0.8 : Lisa

2K 300 68
                                    

Jam alarm berbunyi, menandakan pagi telah tiba, gadis berparas cantik itu perlahan membuka matanya, tangannya mulai mencari sosok gadis lain yang semalam tidur seranjang bersamanya. Dahinya berkerut bingung saat tangannya tak menemukan apapun disamping, ia membuka matanya lebih lebar, dan benar sosok yang dicarinya tidak berada disana.

Ia mulai bangkit dari tidurnya, mengucek matanya lagi.
" Jennie dimana ? " gumamnya masih mencari kekasih tampannya itu. Bibirnya maju beberapa senti ke depan karena kamarnya benar-benar kosong. Matanya mulai memerah, padahal hari ini ia berharap bahwa dirinya akan mendapat kecupan manis di kening dari jennie. Tapi, nyatanya itu hanya harapan belaka.

" Jennie jahat. " gumamnya lagi, mulai memeluk lututnya, bersamaan itu juga air mata ikut mengalir. Tubuhnya mulai bergetar, ia membutuhkan jennie. Dirinya membutuhkan pelukan dan kecupan jennie. Jisoo mau jennie ada disini. Saat ini juga !

Cklek.

Pintu kamar dibuka oleh seseorang, bersusah payah membawa sesuatu di tangannya, tubuhnya masih dibalut celemek, rambutnya diikat ke atas. Memberi senyuman paling menawan, hingga pipi mandunya naik ke atas , membuat matanya terjepit oleh pipi itu.

Senyuman gadis itu mulai luntur saat ia lihat jisoo sudah memeluk kedua lututnya dan menyembunyikan wajah cantiknya disana. Ia meletakkan nampan penuh makanan itu ke atas meja, membuka celemeknya, dan berjalan mendekat pada gadisnya. Tanpa basa-basi, ia langsung memeluk jisoo.
" Siapa yang membuat gadis cantikku ini menangis, heum ? " bisiknya lembut, bernada menenangkan. Tangannya mulai usap punggung jisoo dengan tempo pelan.

Jisoo mendongak dengan wajahnya yang masih memerah dan langsung menerjang jennie.
" Jennie pergi kemana ? Jisoo kangen. " desisnya benar-benar lirih. Ia menengelamkan seluruh wajahnya di ceruk leher jennie.

Jennie tersenyum pelan, melepas pelukan dan hapus air mata gadisnya, mengecup kedua mata jisoo, tentu saja ia merasakan asin karena air mata itu.
" Tadi jennie membuat sarapan untuk kita. Bunda ada meeting tadi pagi dan tidak sempat membuat sarapan, sayang. Aku hanya ingin membuat gadisku kenyang dan memberiku kecupan berkali-kali lipat di pipi. " ujarnya memberi senyum lembut.

Tangis jisoo mulai reda, ia kembali memeluk jennie.
" Jichu akan memberi ciuman beribu-ribu kali di pipi jennie. " balasnya cepat, menunjukkan kesepuluh jarinya di depan wajah jennie.

Jennie tertawa, " Itu hanya sepuluh, chu. " jailnya menjawab.

Jisoo tak mau kalah, ia langsung membuat lingkaran penuh lagi dengan tangannya.
" Sebanyak ini, jen. " balasnya lagi.

" Buktikan saat ini juga, baby. "

Disisi lainnya, Taeyeon baru saja keluar dari kamar, pagi ini ia ingin menyiapkan beberapa makanan untuk dihidangkan pada rose. Apalagi ia tahu bahwa rose itu sangat menyukai jenis makanan apapun itu.

" Bukankah itu chaeyoung ? " gumamnya setengah kaget, saat lihat sosok gadis berparas cantik tertidur di sofa ruang tamu. Ia berjalan mendekat, dan coba membangunkan rose dari tidurnya.
" Kenapa kau tidur disini, chae ? " tanyanya saat rose mulai membuka matanya.

Rose coba mengatur pencahayaan yang masuk ke dalam mata, ia mulai beranjak dan coba merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal. Ia memberi senyuman samar pada sosok yang baru saja membangunkannya.

" Heum, kemarin aku kesulitan tidur, dan coba menonton televisi disini, unnie. Eh, malah ketiduran disini juga. Hehe. " bohongnya menjawab, masih disertai fake smile andalannya saat ini.

Taeyeon hanya diam, ia tahu bahwa rose lagi berbohong, ia tahu karena remote tv tidak berada di dekatnya. Remotenya masih berada di kamarnya karena seulgi selalu memboros listrik di malam hari.

Kim, I L UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang