Donghyuck tak tahu lagi apa definisi dari kenikmatan itu sekarang. Seminggu yang lalu ia masih bercinta dengan teman sekelasnya sendiri di ruang kesehatan. Ia masih bisa merasakan lubang hangat kewanitaan itu menjepit kejantanannya. Dan itu nikmat.
Tapi kali ini,
Bisakah Donghyuck meralatnya sekarang?
Jaemin memberikannya definisi baru dari kenikmatan itu. Tepat saat bibir lelaki itu memeta setiap inchi tubuhnya dengan sapuan lidah laknat disertai hembusan napas yang hangat.
Jaemin mencumbunya seakan ia adalah porselen mahal yang harus diperlakukan dengan penuh kelembutan.
Ia bahkan mencium kedua kelopak mata Donghyuck yang basah karena menahan rasa nyeri luar biasa.
"Jaemin stop! Aku sungguh tak kuat lagi..."
Donghyuck memohon. Ia sudah merasakan sakit luar biasa di antara kedua belah pantat sekalnya. Padahal itu baru seperempat milik Jaemin yang masuk.
Jaemin meraup dada kiri Donghyuck dan menjilatinya perlahan. Sebelahnya lagi dipilin pelan memutar, meninggalkan sensasi nikmat dan geli bagi Donghyuck. Jaemin sesekali menghisap dan menggigit nipple yang menggemaskan itu. Membuat Donghyuck melenguh keras. Tak siap dengan serangannya.
Jaemin melihat Donghyuck yang mulai merasakan kenyamanan, dengan sekali hentak ia memasukkan kejantanannnya ke dalam hole itu.
"Aaaaakkkkhh bangsathh! Sakiitt!" Donghyuck menengadahkan kepalanya ke belakang. Jari-jarinya mencakar punggung Jaemin hingga goresan merah itu nampak jelas.
"Maaf sayang, tapi ini akan segera berganti menjadi rasa nikmat."
Jaemin menciumi pipi Donghyuck perlahan turun hingga perpotongan lehernya. Menghisap dan mengigit pelan, gemas dan nafsu menjadi satu. Bercak ruam merah itu begitu banyak ditinggalkan Jaemin. Sengaja. Agar orang tahu Donghyuck miliknya.
Donghyuck mengalungkan kedua tangannya ke leher Jaemin, memberi isyarat bagi lelaki itu untuk bergerak.
Jaemin mulai menggerakkan kejantanannya. Ia merasakan hole sempit Donghyuck memijat dan menghisapnya. Jaemin bahkan sampai memejamkan mata menahan jepitan hangat itu.
"Ouh... kau lebih nikmat dari Jungeun!"
Jaemin menghujamkan kembali miliknya dengan tempo cepat. Donghyuck sudah mendesah dengan sangat keras. Tak peduli jika itu flat kecil dan suara mereka akan terdengar keluar.
"Fasteerr ahh-- bangsath! Kau menumbuk prostatku--"
Kepala Donghyuck sudah menengadah ke atas. Matanya terpejam dengan mulut terbuka. Saliva mengaliri ujung bibirnya. Jaemin menjambak surai Donghyuck dan dengan cepat meraup bibir itu. Menghisap lidah dan salivanya seakan ia kehausan.
Jemarinya terus mengocok kejantanan Donghyuck tanpa henti. Sesekali ia memainkan twinsball itu dengan mencubitnya.
"Jaemin aku akan klimaks!"
Seolah tak peduli, Jaemin terus memacu kenikmatannya dan ia semakin lepas kendali. Di baliknya tubuh Donghyuck hingga menungging, tanpa peringatan ia menusuk lagi hole itu dengan kejantanannya.
Donghyuck merasakan sakit sekali lagi. Meski sedikit tertutup oleh rasa nikmat tapi tetap saja sakit. Jaemin menciumi seluruh punggung mulus Donghyuck. Kedua tangannya menangkup dada berisi itu, kembali memilin nipplenya hingga si pemilik mendesah keenakan.
Lidah laknat Jaemin menyapu daun telinga Donghyuck hingga ke tengkuknya. Ia membisiki kalimat cinta sesekali diselingi gigitan liar di bahu Donghyuck.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight or Fuck! || Jaemhyuck-ON HOLD
FanfictionRemake story from Vkook- Fight or F*ck! by Fatharai . . Lee Donghyuck benci penolakan. Maka ketika gadis itu mengabaikan ajakan kencan darinya, Donghyuck membalas dendam dengan membully. Siapa sangka ternyata membuat ia mengenal kakak si gadis yang...