"Sudah lama menunggu?"
Jungeun hanya menjawab dengan gelengan pelan. Ia mengamati lelakinya yang baru sampai di flat. Kaus dan celananya lusuh sekali.
"Ayo masuk. Kenapa berdiri di luar?" Jaemin bertanya dengan ramah meski gurat lelah itu masih nampak.
Jungeun meraih lengan Jaemin, memaksa lelaki itu menghadapnya. "Jaemin, sungguh! Kau tak perlu bekerja keras seperti itu. Apalagi bekerja di lokasi pembangunan gedung. Kau itu tampan. Dan kau tunanganku. Lagipula kau itu bukan orang susah Jae!"
"Kau malu jika tiba-tiba aku bekerja menjadi pengangkut pasir dan batu?"
Jungeun terdiam.
Jaemin mendecakkan lidahnya. "Kalau begitu tinggalkan saja aku. Sejak awal aku memang tak bisa bersamamu. Carilah lelaki yang setara, yang sama gaya hidupnya denganmu."
Jungeun menatap marah dan mencengkeram kerah baju Jaemin dengan kencang. "Aku sudah memberikan semuanya padamu. Bahkan kebebasanmu! Tapi kenapa sedikit saja tak ada perasaanmu padaku?"
"Lalu kau mau apa? Perhatian macam apa? Kau mau aku memelukmu? Mencium? Atau bercinta mungkin? Ayo segera naik ke ranjangku kalau begitu,"
Plak!
"Bajingan!"
Umpatan kasar teruntai seiring hentakan kesal kaki Jungeun menjauh. Jaemin tak ingin ambil pusing, ia membuka pintu flatnya dan segera masuk ke dalam untuk membersihkan diri.
Pukul enam petang sebentar lagi dan ia harus ke kampus untuk kelas ekstensi.
•••
Donghyuck duduk sendirian di tepi lapangan basket. Sudah empat bungkus permen karet ia kunyah. Hari sudah gelap, jelas jam kuliahnya sudah selesai. Tapi ia malas pulang ke rumah.
Hyunjin dan Felix sudah kabur duluan. Ada konsernya Taylor Swift di Seoul Stadium dan mereka berdua takut ketinggalan.
Donghyuck mengabaikan beberapa ajakan kencan dari para gadis hari ini. Entahlah. Bukan Donghyuck yang seperti biasanya. Dan itu terjadi sejak Jaemin bertemu dengannya.
Eh... omong-omong soal Jaemin, sudah tiga hari sejak ia pergi makan mie ayam, Donghyuck tak bertemu.
Kenapa juga harus bertemu, mereka kan tak ada urusan apa pun.
Donghyuck yang sedang asyik berpikir tiba-tiba melihat lelaki itu datang dari arah berlawanan.
Pandangan mereka sempat bertemu sesaat sebelum Donghyuck membuang wajahnya ke arah lain. Jantungnya berdetak hebat. Posisi tubuhnya terasa tak enak, ia gugup. Berdiri lalu duduk lalu menggoyangkan kaki dan begitu saja terus berulang.
Sementara langkah Jaemin semakin mendekat.
Tunggu!
Apakah itu yang disebut salah tingkah?
Hell no! Tidak mungkin. Donghyuck hanya... ya hanya merasa tak enak bertemu dengan lelaki yang hampir merebut kesucian bokongnya.
Karena Jaemin satu-satunya adalah manusia berjenis kelamin pria dewasa yang sudah melihat Donghyuck telanjang.
"Kenapa belum pulang? Bukankah kau ada kelas pagi?" tanya Jaemin sebentar saat mereka berpapasan.
Donghyuck menaikkan dagunya dengan mata masih mengarah ke lain arah. "Bukan urusanmu!"
Jaemin mengendikkan bahu tak peduli. Ia melanjutkan langkahnya lagi saat kemudian Donghyuck memanggilnya dengan kencang.
"Ada apa? Kau bilang bukan urusanku?" tanya Jaemin malas.
![](https://img.wattpad.com/cover/215682220-288-k119547.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight or Fuck! || Jaemhyuck-ON HOLD
أدب الهواةRemake story from Vkook- Fight or F*ck! by Fatharai . . Lee Donghyuck benci penolakan. Maka ketika gadis itu mengabaikan ajakan kencan darinya, Donghyuck membalas dendam dengan membully. Siapa sangka ternyata membuat ia mengenal kakak si gadis yang...