Author POV
Bel istirahat berbunyi….
“Kantin yok!!!” seru bagas bersemangat, menghampiri meja prilly yang sudah ada alvin dan aby. Eits…jangan kalian fikir karena mereka bersahabat, duduknya bersebelahan. Prilly menolak keras, mereka bertiga kan jail. Bisa-bisa mengganggu konsentrasi Prilly.
“Kalian duluan aja deh, gue mau ngasih laporan ini dulu ke Dimas.” Prilly berdiri sambil menunjukkan laporan yang ada ditangannya.
“Barengan ajalah, kan kelasnya searah juga sama kantin.”
“Gue udah janjian sama dimas di ruang OSIS, takutnya dia udah disana.” Ujar Prilly setelah membereskan buku-buku yang ada di mejanya.
“Udah kalian duluan aja sana, ntar gue nyusul.” Lanjutnya sebelum ia mendengar nada protes dari sahabatnya.
“Beneran ya!! awas aja lo gak nyusul. Gue aduin ke kakak lo, kalo lo gak pernah makan di sekolah.” Ujar Alvin dengan nada mengancam Prilly. Ya, memang Prilly sering tidak ikut ke kantin dengan berbagai alasan. Entah karena diet, rapat, tugas, dan semacamnya. Padahal tiap pagi dia jarang makan dirumah.
“iya iya, bawel banget deh” balasnya berlalu keluar kelas meninggalkan sahabatnya menuju ke tempat tujuan, ruang osis.
*****
Cklekk
“Gue kira lo belum dateng, dari luar kelihatan sepi banget.” Prilly duduk dikursi yang ada di ruang OSIS, seraya memberikan laporan yang ada ditangannya ke dimas, “Ini laporan yang lo minta kemarin. Semua nya udah ada disitu, lo baca dulu ntar kalau ada yang kurang lo bilang ke gue langsung.”
“Thanks ya.” Ucap Dimas yang hanya dibalas anggukan oleh Prilly
“mmm pril…” Suara Dimas memecahkan keheningan diantara keduanya.
Seketika Prilly mendongakkan kepalanya menatap dimas, “ya?”
“Bisa tolongin gue gak? Minta in tanda tangan ke Ali. Biar proposalnya bisa cepet gue ajuin ke kepsek.” Dimas memberikan proposal yang sedari tadi ia pegang.
“Kok pakek tanda tangan Ali juga? Biasanya tanda tangan lo sama yani aja udah cukup.” Tanya prilly keheranan.
Biasanya jika ada event OSIS, yang menandatangani selaku ketua OSIS, Yani selaku sekretaris, dan yang menjadi ketua pelaksana acaranya. Sedangkan Prilly disini menjabat sebagai wakil ketua OSIS.
“Lo lupa ya, event kita kali ini kan kerjasama bareng MPK. Jadi ya perlu tanda tangan Ali selaku ketua MPK” Balas Dimas menjawab pertanyaan Prilly. Ya disekolah mereka memang ada Majelis Perwakilan Kelas, biasa disebut MPK. Bisa dibilang kedudukan MPK disekolah lebih tinggi dari pada OSIS.
“Oiya gue lupa, yaudah sini proposalnya. Mumpung gue juga mau ke kantin, kan kelasnya juga searah.” Ujar Prilly seraya berdiri hendak keluar dari ruangan. Tetapi ia berhenti ketika mendengar suara ledekan dari temanya
“Bilang aja lo sekalian mau ngapel in Ali.” Ledek dimas sambil tertawa yang membuat prilly langsung menoleh kearah nya.
“You know me so well…” Balas prilly tersenyum malu, niat terselubungnya diketahui dimas ckck.
Terhitung sejak satu bulan yang lalu, prilly menyatakan perasaannya ke Aliansyah Gunawan, Ali. Semenjak saat itu Prilly memaksa Ali menjadi pacarnya dan mengklaim bahwa Ali miliknya, sedangkan Ali?? Hm, entahlah.
Hampir satu sekolahan pun tau itu, termasuk guru-guru. Terkadang para guru hanya terkekeh geli ketika melihat Prilly melakukan hal-hal yang membuat Ali jengah. Ya mereka memaklumi, toh nilai akademis Prilly dan Ali yang stabil dan bisa dibilang terus meningkat.
“Kalau gitu gue duluan ya, ntar kalau udah selesai langsung gue anter ke kelas lo” Lanjutnya keluar meninggalkan dimas seorang diri.
“oke, thanks prill.”
****
Prilly menghentikan langkah nya ketika melihat sahabatnya berjalan dari arah berlawanan. Ia pun memutar bola matanya malas. Habis ini pasti mereka bertiga nge dumel ke Prilly. Tapi karena waktunya terbatas mau tidak mau ia tetap melanjukan jalannya yang terhenti.
