Part V

597 5 0
                                    

Semua Akan Terbongkar



Sekitar jam 7 malam.

"Anto...bangun dongg"

Sebuah suara menganggu tidurku. Aku dapat merasakan lenganku terasa di goyang - goyang.
Aku membuka mataku. Wajah cantik kak vina langsung meyambut kesadaranku.

"Kak.."
Ucapku.

Aku justru membalikan badanku sehingga kini posisiku menjadi tengkurap. Bukan karena aku ingin menghindari kak vina, tapi aku sadar bahwa senjata ku sedang 'mengeras' dan merasa canggung bila dilihat kak vina.

"Ihh bangun dong"
Ucap kak vina sambil menepuk punggung ku.

"Iya ini bangun kok"
Jawabku sambil mengesampingkan wajahku melihat kak vina.

"Tadi kamu ga sekolah ya?"
Tanya kak vina. Tangan kak vina kini mengelus punggungku.

"Kesiangan"

"Loh biasanya kalo dirumah kamu bangun paling pagi to... ehiya tadi kak kira ke sekolah ngurusin masalah kamu"
Ucap kak vina.

Aku sontak mendorong tubuhku bangun, lalu duduk di samping kak vina.

"Trus gimana kak?"
Tanyaku sambil mengucek mata memaksa kesadaranku kembali

"Kamu di skors sampe jumat depan"
Lanjut kak vina

Aku hanya terdiam. Nyawaku belum sepenuhnya berkumpul, ditambah lagi dengan kabar ini. Tanganku yang tadi mengucek mata ku letakan di atas paha.

"Maaf yah kak"
Ucapku.

Aku sendiri tidak mengerti mengapa aku meminta maaf, mungkin hati kecilku masih menyesal setelah mendengar hukumanku.

"Kamu nakal banget sih"
Jawab kak vina.

Kak vina malah mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibirku menyamping.

"Tuh pesenan kamu"
Lanjut kak vina sambil menunjuk ke arah lemari kecil

Aku menggerakan mataku, ku lihat ada foto ibuku dengan ukuran 4r sudah berada di atas lemari. Foto yang selama aku tinggal di rumah pak nuel selalu berada di meja samping kasurku

Ku raih foto yang terbingkai itu, melihat wajah ibu yang sedang menggandeng tanganku di dalam seragam sekolah putih merah. Aku dapat mengingat bahwa foto ini di ambil pada saat hari pertama kali aku masuk sd.

"Ohiya to, itu kakak bawain barang - barang kamu"
Ucap kak vina memecahkan lamunanku.

Mataku mencari maksud perkataan kak vina dan menemukan tas sekolahku tergeletak di lantai dekat pintu masuk.

"Makasih kak"
Ucapku.

Aku bangkit dari kasur lalu berjalan mendekati tas sekolahku. Ku buka reseltingnya dan ku lihat isinya. Dompet, hp, casan, peralatan mandi dan beberapa pasang pakaian.

Jujur, aku ingin meminta kak vina untuk mengembalikan semua barang yang dia bawa kecuali foto ibu, karena ini semua harta keluargak pak nuel. Namun ku urungkan niatku, aku merasa tak enak menolak bantuan dari kak vina.

"Makasih banyak ya kak"
Ucapku sambil mendorong tasku ke sudut ruangan tanpa mengambil apa - apa dari dalamnya.

"Iya to..trus kamu dari pagi ngapain disini?"
Tanya kak vina.

Aku membalikan badanku menghadap ke arah kak vina yang masih duduk di pinggir kasur.

"Tidur"
Jawabku sambil tersenyum

Aku melangkah menuju lemari kecil, ku buka pintu lemari dan ku ambil sepasang pakaian.

"Kamu udah makan to?"
Tanya kak vina.

"Udah kok tadi sebelum tidur. Kak, aku mau ganti baju"
Jawabku sambil menutup pintu lemari.

"Trus?"
Kak vina malah balik bertanya sambil tersenyum. Aku hanya diam melihat senyuman kak vina yang terkesan di buat nakal.

"Buka aja sih to, kakak mau liat"
Tambah kak vina, sedikit memasukan bibir bawahnya ke dalam mulut.

"Dikamar mandi aja ah"
Ucapku sambil meraih gagang pintu

Entah mengapa aku merasa seperti sedang mengejek atau justru menggoda kak vina.

"Pelit"
Ucap kak vina yang tidak ku hiraukan.

Aku membuka pintu lalu berjalan keluar menuju kamar mandi. Selesai berganti pakaian, aku kembali ke kamarku dan melihat kak vina sedang berdiri di tengah ruangan menatap layar hpnya.

"To, kamu ga bosen seharian disini?"
Tanya kak vina tanpa melihat ke arahku

"Bosen sih kak, emang kenapa?"
Tanyaku

Aku menutup pintu kamar lalu menggantungkan pakaian kotorku di cantolan baju belakang pintu.

"Pergi yuk"
Jawab kak vina.

"Kemana?"
Tanyaku sambil membalikan badan ke arah kak vina, mata kak vina kini menatapku.

Kak vina menaruh hpnya di kantong celana lalu meraih tasnya yang berada di atas lemari.

"Jalan - jalan"
Jawabnya

Kak vina melangkah dan membuka pintu. Kak vina menarik lengan bajuku sambil berjalan keluar kamar. Aku pasrah mengikuti tarikannya.

"Bentar kak"
Ucapku menghentikan tarikan kak vina untuk menutup pintu kamar kost dan menggunakan sepatu.

________

Di sebuah taman pinggir kota.

