Chapter 3: Why

8.9K 996 143
                                    

Donghyuck tersentak bangun. Mimpinya barusan buruk sekali. Ia sedang dikejar srigala jantan dan gilanya Donghyuck bukan akan dijadikan makanan. Tapi hendak dibuahi alias dikawinin alias diajak bercinta.

Mimpi jahanam!

Donghyuck menyeka peluhnya yang sudah basah sekali mengalir dari pelipis hingga ke lehernya. Ia merasa kedinginan. Desir angin menusuk ke tulangnya menembus kulit tubuh.

What? Kulit tubuh?

Donghyuck baru menyadari sesuatu. Ia sedang telanjang dengan sempurna. Di atas sebuah ranjang kecil dan hanya ada selimut tipis menutupi bagian vitalnya.

Otaknya bekerja dengan cepat. Memori itu berputar kembali. Tubuh Donghyuck menegang sempurna mengingat hal itu, terakhir kali ia sadar, ia diperkosa kakak tingkatnya sendiri.

Donghyuck menarik-narik rambutnya frustasi. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Di mana ia letakkan harga dirinya nanti sebagai seorang Golden Boy penakluk wanita? Bagaimana tanggapan orang jika tahu bahwa ia adalah korban sodomi dari seorang pria tampan?

Tunggu dulu... apa barusan Donghyuck bilang Jaemin itu pria tampan?

"Kau sudah bangun?"

Donghyuck menoleh ke arah datangnya sumber suara. Pria itu datang dari balik pintu dengan bungkusan di tangan. Donghyuck langsung memandangnya dengan penuh amarah.

"Bajingan! Apa yang kau lakukan padaku huh?"

Pria yang ditanya diam saja. Ia hanya duduk santai di kursi yang tak jauh dari ranjang Donghyuck dan menyalakan sebatang rokok.

Donghyuck menggeram kesal mendapati ekspresi Jaemin kelewat tenang.

Dasar psikopat pemerkosa tak punya hati! Begitu batin Donghyuck.

"Jangan teriak-teriak begitu. Kau terlihat seperti perawan yang baru diperkosa," Jaemin menjawab dengan nada yang sangat datar.

"Memang iya! Kau memperkosaku bukan? Aku akan melaporkanmu ke polisi!"

Jaemin memutar bola matanya dengan ekspresi malas. "Aku? Memperkosamu? Yang benar saja, kau bahkan sudah berteriak sangat histeris seperti sapi mau disembelih. Padahal aku baru menempelkan kejantananku di bibir holemu."

"Lalu?" tanya Donghyuck penasaran.

"Lalu kau pingsan bodoh! Merepotkan sekali. Aku harus menggendongmu sampai tempat parkir dan menaikkan ke motorku. Kubawa kau ke sini, flatku. Dari pada kutinggal di ruang kesehatan atau dicampakkan di jalan. Pilih mana?"

Donghyuck mencebikkan bibirnya. "Aku tak percaya. Justru saat aku pingsan itulah mungkin saja kau curi-curi kesempatan. Ya kan?"

"Terserah. Asal kau tahu ya, aku tidak bercinta dengan orang pingsan. Tak ada gairah, tak ada perlawanan, tak ada teriakan, dan tak ada desahan. Itu sangat membosankan,"

Donghyuck terdiam. Ia memang ingat semuanya. Ia pingsan sebelum Jaemin menusuk lubang belakangnya. Tapi yang jadi pertanyaan kenapa dia telanjang?

"Lalu ke mana pakaianku?"

"Tuh," Jaemin menunjuk pada jemuran di balkonnya. "Semuanya basah. Kita kehujanan. Dari pada kau demam kulepaskan saja semuanya,"

Donghyuck jadi bingung. Tak habis pikir. Harusnya ia dan Jaemin berkelahi atau apalah. Kenapa lelaki ini jadi baik hati?

"Kau tidak membunuhku?" tanya Donghyuck dengan mode serius.

"Kenapa? Mau aku bunuh? Sekarang?" Jaemin mengeluarkan pisau lipat dari saku kemejanya. Donghyuck meneguk ludahnya sendiri.

Fight or Fuck! || Jaemhyuck-ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang