Jeno baru saja pulang ke rumahnya dan mendapati seonggok daging hidup sedang tergeletak di atas sofa ruang tamunya.
"Astaga Jaemin! Kenapa wajahmu kacau sekali? Kau habis minum?"
Jaemin tak menjawab. Ia hanya merubah posisi tubuhnya duduk dan kepala mendongak ke atas.
"Aku tak bisa mengendalikan diriku Jen,"
Jeno melempar handuk yang sudah ia basahi ke arah Jaemin. "Usap dulu wajahmu. Baru bicara yang jelas,"
Jaemin mengelap wajahnya dengan handuk. Kini terlihat lebih baik meski kantung matanya masih tampak jelas.
"Aku masih menyukainya. Sama seperti dulu," ucap Jaemin lirih.
Jeno menghela napasnya dalam-dalam. Ia tahu apa maksud dari temannya.
"Tapi Jungeun tunanganmu. Kau tidak bisa mengelak atau dia akan menyakiti Yeojin,"
Jaemin mengacak surainya frustasi. "Kenapa sulit sekali rasanya?"
"Tidak sulit. Sebagai temanmu aku hanya memberi saran. Jauhi Donghyuck atau Jungeun akan menyakitinya."
Jaemin membelalak. "Jauhi Donghyuck? Aku bahkan tak mendekatinya. Takdir yang selalu kebetulan mempertemukanku!"
"Jaemin, tak ada kebetulan di dunia ini. Semua sudah jalannya. Tapi sedikit saja kau harus berusaha, bisa kan?"
Jeno menyerahkan sebotol isotonik pada Jaemin dan menepuk bahu lelaki itu. "Donghyuck tak ada hubungannya dengan semua ini. Kalau memang menyukainya maka jauhilah. Sederhana namun menyakitkan. Itulah cinta."
•••
Donghyuck tak bisa tidur nyenyak. Ia hanya miring ke kanan, miring ke kiri lalu duduk. Hatinya risau. Bingung dengan dirinya sendiri.
Jaemin sudah membuatnya merasa aneh. Entahlah. Semacam rasa selalu ingin tahu tentang dia. Jaemin itu misterius dan justru membuat Donghyuck makin penasaran.
Donghyuck melihat jam di dindingnya. Pukul dua pagi. Dia tak ada kelas hingga tiga hari ke depan. Jadi jika clubbing tak masalah bukan?
•••
Donghyuck baru saja memarkirkan mobilnya di basement Octagon Club ketika menangkap satu siluet gadis yang ia tahu.
"Bukankah itu Kim Jungeun, yang kata Hyunjin pacarnya Jaemin?" gumam Donghyuck pada dirinya sendiri.
Donghyuck melihat Jungeun berciuman dengan seorang pria. Sambil bersender di badan mobil. Mungkin mereka kira tak ada orang di sini.
"Dasar jalang." maki Donghyuck sebelum pergi berlalu. Tapi dasarnya Donghyuck si otak kritis yang luar biasa penasaran. Ia malah mengendap-endap mendekati pasangan itu sambil merekamnya di ponsel.
"Gotcha! Aku akan memberikannya pada Jaemin besok."
•••
Donghyuck bingung. Jaemin tak ada di lokasi pembangunan gedung hari ini. Kata salah satu pekerja dia tidak memberi kabar sejak pagi.
Pemuda manis itu memutuskan untuk mendatangi flatnya. Tiga kali ketukan pintu tak ada jawaban. Hingga Donghyuck tak sabaran dan menggedor seperti orang kesetanan.
Ceklek.
Pintu itu terbuka sedikit dengan Jaemin yang menampakkan dirinya separuh badan.
"Apa kau tak punya kegiatan lain selain menggedor pintu flatku?" tanya Jaemin dengan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight or Fuck! || Jaemhyuck-ON HOLD
FanfictionRemake story from Vkook- Fight or F*ck! by Fatharai . . Lee Donghyuck benci penolakan. Maka ketika gadis itu mengabaikan ajakan kencan darinya, Donghyuck membalas dendam dengan membully. Siapa sangka ternyata membuat ia mengenal kakak si gadis yang...