8. Tentang Kelabu

2.2K 198 10
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Tatkala arah mulai kembali, di jalan dan aliran yang seirama.
Tidak berbalik ke arah belakang tidak pula berbalik ke arah depan.
Baru tersadar, bahwa raga hanya berbalik arah tanpa melaju untuk berubah.

~Skenario Terindah~
Rani Septiani & Intan Fatimah

***

Ayat-ayat suci menggema serta meninggi di seluruh penjuru langit-langit pondok. Seluruh santri dan santriwati tengah mengaji bersama. Tak ada yang tak bersuara, Kalam cinta-Nya dibacakan begitu merdu dan tertib oleh makhluk-Nya, dipandu oleh seorang yang disebut guru besar pondok. Kyai Qomar Ubaidillah.

Santriwan dan santriwati tengah mengadakan pembacaan ayat suci Al Qur'an yaitu surah Yasin pada malam Jumat. Begitupun Afifah, mengikuti dengan tartil. Ia kini mulai terbiasa.

Tak terasa waktu cepat berjalan, hukuman demi hukuman yang Afifah dapatkan sedikit membuat Afifah merenungi kesalahannya. Beberapa saat ia labil, terobsesi akan sebuah cinta yang tak pasti untuk dipertahankan. Namun, terkadang ia lebih memilih jalan yang sudah jelas diharamkan. Sampai saat ini Afifah dan Danial masih dalam kebimbangan, menjalani suatu hubungan yang sudah jelas ada larangan. Mereka berdua masih berpacaran.

"Ra?" panggil Afifah pada Khairani dengan sebutannya.

"Iya Fah?" tanya Khairani sembari tersenyum.

"Ana mau jujur sama anti. Soal ana, emm ... Sama Danial."
Khairani menoleh ke arah Afifah. Mereka kini tengah berjalan berdua, setelah seluruh santri keluar dari masjid untuk pulang ke hujroh masing-masing.

"Tapi anti jangan marah ya?" tanya Afifah memastikan.

Khairani hanya menganggukkan kepala sembari tersenyum.
"Sebenarnya, ... ana sama Danial itu pacaran Ra."

"Astaghfirullah." Khairani berucap dengan menggelengkan kepalanya.

"Tapi sekarang sudah putus kan?" lanjut Khairani bertanya.

"Emm, belum Ra," jawab Afifah gugup.

Khairani menghela napas sebelum melanjutkan perkataannya, "Fah, anti kan sekarang tahu bahwa pacaran itu hukumnya HARAM, boro-boro pacaran, yang gak pacaran tapi kaya orang pacaran aja gak boleh."

"Maksdunya?" Afifah tidak mengerti.

"Orang yang gak pacaran, tapi selalu perhatian, berkhalwat atau berdua-duaan di tempat sepi atau nggak sepi juga kalau niatnya berduaan gak boleh. Maksudnya perhatian disini itu, jangan sampai seorang perempuan atau laki-laki mempunyai rasa berlebihan bagi kita yang memberi perhatian. Karena memang jika kita niat untuk menarik perhatian mereka supaya baper, itu gak boleh Fah. Anti paham?"

Afifah mengangguk-anggukan kepala sembari sedikit mencerna ucapan Khairani padanya.

"Terus, gimana dong?" tanya Afifah bingung.

"Putusin lah, Fah. Bismillah aja, kan anti mau hijrah. Niatin ninggalin dia karena Allah, karena kamu mau berubah jadi lebih baik lagi."

Afifah menunduk sejenak, ia tak tahu jika harus putus dengan Danial, berarti dia harus jauh dengan Danial. Tapi, Afifah berpikir kembali. Hingga akhirnya mereka sampai di hujrohnya.

Ketika Afifah tidur ia memikirkan Danial. Ia berpikir, jika ia putus bukan hanya dirinya yang akan sakit hati tapi Danial juga. Afifah hanya takut Danial berulah, Danial kembali seperti dulu, atau bahkan ia akan keluar dari pesantren ini dan menjalani hidup bebasnya. Karena Afifah tahu, alasan Danial pindah ke pondok pesantren hanya agar ia dan Danial menjadi dekat.

Skenario Terindah [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang