Part XII

450 3 0
                                    

Semua Akan Terbongkar


Rabu, hari ketiga ujian.

Seperti biasa, pagi ini aku terbangun sendiri di kamar kostku. Menyadari bahwa jam sudah menunjukan pukul setengah enam pagi, aku segera melakukan rutinitas ku kemudian berangkat ke rumah pak nuel untuk menjemput lala.

Di depan rumah pak nuel.

"La, aku udah di depan"
Isi pesan yang ku kirim kepada lala untuk mengabarkan keberadaanku.

Tak lama, seorang gadis cantik berumur 18 tahun muncul dari balik pintu rumah dan segera melangkah mendekatiku.

"Kak kira sama kak vina belum bangun la?"
Tanyaku saat lala sedang membuka gerbang.

"Kak vina belum, kak kira udah. Ohiya, kak kira hari ini sidang"
Jawab lala sembari menutup gerbang.

"Hah? Beneran?"

"Iya"
Jawab lala singkat kemudian melangkah mendekatiku.

"Berangkat yuk to, biar sempet belajar di kelas"
Lanjut lala saat ia sudah berada di sampingku.

Aku hanya menganggukan kepala, lala dengan lincah menginjak footstep belakang dan menjatuhkan dudukannya pada jok motorku.

"Siap la?"
Tanyaku.

"Yuk"
Jawab lala memegang kedua sisi pinggangku..

Mendengar jawaban lala, aku segera melajukan motor berangkat ke sekolah.

Di perjalanan..

"Ohiya to, nanti aku pulang sendiri yah"
Ucap lala.

"Sama geri?"
Tanyaku khawatir.

"Iya"
Jawab lala singkat..

Aku terdiam, malas untuk memikirkan masalah ini pagi - pagi dan lebih memilih untuk fokus mengendarai motor.

Namun....

"To......nanti geri ke rumah.."
Ucap lala ragu.

"Trus?"
Balasku, mencoba untuk tidak peduli.

"Mau ngasih tau aja.....siapa tau kamu ga mau ketemu dia"
Jawab lala.

Mendengar jawaban lala, aku tersenyum kesal menyadari bahwa lala terkesan lebih mementingkan kehadiran geri di rumah dibanding aku.

"Tenang la....bentar lagi kok"
Ucapku, memberikan lala sedikit bocoran.

"Bentar lagi apa?"
Tanya lala bingung.

"Gapapa, lupain aja"
Jawabku, kemudian kembali fokus mengendalikan laju motor melintasi macetnya perjalanan pagi ini.

Setibanya di sekolah, lala segera turun dari motor kemudian melangkah pergi meninggalkanku yang masih sibuk memarkirkan motor.

Setelah beberapa saat, motorku sudah terpakir, aku melangkah masuk menuju lorong sekolah.

"Kayaknya bener apa yang lu bilang bang"
Ucapku dalam hati memikirkan rencana yang di berikan bang dimas sembari berjalan menuju kelas.

Ujian di mulai, jujur aku sama sekali tak peduli dengan jawaban yang ku isi pada lembar ujian hari ini. Ya ku pikirkan selama ujian justru rencanaku untuk membuktikan kepada kak kira mengenai betapa busuk geri sebenarnya.

Setelah mengerjakan ujian pertama hari ini dengan sebisanya, aku memutuskan untuk tetap tinggal di kelas menunggu ujian kedua, yang merupakan ujian terakhir.

Ujian kedua di mulai. Lagi - lagi, aku sama sekali tak peduli dengan jawabanku. Aku mengisi soal ujian semampunya, hingga jam dinding kelas sudah menunukan sekitar pukul 12, aku memutuskan untuk mengupulkan lembar jawabanku kemudian melangkah keluar kelas.

Semua Akan TerbongkarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang