10. Belajar Mengganggu

35 7 0
                                    

Jangan lupa vote and comment ❤
Happy reading....

Seperti ucapan Rangga di kantin, bahwa mereka akan belajar bersama sore ini. Mereka sedang berada di Cafe Lempora.

Liora yang begitu antusias karna hari ini dia bisa berdua dengan Rangga. Kapan lagi ya kan!.

Rangga menjelaskan tentang materi yang biasa di gunakan cerdas cermat. Tapi, Liora sepertinya salah fokus. Liora malah memerhatikan Rangga yang sedang menjelaskan, bukan pada bukunya. Rangga yang sadar jika Liora menatapnya, mendongak.
Mata mereka pun bertemu.

Liora menopang dagu dengan kedua tangannya, "Kakak ganteng kalok lagi serius" ucap Liora tersenyum, membuat Rangga tertegun.

"Aku cantik ya kak ?" Ucap Liora lagi. Seketika Rangga tersadar dan salah tingkah. Liora terkekeh melihat Rangga yang seperti itu.

"Lo fokus dong" Rangga mengalihkan pembicaraan dan menutupi groginya.

Liora menyandarkan punggungnya ke kursi, "ck, gak usah malu-malu gitu dong kak"

"Gue gak malu!" Rangga menjawab cepat.

Liora menoel-noel pipi Rangga, membuat Rangga ingin tertawa tapi ia menahannya, "masa sih ? Tapi kok pipinya merah ?" Ledek Liora. Rangga meraba pipinya. Masa sih pipinya memerah ? Duhh kenapa Liora membuat dirinya seperti ini.

Liora tertawa terbahak-bahak karna Rangga berhasil ia tipu. Ya ampun, dosa tauk!!

"Sial ni cewek" batin Rangga. Rangga tak memperdulikan Liora lagi. Ia memilih untuk fokus pada buku-bukunya. Tidak baik melihat Liora tertawa. Bisa-bisa ia mempunyai riwayat diabet.

Liora pun berhenti mengganggu Rangga, dan belajar dengan serius. Tapi, sesekali Liora mengerjai Rangga dengan menanyakan ini itu padahal dirinya pun tau. Emang dasarnya Liora gadis MODUS!!.

Tak terasa waktu begitu cepat. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Membuat Rangga harus kembali bekerja.

"Gue balik" ucap Rangga sambil membereskan barangnya.

Liora mengangguk, dia paham jika Rangga menyita waktu kerjanya untuk belajar bersama. Ini yang membuat Liora semakin menyukai sosok Rangga. Rangga yang bertanggung jawab!.

"Kak" panggil Liora, Rangga menatap Liora.

"Boleh gak sih, aku bawa pulang kak Rangga?" Ucap Liora seenaknya. Membuat Rangga berdecak pelan.

"Emang gue apaan!"

"Kakak masa depan aku" lagi dan lagi Liora menggombali dirinya. Gawat! Rangga tidak boleh berlama-lama berada di dekat Liora. Bisa-bisa Rangga mati muda karna serangan jantung. Rangga dengan cepat membereskan barangnya dan pergi meninggalkan Cafe tanpa pamit pada Liora.

"Hahaha...kak Rangga lucu kalok lagi salting gitu yak" ucap Liora ketika melihat Rangga yang pergi tanpa sepatah kata pun.

"Udah ah gue pulang, kanjeng ratu pasti nungguin"
Ia berdiri menuju kasir untuk membayar.

"Mbak, meja nomer 3" ucap Liora.

"Meja nomer 3 sudah di bayar mbak" jawab pelayan.

"Kak Rangga sosweet banget sih. Kirain gue di tinggalin gitu aja" gumam Liora.

"Makasih ya mbak" ucap Liora dan berjalan keluar dari Cafe.

**

Saat Liora berjalan keluar Cafe, ponselnya berdering menandakan telfon masuk. Liora pun mengangkat saat tau itu dari kakaknya, Leo.

[Halo kak]

[Lo di mana ?]

[Mau pulang, abis belajar di Cafe Lempora]

[Gue jemput, lo tunggu bentar]

Leo pun memutuskan sambungan telponnya tanpa menunggu balasan dari Liora, membuat Liora berdecak kesal.

"Dasar singa! Seenaknya sendiri. Masa gue nungguin di sini kayak gembel sih!" Gerutu Liora. Ia memilih duduk di salah satu kursi depan Cafe sembari memainkan ponselnya.

Tak lama mobil Leo datang.

"Yuk" ajak Leo dari dalam mobil.

Liora mendekat ke arah pintu depan mobil. Ternyata di sana sudah ada Vino yang menunjukkan deretan giginya.

"Ya elah kak, lo ikut juga?" Tanya Liora. Udah tau ikut masih nanya!.

"Lo gak liat gue ada di sini ?"
Liora mendengus pelan, benar juga ya. Kenapa masih nanya??.
Liora pun pindah ke pintu mobil belakang untuk duduk. Leo pun melajukan mobilnya.

"Btw, kalian dari mana ?" Tanya Liora.

"Biasa urusan cowok, anak kecil gak usah kepo" jawab Leo membuat Liora menghembuskan nafas jengah. Leo pun tidak mengindahkan Liora yang mengecrutkan bibirnya. Itu tak lepas dari pandangan Vino.

"Itu bibir mau gue cium?" Ujar Vino seenaknya. Leo dan Liora yang mendengar menatap Vino dengan tajam.

Plok!

Leo memukul bibir Vino, Vino pun meringis karna bibirnya yang berdenyut.

"Sakit singa!"

"Kak Vino kok ikut-ikutan manggil kak Leo singa sih!" Sambung Liora tidak suka.

"Emang bener dia mirip singa dek, GALAK!" teriak Vino di akhir kata. Leo mengusap telinganya yang berdengung.

"Lo apa-apaan sih, gue jadi gak fokus nyetir nih" geram Leo.

"Duh udah-udah jangan berantem! Liora pusing tau gak!!" Lerai Liora. Kepalanya berdenyut, satu mobil dengan kakaknya dan juga Vino bukanlah pilihan tepat. Mereka tidak henti-hentinya bertengkar. Entah itu hanyalah hal sepele, ataupun konflik tingkat berat.

Tapi yang membuat Liora heran, mereka bisa tetap bersama.

"Dasar cowok-cowok aneh" begitulah pandangan Liora.

**
Di tempat lain, seseorang tengah merencanakan sesuatu. Ia sedang menelpon salah satu anak buahnya.

[Jangan lupa malam ini lakukan tugas kamu seperti biasa] ucap seseorang di sambungan telponnya.

[Baik bos] ucap anak buah orang itu.
Sambungan telpon terputus, membuat orang itu tersenyum miring. Entah apa yang akan ia lakukan dan untuk siapa ia akan menjadikan sasaran rencananya. Yang pasti, itu tujuan tidak baik.

"Kita akan mulai permainan ini sayang" gumam orang itu.





Jangan lupa vote and comment ❤

Story Of RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang