Radja dan Melan berjalan lengang seolah ia adalah pengantin yang akan menuju pelaminan.
Semua pasang mata yang berada di kantin mengarah ke mereka, dari semua pasang mata yang menatap tak percaya. Satu pasang mata menatap mereka tajam.
Melan berhambur duduk di kursi paling tengah kantin, Melan duduk dengan santai tak menghiraukan mereka yang memperhatikannya.
Radja menekuk wajahnya malu, cewek itu benar-benar tidak tahu malu atau memang sudah terlalu famous sehingga ia begitu santai?
"Kita ke kursi paling pojok yang mengarah ke taman aja!" bisik Radja pada Melan yang sudah terduduk santai.
"Di sini aja, ini tempat biasa gue kalo makan," Melan sudah terlalu santai sehingga malas untuk berdiri.
"Gue malu! Kalo lo gak mau, gue mending pergi!" ancam Radja, Melan tidak bisa mengelak lagi.
Cewek itu beranjak dan langsung melangkah ke kursi di pojok kiri kantin, tempat itu langsung menyuguhkan pemandangan taman sekolah yang sejuk.
Siswa-siswi yang sedang di kantin langsung berbeo.
"Kapan PDKT nya?"
"Apa itu lagi PDKT?"
"Melan udah pacaran sama anak baru itu."
"Siapa tuh, anak baru ya?"
"Syuttt!" desah seorang cowok berpenampilan rapi dan berambut klimis.
Semua orang di sana diam, detik itu kantin sangat hening seketika.
"Brisik! Ada apaan sih?" tanya cowok itu nampak penasaran.
"Tuh!" tunjuk siswi lain menggunakan dagunya.
Mata cowok itu terbelalak melihat sepasang manusia yang tengah terduduk di ujung pandangannya.
Cowok itu langsung menghampiri Radja dengan wajah yang masih datar.
"Radja Annarkis! Astagfirullah, gue muter-muter nyariin lo, ternyata lo di sini!" ujar Cowok itu.
"Lebay lo Darmaji, dahar lima ngaku hiji!" ketus Radja. Temannya itu melotot sampai hampir keluar bola matanya.
Melan tertohok melihat teman Radja yang sedang memelototi pacarnya, lalu Darma pun menatap Melan heran.
"Ini siapa Bebed?" tanya Melan.
"Teman gue. Kenalin, teman gue, Darma Adihqi," tunjuk Radja menggunakan pandangan matanya yang berwarna agak coklat itu.
Mereka bersalaman saling menatap dan merasa gugup tak karuan.
"Melan," cengir Melan pada Darma yang menatapnya heran.
"Siapanya lo?" tanya Darma pada Radja yang sibuk menopang dagu merasa bosan.
"Gue pacarnya!" sambar Melan dengan cepat.
"Lo kan uda... !" ucap Darma terpotong, Radja sudah lebih dulu mendekap mulutnya.
"Mending sekarang lo diem, duduk santai di sini, gue teraktir. Nanti setelah ini gue ceritain sama lo!" bisik Radja sambil merengkuh Darma dari belakang.
Dengan cepat, Darma mengacungkan jari jempolnya tertanda ia sangat mengerti. Dan, ia tidak mau melewatkan penawaran menarik soal teraktiran.
"Darma, kamu kan anak baru yang lagi jadi topik pembicaraan? Yang lagi femes?" tanya Melan merasa ingat akan sesuatu.
"Iya, satu sekolah juga udah kenal sama gue!" ucap Darma dengan senyum picik penuh kebanggaan.
"Emang lo ngapain? Perasaan gue gak tau berita lo, dan!" Melan menggebrak meja hingga Darma terperenjat kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radja's Melan
Fiksi Remaja"Radja itu matahari yang bersinar di saat terang dan redup saat gelap." "Lo udah jadi pacar gue! Jadi gak boleh putus tanpa persetujuan gue, selama gue belum ada pengganti. Lo, harus terus jadi pacar gue!" -Radja Annar. "Ya Edi harus cari, pokoknya...