Sesuai janji ya, aku dabel ap nih..
makasih untuk doanya
lama ya?
aku udah kebut nih, soalnya baru kemarin diumumi GA-nya dan harusnya tadi sore udah bisa selesai tapi aku TO utbk online, maaf yaww
.
.Yeojin menggoyangkan kepalanya, bersenandung dengan riang. Hatinya senang, hari ini bisa bertemu sang kakak. Langkahnya pasti menapaki koridor sempit itu. Ia merogoh saku, mengambil sebuah anakan kunci yang pernah diberikan Jaemin padanya.
Kunci duplikat flat Jaemin.
Dalam benaknya berpikir, biasanya Jaemin sedang menghabiskan waktu dengan tidur di kamar seharian jika tak bekerja. Lelaki itu bisa tidur dari pukul tujuh hingga empat sore nonstop.
Yeojin berjalan masuk ke ruang tamu, dan sedikit sangsi. Ia melihat sepasang timberland di sana tergeletak.
Itu jelas bukan milik kakaknya.
Tapi menerima tamu juga bukan sebuah kebiasaan lelaki itu. Yah, kecuali si jalang Jungeun yang memang kegatalan.
Jadi ini sepatu siapa?
Yeojin mulai menajamkan indra pendengarnya ketika mendengar suara-suara aneh.
"Ahh Fuck you Lee!"
"Ouhh shit Na! Fasterhh!"
Oke, fix. Itu suara orang sedang bercinta.
Dan Yeojin sudah cukup dewasa untuk tahu hal semacam itu meski ia dan kekasihnya tak pernah sampai ke tahap itu.
Masalahnya suara itu berasal dari kamar kakaknya. Dan itu bukan suara Jungeun, jadi siapa?
Yeojin membuka kenop pintu yang tak tertutup rapat. Ia mengintip melalui celahnya.
Oh My Lord!
Ia hampir saja menjerit. Di sana, di atas ranjang, kakaknya sedang menunggangi seorang pria yang tak lain adalah...
WHAT! LEE DONGHYUCK!
SI PLAYBOY SOMBONG ITU!
Yeojin menutup mulutnya sendiri. Ia buru-buru menutup kembali pintunya dengan perlahan. Lalu berjalan keluar dari flat kakaknya.
Yeojin duduk berjongkok. Mengusapi wajahnya sendiri. Ia terus menggeleng frustasi. Ini terlalu gila, sangat gila.
Bagaimana bisa mereka berdua melakukan hal itu?
Jelas Donghyuck bukan gay, tapi kenapa ia bisa dikungkung oleh kakaknya?
Yeojin langsung mengirimkan pesan singkat pada satu nomor yang ada di list kontak ponselnya. Ia harus melakukan sesuatu.
Jeno oppa.. Jaemin dan Donghyuck sudah melakukannya.
•••
Donghyuck terombang-ambing dalam kebingungan. Kemarin Jaemin hanya menggantungkan cerita. Ia tak menjelaskan apa pun soal pernyataannya bahwa Donghyuck adalah cinta pertamanya.
Jaemin malah menyeretnya lagi dan mencumbunya di atas ranjang. Memaksanya hingga dua kali klimaks.
Donghyuck benar-benar kelelahan sekarang. Seluruh tulang dan sendinya serasa ingin lepas. Holenya masih perih meski semalam saat Jaemin mengantarnya pulang sempat mengoleskan salep di sana.
Donghyuck meremang sendiri saat mengingat perbuatannya. Apa yang sedang terjadi pada dirinya? Bagaimana bisa seorang Jaemin merubah orientasi seksualnya hanya dalam waktu singkat?
Tapi Donghyuck juga tidak munafik. Ia suka, sangat suka dan sangat ketagihan dengan sentuhan Jaemin di tubuhnya. Ia suka saat bibir tipis itu meraup dan menghisap lidahnya. Ia suka saat Jaemin begitu lembut menjamahinya namun tiba-tiba berubah sangat liar dan kasar. Menghisap kuat, menggigit, menampar, memukul, dan menjambak dengan kencang. Lalu diselingi ciuman lembut nan hangat penuh cinta.
Hanya satu hari.
Ya, hanya satu hari saja ia melewatkannya di atas ranjang bersama Jaemin. Tapi itu sudah membuatnya lupa akan rasa kewanitaan yang biasanya ia hujam.
Donghyuck sudah gila.
Ingin Jaemin lagi dan lagi.
•••
Jaemin pergi ke rumah mewah itu sendirian. Semua maid dan penjaga menyilakannya masuk dengan hormat. Bagaimanapun Jaemin masih tuan muda mereka.
