Pernah dengar pepatah jika rasa cinta dan benci itu hanya dipisahkan oleh jarak yang sangat tipis?
Donghyuck pernah tahu hal itu. Beberapa kali ia mengingatnya bahwa kata-kata picisan itu selalu ada di novel percintaan yang dibahas guru bahasanya di SMA.
Bagi Donghyuck jelas itu bullshit!
Kalau benci ya benci. Kalau cinta ya cinta.
Gitu aja repot.
Itu perkataan Donghyuck dulu-- dulu sekali.
Tapi kenyataan yang terjadi sekarang justru meleset dari perkiraan. Donghyuck juga tidak tahu apa yang terjadi dengan kinerja otaknya. Apakah syaraf penyambung antara otak kanan dan otak kirinya terputus?
Jelas menjilat ludah sendiri bukan gayanya. Donghyuck itu manusia konsisten. Jika sekali bilang tak suka maka jangan harap kemudian ia tertarik.
Tapi pengecualian bagi Jaemin saat ini.
Pesona bajingan itu benar-benar membuatnya bertekuk lutut. Pemuda tampan dengan kulit seksi dan hidung mancung itu sekali lagi membuatnya menggeliat pasrah di atas ranjang.
Mari penulis sedikit jelaskan.
Seusai pengusiran penuh drama tadi, Donghyuck pergi naik ke lantai dua. Menuju kamarnya. Ia pikir, Jaemin sudah pergi dan jauh keluar dari gerbang tinggi rumahnya.
Tapi itu bukan Jaemin namanya. Jika Donghyuck benci penolakan maka sama dengan Jaemin. Ia bahkan lebih murka jika diabaikan oleh cintanya. Jaemin mengejar Donghyuck hingga ke kamar.
Menerjang pemuda manis itu dengan pelukan penuh luapan amarah dan gairah. Donghyuck jelas berontak, tak segampang itu mendapatkan atensinya setelah terluka karena semua kenyataan yang Jaemin berikan.
Namun... bisakah kau menolak pesona Jaemin?
/Tidaaaaaakk. Bahkan penulis juga tidak mampu T__T
Dan sekali lagi Donghyuck jatuh ke pelukan hangat dalam kungkungan sang dominan.
Di rumahnya sendiri, di kamarnya sendiri dan di ranjangnya sendiri.
"Aku tidak percaya harus jatuh lagi ke lubang yang sama. Kebodohan karena bersedia kau tiduri. Bangsat!"
Donghyuck memukul keras bahu Jaemin yang terbaring di sampingnya. Lelaki itu hanya terkikik geli sambil menyibak poni Donghyuck yang basah oleh keringat dari sesi intim mereka.
Cantik dan manis. Tak ada yang berubah dari Donghyuck-nya.
"Aku sayang padamu," ucap Jaemin lirih dengan tatapan penuh kasih.
"Yeah, kau selalu mengucapkan itu tiap kali kita dalam posisi begini," remeh Donghyuck.
"Aku serius. Aku tak pernah berbohong padamu. Apa kau tidak ingat kejadian dua tahun yang lalu? Saat kau menantangiku berkelahi hanya karena aku mengabaikanmu?"
Donghyuck mengerutkan keningnya. "Dua tahun yang lalu bukankah aku baru masuk kuliah?"
"Ya."
Flashback-->
Donghyuck benci sekali dengan yang namanya Ospek atau perpeloncoan. Helloooo... pamannya adalah rektor universitas ini. Ia bisa saja mangkir dan pergi nongkrong di club ketimbang menghabiskan waktu bersama sunbae gila hormat.
Tapi sekali lagi ibunya memohon agar Donghyuck mau mengikutinya dengan janji sebuah Ferrari merah akan terparkir di garasi untuknya. Ibu Donghyuck hanya sedikit takut dengan sifat introvert anaknya. Maka ia memaksa Donghyuck mengikuti acara dengan banyak kumpulan manusia tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight or Fuck! || Jaemhyuck-ON HOLD
FanfictionRemake story from Vkook- Fight or F*ck! by Fatharai . . Lee Donghyuck benci penolakan. Maka ketika gadis itu mengabaikan ajakan kencan darinya, Donghyuck membalas dendam dengan membully. Siapa sangka ternyata membuat ia mengenal kakak si gadis yang...