“Eits, mau kemana lo? Lo tuh ya bener-bener, udah ditungguin sampe makanan udah habis. Ga dateng-dateng, lo liat tuh sampe rambutnya Aby uban an nungguin lo doang nih!!” Cerocos bagas tanpa henti ketika sudah berhadapan dengan Prilly.
Nah kan
“Iya nih lo dari mana aja sih Pril, masa ketemu dimas aja lama banget.” Gerutu alvin, melanjutkan omel an bagas. Sedangkan Aby?? Ia hanya diam menyimak perkataan sahabatnya itu.
“Ya kan gue ada urusan tadi, gabisa langsung cepet gitu. Udah ah ngomel mulu deh. Minggir! Gue mau ke kelas Ali.” Jawab prilly menyingkirkan bagas dan alvin yang menutup akses jalannya.
“Mau ngapain lo ke kelas ali, gaada-gaada. Ini udah mau bel masuk. Lo kalau mau ngapel kira-kira dong prill. Lo kan suka lupa waktu kalo udah ketemu ali.” Kali ini aby ikut bersuara.
“Ck…Ini gue juga ada urusan sama Ali, gue juga udah tau kali kapan waktunya temuin dia.” Jawab prilly berdecak kesal, “Kalian duluan aja ke kelas, gue janji gak bakal lama.” Lanjutnya sambil mendorog sahabatnya mengisyaratkan agar mereka segera ke kelas. Ia pun melanjutkan langkahnya menuju kelas Ali. Mau tidak mau sahabat nya menurut, kalau enggak bisa-bisa Prilly tambah kesal lagi sama mereka.
***
Sampai didepan kelas Ali, Prilly melihat Gilang, teman sekelasnya Ali, keluar dari kelasnya, “Eh lang, Ali mana?” tanya prilly
“Ada didalem tuh. Masuk aja.” Balas Gilang. Prilly pun langsung memasuki ruang kelas dan langsung menuju ke meja Ali.
Ali yang merasakan kehadiran seseorang didepannya, mengalihkan pandangannya dari buku dan menatap orang yang didepannya. Setelah tau siapa orangnya, Ali langsung memutar bola matanya malas, “ada apa?” tanya Ali malas,
“Gue lagi gak mau diganggu! Kalau gak penting mending lo balik ke kelas aja sana” Lanjutnya, dengan nada seperti mengusir Prilly.
“Siapa yang mau ngganggu kamu sih, aku tuh cuma mau minta tanda tangan kamu buat proposal ini. Dimas minta tolong ke aku, sekalian aja biar aku bisa ketemu sama kamu.” Ucap Prilly memberikan proposalnya ke Ali sambil tersenyum manis, yang mungkin bisa membuat orang lain terpana, tapi tidak untuk Ali.
Ali mendengus pelan, setelah menerima proposalnya, ia langsung menandatangani nya cepat cepat, agar Prilly segera pergi kembali ke kelasnya.
“Udah kan?” ali memberikan proposalnya ke Prilly, “udah sana balik, gue gak mau bu yuli liat lo disini.” Ucap Ali tanpa mau melihat Prilly
“iya ini juga mau balik kok,” ucap prilly yang kemudian meraih salah satu tangan ali yang berada diatas meja lalu menggenggam nya, membuat sang empunya sedikit terkejut langsung menatap prilly yang sudah berdiri disampingnya.
“Semangat belajarnya ya!” setelah mengucapkan itu, Prilly langsung melepaskan tangan Ali dan berlalu pergi. Tanpa Prilly sadari, sedari tadi ada dua orang yang memperhatikannya di sudut kelas. Satunya menatap marah, yang satu lagi seperti…cemburu. Dua orang itu Alika dan satu temannya lagi, Raisya.
Raisya memang memiliki perasaan lebih ke Ali, karena dia menjabat sebagai wakil MPK membuat intensitas kedekantannya dengan Ali sangatlah besar.
Lagi pula didukung dengan sikap Ali yang terkadang manis ke dia dan dukungan Alika sebagai sahabatnya, membuat dia tidak menekan perasaanya.
Walaupun ia tau Prilly sudah mengklaim bahwa Ali miliknya, 'Ali sama prilly kan cuma terpaksa, jadi sah-sah aja dong gue deket sama Ali' pikirnya
Ali masih terdiam, atas tindakan prilly yang secara tiba-tiba. Ia bisa melihat tatapan dan senyum tulus dari Prilly. Dan ketika mengingat itu, ali merasakan ada yang berbeda. Hm entahlah…..
*****
Hai hai…
Jangan lupa vote+komennya yaa ^_^
Tetap semangat walaupun dirumah aja😘Sidoarjo, 17 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODY🍁
Teen Fictionkeluarga, cinta, persahabatan.... semuanya bisa berubah seiring berjalannya waktu... hidup seperti melodi, yang tercipta dari nada tinggi dan rendah... ada tangis dan tawa~ "Aku berusaha menciptakan melodi indah di tengah kehidupan yang sesungguhn...