Pria bersurai keabuan itu langsung naik menuju lantai dua. Mencari pintu ruang berwarna merah muda, milik Jungeun.
Rumah ini masih sama. Terakhir ia ke sini tiga tahun lalu, tepat di hari kebebasannya juga hari di mana kebodohannya bermula. Dan sekarang Jaemin merasa harus mengakhirinya.
Ceklek!
Jaemin membuka pintu itu perlahan. Jungeun tidak ada. Ranjangnya bersih. Tapi ada senandung dari bilik kamar mandi. Jaemin memutuskan menunggu sambil rebahan di ranjang Jungeun dan membaca beberapa majalah bisnis yang tergeletak di dekatnya.
Sesuai tebakan Jaemin, jika Jungeun sudah membaca headline dari majalah tersebut.
Kisruh siapa pewaris sah dari 80% saham di Hyunsik Company
Jaemin melemparkan begitu saja majalahnya. Ia malas membaca berita bisnis. Jaemin mulai memejamkan matanya, sedikit mengistirahatkan mata.
"Sayang, kangen aku?"
Jungeun yang sudah keluar dari kamar mandi menghampirinya hanya dengan handuk terlilit. Belahan dada montok dan paha jenjangnya sengaja dipamerkan pada sang tunangan.
"Aku ke sini ingin bicara serius." Jaemin mengalihkan pandangannya dari tubuh Jungeun. Biar bagaimanapun dia itu biseksual. Bukan tak mungkin dia akan menerkam Jungeun jika terus digoda begini.
Jungeun naik ke sisi ranjang dan memeluk tubuh Jaemin dari samping. Air dari rambutnya yang masih basah menetes membasahi kaos hitam Jaemin.
"Hei, jangan ketus begitu padaku. Kita akan menikah dua bulan lagi dan kau akan jadi tuan besar sayang,"
"Kau gila!"
"Ya, aku gila! Saat aku melihatmu dulu aku sudah gila. Aku jatuh cinta tapi tua bangka itu terus menempel padaku. Bagus akhirnya kau membunuhnya dan kita berdua bisa bersama menikmati semua kekayaan ini." Jungeun tertawa jahat.
"Aku tidak mencintaimu!" ucap Jaemin dengan keras.
Jungeun memainkan puting dada Jaemin yang mencuat dari balik kaosnya berulang kali sambil tangan satunya terus menggesek gundukan besar di balik celana Jaemin.
"Tidak cinta tidak masalah bagiku. Lagi pula aku tahu siapa yang kau sukai. Lee Donghyuck si mahasiswa semester empat bukan?"
"Jangan macam-macam dengannya!" ancam Jaemin dengan serius.
"Tidak, justru dia terlalu bagus untuk disingkirkan. Kupikir Donghyuck itu lurus jadi bagaimana kalau suatu hari aku tidur dengannya? Tak masalah bukan?"
Jaemin mendorong Jungeun hingga gadis itu terjatuh. "Brengsek! Otak jalang! Kau kira semua pria selalu bisa kau taklukkan dengan tubuhmu!"
Perempuan itu berdiri dengan wajah angkuhnya. Ia melihat kemarahan dari tatapan Jaemin padanya. Gotcha! Berarti benar, Lee Donghyuck adalah kelemahannya.
"Na Jaemin, aku malas berdebat. Hal ini sebenarnya mudah sekali. Menikah denganku dan masalah selesai. Soal keselamatan Yeojin dan Donghyuck yang manis itu urusan gampang. Deal?"
Jaemin terduduk di tepi ranjang. Ia tak mungkin menyetujuinya, ini soal hidupnya. Tapi menolaknya sama saja mengulang kesalahan yang sama. Yeojin bisa terluka lagi seperti dulu.
Jungeun mendekat dan mendekap Jaemin. Ia perlahan naik dan menduduki kedua pahanya kemudian menangkup pipi tirus Jaemin dan menciumi pipinya perlahan.
Satu bisikan menantang diucapkan di sisi telinga Jaemin sebelah kanan. "Aku merindukanmu Jae, hangatkan aku hari ini."
to be continued
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/215682220-288-k119547.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight or Fuck! || Jaemhyuck-ON HOLD
FanficRemake story from Vkook- Fight or F*ck! by Fatharai . . Lee Donghyuck benci penolakan. Maka ketika gadis itu mengabaikan ajakan kencan darinya, Donghyuck membalas dendam dengan membully. Siapa sangka ternyata membuat ia mengenal kakak si gadis yang...