31. Duka yang Kembali

1.6K 180 42
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Saat semua dirasa bahagia
Seketika lenyap
Tatkala kebohonan terbongkar dalam sekejap
Lalu sebenarnya salah siapa?
Mungkin salah manusia yang lupa meminta bahagia pada-Nya

Skenario Terindah
Rani Septiani & Intan Fatimah

***

(Flashback on)

Hujan deras mengguyur permukiman tempat dua orang gadis kembar yang kini tengah menatap nanar kalender di didepannya. Salah satu tanggal dilingkari oleh gadis bernama Asyifa, sedang satunya lagi hanya menatap saudara kembarnya.

Hari ini tepat ulang tahun kedua gadis kembar tersebut, Afifah dan Asyifa. Sudah sejak pagi mereka menunggu orang tuanya pulang dari luar kota, sebab kedua orang tua mereka sempat berjanji akan mengajak mereka makan-makan dan jalan-jalan di luar. Namun sampai sore pun mereka tak kunjung datang. Dan kini, suara hujan yang awalnya ramai mulai sepi karena hujan sudah mulai reda. Asyifa dan Afifah sudah menunaikan sholat Ashar, namun orang tuanya tak kunjung pulang jua dan hanya meninggalkan pesan bahwa mereka tidak bisa pulang karena sedang ada meeting di luar kota dan baru pulang esok hari.

"Sepertinya ayah dan bunda sibuk ya." ucap Asyifa dengan raut kecewa.

Asyifa tipe perasa. Perasaannya bisa berubah-ubah. Namun jika sudah sedih, susah untuk menghiburnya karena Asyifa bukan orang yang terbuka seperti Afifah.

Afifah menatap saudaranya sedih. Walaupun sebenarnya hatinya biasa saja ketika orang tuanya sibuk, sebab biasanya pun hanya Asyifa yang diperhatikan. Tapi Afifah tetap sangat menyayangi Asyifa, sebab ia pun tahu bahwa Afifah lebih beruntung dari segi kebebasan. Ia bisa keluar rumah dan main kapanpun tanpa khawatir telat makan obat, karena ia sehat. Tidak seperti Asyifa yang selalu makan obat secara teratur,  jika kelelahan pasti pingsan atau sakit sampai di rawat. Dan Afifah selalu ingin agar kembarannya ini bahagia.

Asyifa sudah punya penyakit dari ia kecil. Walau sempat sembuh dan kembali kambuh pada saat Asyifa duduk di bangku SD kelas enam. Asyifa mengidap penyakit ITP, sebuah penyakit dengan trombosit rendah. Seseorang yang punya trombosit rendah rentan mengalami perdarahan. Seperti mimisan dan lain-lain.

Purpura trombositopenik idiopatik (ITP) dapat terjadi ketika sistem imun keliru menyerang trombosit. Pada anak-anak, kondisi ini mungkin terjadi setelah infeksi virus. Pada orang dewasa, kondisi ini dapat bersifat kronis.

Afifah membuka gardeng. Rupanya hujan sudah berhenti. Tiba-tiba Afifah berinisiatif untuk memberi kejutan pada kembarannya. Ia ingin mengajak kembarannya jalan-jalan dan makan baso halus barokah favorit mereka berdua. Tempatnya tidak terlihat jauh, namun tetap harus melewati jalan raya dan memakai kendaraan. Sehingga Afifah bergegas mencari kunci motor dan mengambil jaket untuknya dan Asyifa.

"Biar gue aja yang ngerayain ya. Kita berdua bisa ngerayain sendiri. Gih pakai jilbab dulu terus nih pakai jaketnya." ucap Afifah pada Asyifa sembari menyerahkan jaket.

Asyifa berjingkrak senang setelah Afifah berkata bahwa kita akan jalan-jalan memakai motor dan makan bakso halus barokah kesukaannya.

"Terima kasih, Afifah."

Tatkala akan berangkat Afifah menggunakan motor matic ayahnya. Sebenarnya Afifah agak takut ke jalan raya, mengingat usia mereka yang masih SMP dan tidak punya SIM. Namun Afifah tahu bahwa untuk menuju tempat bakso biasanya tidak ada polisi sehingga ia bisa sedikit tenang.

Afifah mencari helm untuknya dan Asyifa. Dirumah mereka hanya ada dua helm. Sebab orang tuanya lebih sering menggunakan mobil ketimbang motor. Namun kala itu Afifah hanya menemukan satu helm dan helm satunya lagi tidak ada sebab basah terguyur hujan tadi pagi karena berada diluar, sehingga sedang di keringkan oleh pembantunya.

Skenario Terindah [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang