sesuatu

“Hai, kamu ngapain di sini?” Tanya anak tersebut sambil duduk di sebelahnya yang membuat si empunya terjengkit kaget mendengar suara seseorang di dekatnya.

“Kamu siapa?”

“Kamu bisa panggil aku bagas, nama kamu siapa?”

“Aku prilly, sepertinya aku gak pernah lihat kamu di daerah sini.”

“Iya aku baru pindahan kemarin, rumahku gak jauh dari sini kok. Di perumahan Edelweis sana, kamu kok bisa di sini?”ucapnya seraya mengangkat tanganya menunjuk suatu tempat

“Sama dong, rumahku juga di sana. Aku habis kerja… ups, emmm…kayaknya aku harus cepet cepet pulang. Takutnya dicariin papa. Aku duluan ya, dahhhh”ucapnya tergagap sambil berdiri kemudian berlalu meninggalkan sesosok tadi

“Eh tunggu dulu, aku belum selesai tanya.” Teriak bagas sambil menggaruk tengkuknya.
“Buru-buru banget sih!!” Tambahnya seraya menghentakkan kaki dengan kesal.

“Bagas, kamu ngapain di situ? Yuk pulang.”
“Ga papa kok ma, yaudah yuk”ucap bagas seraya menggandeng tangan sang mama.
‘Aneh, bukanya perumahan ini orang-orangnya berada. Tapi kenapa dia masih seumuran aku udah kerja ya?’ batin bagas bertanya-tanya.

Terlahir dari keluarga yang kaya raya, memiliki 2 kakak perempuan dan menjadi anak bungsu.
Apa yang kalian fikirkan?
Dimanja??? Penuh kebahagiaan??
Tidakkk

Jesica Anatasya Wicaksono, kakak yang sangat baik dan sangat sayang kepada prilly. Berbanding terbalik dengan Alika Wicaksono, kakak kedua yang sangat benci akan kehadiran prilly dikeluarganya. Serta sang papa, Danang Wicaksono, yang hanya melimpahkan kasih sayang nya kepada kedua kakaknya.

“Kamu dari mana aja? Hari minggu bukannya bersih-bersih rumah malah keluyuran gak jelas!!” Teriak sang papa sambil menjewer telinga putrinya

“aw, pa sakit. Prilly cuma main ke rumah teman sebentar pa..”

“alasan aja kamu, hari ini kamu papa hukum gak boleh makan siang. Udah sana masuk kamar!!” Bentak sang papa sambil menyeret putrinya memasuki rumah lalu mendorongnya hingga terjatuh

“iya pa, maafin prilly” Jawab prilly sambil berdiri kemudian berjalan menuju kamar menahan isak tangis yang ingin keluar bebas dari persembunyiannya

Setelah menutup pintu kamarnya, pertahanan prilly pun runtuh, terduduk menangis hebat menyandarkan tubuhnya di balik pintu, “Aku gak marah kok sama papa, papa tetap yang terbaik buat aku.” Ucapnya seraya mengambil foto sang mama yang terletak di nakas meja

“Mah, mama jangan marah sama papa ya. Papa sayang kok sama prilly. Prilly mau ketemu mama, prilly…..”l Lirih prilly yang tidak sanggup melanjutkan ucapanya sambil memeluk foto sang mama menahan sesak yang ingin terus menerus keluar.

“Prilly janji bakal buat papa dan mama bangga!!” Tekad prilly bulat, meskipun tanpa adanya kasih sayang dari sang papa. Ia tetap ingin menjadi anak yang berbakti dan bisa membanggakan orang tuanya.

Hidup di tengah keluarga yang penuh kebencian bukan impian seorang Aprillya Zamora.

********

kembali lagi dengan aku, ini prolog dulu ya…aku gatau feel nya bakal tersalurkan apa enggak, tapi semoga aja iya wkwkw
Jangan lupa vote+komennya ya hihiw
Sampai jumpa besok di part selanjutnya………

Salam manis dari author:*
Sidoarjo, 15 Mei 2020

MELODY🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang