Part VI

576 7 0
                                    

Semua Akan Terbongkar


"Kiri bang"
Ucapku sambil mengetuk atap mobil angkutan umum yang sedang ku tumpangi ini.

Mobil berhenti, aku segera melompat keluar dan membayar biaya perjalananku kepada supir angkot. Selesai membayar, aku mulai melangkah memasuki area komplek, hingga akhirnya tiba di depan rumah bertingkat.

Aku mengeluaekan hp yang kemarin di bawakan oleh kak vina.

"Kak, aku di depan"
Isi pesan yang ku kirim kepada kak vina.

Selang beberapa menit.
Pintu rumah terbuka, kak vina muncul dari baliknya. Kak vina tersenyum, lalu melangkah mendekati gerbang.

"Kesini naik apa to?"
Tanya kak vina sambil membuka kunci gerbang.

"Angkot kak"

Pintu gerbang terbuka.

Masih dengan senyuman di wajahnya, kak vina menggeser badan untuk mempersilahkanku masuk.

"Makasih kak"
Ucapku, lalu melangkah melewati gerbang.

"Kamu tunggu di teras yah to, biar kakak panggilin papah dulu"
Ucap kak vina, menutup gerbang lalu mulai melangkah.

Aku berjalan di belakang kak vina. Setibanya di teras.
Aku berhenti, sementara kak vina terus masuk ke dalam rumah.

Jujud, jantungku mulai berdebar, menyadari bahwa sebentar lagi aku akan bertemu dengan pak nuel.

Selang beberapa saat.

"Sini to"
Teriak kak vina dari dalam rumah.

Aku memberanikan diri untuk masuk.
Di ruang tamu, aku menemukan kak vina sedang meletakan dua gelas minuman di atas meja.

"Duduk dulu to, papah masih di kamar"
Ucap kak vina.

Aku meletakan tubuhku terduduk di atas sofa yang berada paling dekat dengan pintu.

"Panggilin kakak sama adikmu vin"
Suara pak nuel.

Selang beberapa detik.

Munculah seorang pria tua yang menggunakan kaca mata dengan rambut tipis namun tersisir rapih.
Di wajahnya aku dapat melihat ke wibawaan.Tubuhnya masih tegap walau kulitnya sudah nampak mulai berkeriput.

Pak nuel melangkah ke arahku dan berhenti di samping sofa yang ada di seberangku.
Reflek, aku berdiri untuk menunjukan rasa hormat akan kehadirannya.

"Duduk aja. Kita tunggu dulu kakak dan adikmu"
Ucap pak nuel, lalu menurunkan tubuhnya duduk.

Mendengar ucapan pak nuel, kembali duduk sambil melihat tubuh belakang kak vina yang sedang menaiki tangga.

"Sehat kamu to?"
Tanya pak nuel.

"Sehat pak"
Jawabku sambil mencoba sedikit tersenyum.

Aku mendengar suara langkah kaki. Kak vina dan lala sudah berada di anak tangga paling bawah, sementara kak kira berada di belakang mereka berdua.
Ke tiga gadis cantik itu bergerak maju, segera ku lemparkan pandanganku ke arah meja yang berada di antara aku dan pak nuel.

"Sebenarnya kamu ada masalah apa disekolah to?"
Tanya pak nuel.

Sudut mataku melihat tiga pasang kaki sudah berada di pinggir sofa.
Aku menarik nafas panjang, lalu memberanikan diri menaikan pandangan menatap pak nuel.

"Saya berkelahi pak"
Jawabku.

"Kenapa?"
Tanya pak nuel dengan tenang.

"Ibu saya di hina, saya emosi"

Semua Akan TerbongkarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang