Author POV
“Lama banget sih, nganterin Ali doang. Ngapain lo berdua di UKS?” Tanya Bagas ketika melihat Prilly memasuki kelas,
“apaan sih, yang ngobatin dia lah!! Ngapain lagi emang.” Jawab Prilly seadanya, “gue mau ganti dulu, ntar kalau udah masuk bilang aja gue masih ganti,” lanjut Prilly setelah mengambil seragamnya dari tas kemudian berlalu keluar kelas.
Setelah Prilly berganti pakaian, saat ia segera menuju ke kelas tiba-tiba ada yang menarik lengannya dan mencengkramnya kuat,
“aw..sakit kak!!” pekik Prilly tertahan karena Alika terus menarik tangannya entah akan dibawa kemana. Ya seseorang yang tiba-tiba menarik tangan Prilly yaitu Alika.
“Kak, aku mau dibawa kemana? Ini udah masuk kak,” tanya Prilly yang tidak mendapatkan jawaban apapun dari Alika,
Setelah sampai di tempat yang dituju, di belakang sekolah. Alika langsung menghempaskan tangan Prilly lalu mendorongnya sampai punggungnya membentur tembok.
Prilly hanya meringis sambil memegang bahunya yang terasa sedikit nyeri, “gue kan udah bilang sama lo, jauhin Ali!!” Suruh Alika,
“gak bisa kak, aku kan juga udah bilang sampai kapanpun aku gabakal jauhin Ali, lagi pula kakak kan juga ga suka sama Ali.”
“Iya emang gue gasuka sama Ali, tapi sahabat gue, Raisya. Lo gak liat apa, Ali sama Raisya itu sama-sama suka. Lo aja yang egois!!”
“Sejak kapan Ali bilang suka sama Raisya kak, sejak kapan? Udahlah kak sampai kapanpun aku gamau jauhin Ali.” Balas Prilly sembari menegakkan tubuhnya hendak meninggalkan tempat.
Alika yang mendengar jawaban Prilly semakin geram, ia meraih bahu Prilly kemudian mendorongnya lagi hingga membentur tembok, “oke…gue juga bakal lakuin apapun biar lo gak bahagia, liat aja nanti!!!” ucap Alika berlalu meninggalkan Prilly sendirian.
Prilly hanya bisa menatap nanar kepergian sang kakak.
****
Hampir semua murid meninggalkan kelas, tinggal tersisa Prilly, Aby, Bagas, dan Alvin.
“Untung aja doi ga marah besar tuh pas tau lo tidur di jam pelajaran dia,” celetuk Aby menoyor Bagas.
“Lah gimana lagi, orang gue ngantuk banget. Lagian ya, udah tau pelajarannya bikin ngantuk, di taruh di jam akhir,” balas Bagas sekenanya,
“Alasan aja lo,” sahut Alvin, Prilly yang mendengarkan percakapan mereka hanya terkekeh pelan.
“eh Pril, bye the way…tadi kenapa lo lama amat ganti baju?” tanya Bagas
Prilly terdiam sejenak, mencari alasan yang tepat, tidak mungkin ia cerita kejadian yang sebenarnya. Walaupun mereka bersahabat, Prilly tidak terlalu terbuka tentang masalah keluarga.
“Gue tadi ke Bu Dira ambil tugas kelompok, nah gimana kalau kita mulai ngerjainnya lusa? Gue besok ada kerja, jadi gabisa. Gimana? Kalian bisa nggak?” jawab Prilly lalu bertanya untuk mengalihkan pembicaraan.
“Gue sih bisa aja, kalo kalian?” Tanya Bagas menatap Alvin dan Aby, yang kemudian dibalas anggukan oleh keduanya.
“Okeh, kalau gitu lusa. Di rumah lo ya gas,” ucap Prilly akhirnya memutuskan dan meminta persetujuan Bagas, yang hanya dibalas acungan jempol.
“Pulang yok!!” Ajak Alvin
“Yok lah, Prill lo ga ke mana-mana lagi kan? bareng gue aja yok?” saran Bagas
Prilly berpikir sejenak, “udahlah prill gausah mikir-mikir, lagian rumah lo sama bagas kan emang searah.” Sahut Alvin.
“Yaudah deh,” putus Prilly,
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODY🍁
Teen Fictionkeluarga, cinta, persahabatan.... semuanya bisa berubah seiring berjalannya waktu... hidup seperti melodi, yang tercipta dari nada tinggi dan rendah... ada tangis dan tawa~ "Aku berusaha menciptakan melodi indah di tengah kehidupan yang sesungguhn...