Author POV
Sudah tiga jam pelajaran terlewati oleh Prilly, tapi tak satupun materi yang masuk ke otaknya. Sedari tadi ia menelungkupkan kepalanya di sela-sela tangan yang ia tumpukan di meja. Ia hanya mengangkat kepalanya saat dirasa perlu.
“Prill lo sakit ya? Ke UKS aja yuk, kita anterin.” Ucap Bagas duduk di sebelah Prilly setelah bel istirahat berbunyi,
“hemm..” balas Prilly hanya berdehem, “gue gak pa-pa kok, cuma pusing aja.” Lanjutnya sambil mengangkat kepalanya melihat Bagas, Aby, Alvin yang menatapnya khawatir.
Kondisinya hari ini memang kurang baik, bagaimana tidak? Semalam saat ia diantar pulang oleh Ali, ia meminta diturunkan di depan kompleknya. Sedangkan rumahnya dengan gerbang komplek terbilang lumayan jauh jika berjalan kaki.
Awalnya Ali tidak mau menuruti permintaan Prilly, tetapi mendengar suaranya yang agaknya memaksa, mau tidak mau Ali menurutinya. Prilly melakukan itu karena ia tidak mau Ali tau jika ia dan Alika serumah, yang nantinya membuat Ali tau ia dan Alika bersaudara. Jujur saja Prilly sudah lelah bertengkar dengan Alika, yang berujung ia lah yang dimarahi Papanya,
“gak biasanya lo pusing sampe segininya, ke UKS aja lah Prill. Lo dikelas juga gabakal konsen kalau kondisi lo kayak gini,” ujar Alvin sedikit memaksa,
“gue beneran gak pa-pa, mending kalian ke kantin aja deh, keburu waktu istirahat habis,” suruh Prilly sedikit jengah mendengar paksaan Alvin,
“kalau gitu gini aja, gue sama Alvin ke kantin. Makanannya gue bawa ke kelas, biar lo bisa ikutan makan. Gue tau nih lo pasti belum makan kan tadi pagi,” usul Aby seraya menebak-nebak kebiasaan jelek Prilly yang sering tidak sarapan, yang dibalas anggukan Alvin,
“nah boleh juga tuh!!” seru Bagas setuju akan usul Aby,
“terserah kalian deh, tapi lo jangan ganggu gue ya gas!!” peringat Prilly,
“iye iye..”
“yaudah gue sama Alvin ke kantin dulu,” pamit Aby menarik tangan Alvin mengjaknya pergi ke kantin.
Sesaat mereka berdua, Aby dan Alvin, sudah rela mengantri membeli makanan di kantin, yang entah kenapa hari ini terlihat lebih ramai dari biasanya, Aby melihat Ali yang tidak jauh dari tempatnya berdiri,
“eh nyet lo duluan aja ke kelas, gue mau ke UKS bentar, mau ambil obat buat Prilly.” Ujar Aby memberikan makanan yang dibawanya ke Alvin dan langsung berlalu pergi,
“eh eh.. woi!!! Nyett!!! Lo kira tangan gue ada berapa?!!” Teriak Alvin memprotes tindakan Aby yang tiba-tiba, “terus ini gue gimana bawa nya,” lanjutnya menggerutu,
Sebenarnya niat Aby memang ingin menuju ke UKS, tetapi saat melihat Ali, niatnya tertunda. Sepertinya ia harus berbicara serius dengan Ali.
“Li…”
Ali yang merasa terpanggil, langsung menoleh ke arah suara yang memanggilnya, menatap orang tersebut seperti tanya.
“gue mau ngomong sesuatu sama lo,” ucap Aby yang langsung to the point.
“Boleh, mau ngomong apa?” tanya Ali
“Ini soal Prilly,” jawab Aby membuat Ali menyerngit penuh tanya,
“gue tau lo pacaran sama Prilly emang karna terpaksa. Tapi lo apa gabisa sedikit aja peduli sama Prilly.” Ujar Aby sedikit penekanan,
“Sorry sebelumnya, gue sempet denger Prilly ngomong sama lo. Dan jujur aja gue kecewa sama lo, permintaan kecil kayak gitu aja lo gak mau ngabulin. Cowok macam apa lo,” lanjutnya menekan suaranya agar tidak terkesan terlalu keras. Ya seseorang yang melihat Ali dan Prilly di UKS waktu itu adalah Aby. Sebenarnya waktu itu ia ingin langsung mencerca Ali, waktu mendengar nada bicara Prilly yang mengisyaratkan permohonan dari lubuk hatinya.“Jadi lo nyamperin gue, cuma buat ngomong kayak gini?” balas Ali,
“apapun yang terjadi sama gue dan Prilly, itu urusan gue sama dia!! Kenapa lo ikut campur,” lanjutnya sedikit sanksi.
“Prilly itu sahabat gue, gue gamau lo terus-terus an sakitin dia!!”
“Kalau itu, lo tanya aja sama dia, kenapa masih mau sama gue!! Kan yang maksa pacaran itu dia, kenapa lo malah marah gak jelas gini ke gue,”
“lo bener-bener keterlaluan ya li,” ucap Aby yang benar-benar sudah tidak habis fikir dengan sikap Ali,
“lo pasti gak tau kan kalo sekarang Prilly lagi sakit, coba lo sedikit aja peduli sama Prilly yang notaben nya sekarang pacar lo. Gue tekanin sekali lagi sama lo, jangan nyakitin Prilly lagi, hargain sedikit aja perasaan dia!! Jujur gue heran kenapa Prilly bisa suka sama lo,” ujar Aby kemudian berlalu pergi melanjutnkan niatnya mengambil obat di UKS meninggalkan Ali yang hanya diam,
Ali terdiam, mencerna ucapan Aby baik-baik. Dan entah kenapa dua kata yang menyangkut di kepalanya, Prilly sakit?? Bukannya semalam ia baik-baik saja?? Batin Ali bertanya-tanya. Kenapa tiba-tiba ada perasaan lain yang muncul setelah mendengar ucapan Aby, seperti rasa… khawatir??
***
“Lo lama amat sih, ngambil obat di UKS kayak ngambil di planet lain aja!!!” cibir Bagas yang melihat Aby memasuki kelas,
“gue ada urusan bentar tadi, kalian udah makan kan?” jelas Aby,
“udah!! Sampe makanan lo udah berjamur nih!! Seenaknya aja lo ninggalin gue tadi!! Lo kira gue punya berapa tangan buat bawa makanan sebanyak itu. Untung aja tadi ada Mocil yang mau gue suruh bantuin bawa makanan. ” balas Alvin marah dengan nada yang agak mendramatisir,
Aby hanya mendengus mendengar jawaban Alvin, “nih Prill, lo minum obatnya. Biar mendingan,” suruh Aby memberikan obat yang diambil nya dari UKS.
“Makasih ya by, lo juga buruan makan!! Habis ini bel masuk,” balas Prilly yang sedari tadi memlih diam mendengarkan percakapan sahabatnya, menerima obat lalu segera meminumnya. Pusing di kepalanya terasa mendingan setelah makan makanan yang dibelikan, mungkin ia sakit juga karna suka telat makan.
****
Cuma bisa update segini...
Hari ini hectic parah😂
Jangan lupa vote+komennya ya hihiwSidoarjo, 22 Mei 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
MELODY🍁
Teen Fictionkeluarga, cinta, persahabatan.... semuanya bisa berubah seiring berjalannya waktu... hidup seperti melodi, yang tercipta dari nada tinggi dan rendah... ada tangis dan tawa~ "Aku berusaha menciptakan melodi indah di tengah kehidupan yang sesungguhn...