Aku duduk bersama kak vina di atas bangku taman yang panjang dengan atasan marmer sebagai alas dudukannya.

Walau lalu lalang pengamen kerap kali menganggu. Namun kami berdua tetap setia menemani beberapa pasangan remaja lainnya untuk menghabiskan waktu di malam sabtu ini.

Sekumpulan remaja yang sedang bernyanyi mengalunkan lagu dengan lirik 'ada pelangi di bola matamu' terus mengisi pendengaranku, sebuah lagu yang seakan memberikan kewajiban bagi siapapun yang mendengar untuk ikut bernyanyi.

"Ada yang lain, di senyum mu"
Suara kak vina pelan ikut bernyanyi.

Kedua tangan kak vina menggeggam gelas plastik berisi minuman yang kami beli di pedagang pinggir taman.

"Suara kakak bagus yah"
Ucapku iseng sambil melihat wajah kak vina.

Kak vina menghentikan nyanyiannya, ia membelokan wajahnya menghadap ke arahku.

"Tapi bagusan diem kan?"
Ucap kak vina sambil tersenyum namun se akan terlihat menahan kesal.

"Engga kok"
Jawabku.

Aku tersenyum membalas tatapan kak vina, lalu membuang pandanganku kembali ke arah jalan raya yang ada di depan.

"To...nanti malem papah pulang"
Ucap kak vina.

Aku hanya terdiam mendengar ucapannya. Pandanganku turunkan sedikit kebawah, seketika aku tak bisa lagi menikmati ketenangan momen ini karena teringat masalahku.

"Kamu mau nemuin papah?"
Tanya kak vina.

"Gatau lah kak"
Jawabku cepat tanpa befikir.

Aku menghembuskan nafas panjang, mempersiapkan mental untuk kembali memikirkan masalahku yang sejenak dapat ku lupakan.

Tiba - tiba kak vina menyentuh tanganku, jarinya terasa dikit akibat gelas minuman yang tadi ia pegang.

"Kalo kamu ga mau, gapapa kok to. Kaka cuma mau ngasih tau aja"
Ucap kak vina sambil mengelus tempurung tanganku.

Aku melihat ke arah kak vina dan membalas tatapannya.

Aku tersenyum. Entah mengapa aku memberanikan diri untuk memajukan wajahku. Pelan, aku kecup bibir tipis kak vina.

"Makasih ya kak"
Ucapku sambil menarik wajahku menjauhi kak vina.

Kak vina tersenyum. Tangannya kini menggeggam lenganku.

"Kamu ga ada niatan mau pulang yah to?"
Tanya kak vina.

Aku memindahkan pandangaku kembali ke arah jalan raya.

"Gatau"
Jawabku singkat.

"Kakak boleh tau kenapa?"
Tanya kak vina.

Aku menarik nafas panjang, entah mengapa terasa berat bagiku untuk mengungkapkan perasaanku.

"Kak kira"
Jawabku pelan.

Aku kembali mengingat rasa sakit hatiku saat di marahi oleh kak kira.

"Kamu marah sama kak kira?"
Tanya kak vina.

"Engga"
Jawabku jujur

Aku memang tidak mengerti apa yang aku rasakan kepada kak kira saat ini.

"Terus?"

"Gatau lah"
Jawabku.

Aku melihat ke arah tangan kak vina yang masih memegang gelas minuman. Ku gerakan tangan kiri ku meraih gelas minuman dari tangan kak vina.

Aku sejenak menghisap sedotan di gelas tersebut, membasahkan tenggoronku dengan air yang terasa manis itu.

Tiba - tiba tangan kananku terasa di genggam oleh kedua tangan kak vina.

"Tapi kamu ga marah kan sama kakak?"
Tanya kak vina sambil sedikit menarik lenganku.

"Engga lah kak"
Jawabku setelah melepaskan sedotan dari mulut.

Sejenak aku mengalihkan pandanganku ke arah tong sampah yang berada tak jauh dariku. Aku lemparkan gelas plastik yang sudah kosong itu masuk ke dalamnya.

"Justru aku mau bilang makasih sama kakak karena udah nolongin aku"
Ucapku panjang sambil melihat ke arah kak vina.

"Kamu juga mau kan to, kalo suatu saat kakak minta tolong ke kamu?"
Tanya kak vina.

"Mau lah kak"
Jawabku sambil memasang ekspresi kecewa karena kak vina masih bertanya soal itu.

Tapi tiba - tiba kak vina memajukan wajahnya, kak vina mencium bibirku. Aku kaget karena tak siap menerima ciuman ini, namun ku pertahankan posisiku lalu mencoba untuk membalas ciuman kak vina.

Kak vina terus memainkan bibirku. Tangan kanan kak vina meraih pundak kiriku, sementara tangan kirinya masih terus mengenggam lengan kiriku.

Aku menikmati ciuman kak vina, namun tiba - tiba kak vina malah melepaskannya.

Bibir kak vina bergerak ke arah pipiku, mendekati kupingku..

"Tolong puasin kakak dong to"
Bisik kak vina

Bulu kudukku merinding. Aku reflek meraih tangan kanan kak vina yang berada di pundaku.
Kak vina menjauhkan wajahnya dari wajahku. Kak vina menatapku sambil menggigit bibir bawahnya.

Aku membalas tatapannya yang terlihat sayu, tersenyum menganggukan kepala.

_________

Beberapa waktu kemudian, di kostan.

Aku menutup pintu kamar kostanku dan menguncinya.

Aku memutarkan tubuhku. Kak vina langsung memajukan badannya menempel dengan tubuhku hingga punggungku pelan menyender di pintu.

Semua Akan TerbongkarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang