16. Kotak Hijau

19 2 0
                                    

Orang itu beda-beda.
Jadi, jangan samakan orang yang satu dengan orang yang lain!.

Jangan lupa vote and comment ❤


Jam sudah menunjukkan pukul 21:30 tapi Liora belum juga tidur. Semilir angin terasa di kulit, membuat bulu roma berdiri. Sejuk dan menenangkan. Itu lah yang di rasakan Liora ketika Ia berada di balkon kamarnya.

Ia sedang menghitung bintang, tidaj ada kerjaan memang. Tapi itu kesenangan tersendiri bagi Liora.

Tring....

Bunyi ponsel Liora pertanda pesan masuk, Liora mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas.

08234xxxxxxx
"Lo ambl ktak wrn hijau di bwh tept di jndla kmar lo."  Terlihat kerutan di dahi Liora pertanda ia bingung.

"Kotak apa?" gumam Liora, Ia pun keluar dari kamarnya menju ke bawah. Saat melewati Ruang tengah, di sana ada Leo yang sedang menonton televisi. Jangan di tanya orang tuanya ke mana. Yang pasti mereka sedang berada di alam mimpinya masing-masing.

Leo yang menyadari ke hadiran Liora, menoleh ke belakang. "Mau ke mana malam-malam?"

"Ck, kakak sayang....Liora izin keluar bentarrrr aja, cuma di depan kok. Suntuk di kamar mulu, ntar masuk lagi. Serius," ucap Liora sembari mengangkat tangannya yang berbentuk V.

"Ya udah, tapi cepet masuk ya. Terus tidur, jangan malem-malem tidur nya"
Liora mengangguk, cepat-cepat Liora pergi keluar.

"Ishh....mana sih kotaknya?" Liora mencoba mencari di dekat pot bunga, dan juga tanaman yang menjulang

"Ah....ini dia."  Liora mengambil kotak itu. Terlihat kotak berwarna hijau dengan pita di atasnya. Cantik sekali.

"Tapi kok gue takut ya, jangan-jangan ini kotak kayak kemarin lagi," seketika Liora gugup membukanya. Liora menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

Satu....
Dua....
Ti....

"Aaam....wahhh lucu banget." Liora mengambil isinya, hampir saja Liora melempar kotak itu. Jika saja isi di dalamnya aneh-aneh. Tapi, Ia malah di buat gemas dengan isi kotak itu.

Isi kota itu adalah bandul dengan bentuk beruang berwarna hijau. Emang ada ya ? Lah itu buktinya ada!.

"Eh ada surat." Liora membukanya.

For : Hulk

Gue harap lo menyimpan ini dengan baik. Gue tau, harganya gak seberapa. Tapi percaya atau tidak, gue membelinya dengan sepenuh hati.

From : .....

"Hulk? Gue hulk gitu? Serius? Cantik-cantik gini di bilang hulk? Ni orang gak merem kalik eh melek maksutnya." Liora melihat isi surat itu lagi, dan melangkah untuk kembali ke kamarnya. Dia masih tidak percaya dengan kata HULK  yang ia baca.

"Serius gue di katain hulk?" gumamnya sembari berjalan.

"Hulk."

"Hulk."

"Hulk."

Ok, sepertinya Liora sedang tidak waras. Lihat saja, Ia masih tetap bergumam kata Hulk dan Hulk. Leo yang masih berada di ruang tengah menoleh.

"Kenapa lo?" Liora berhenti. "Kak, gue kayak hulk gak?" ucapan Liora membuat Leo menaikkan sebelah alisnya.

"Ah bodo amat, Liora mau ke atas BYE!!" ucap Liora dan melenggang menuju kamarnya.

"Buset tu anak, dari luar kayaknya kejedot pintu."

"Hulk? Hulk apaan?" gumam Leo.

***

Di kamar, Liora menerima pesan dari nomor tidak di kenal tadi. Ia membukanya sembari menuju balkon.

08234xxxxxxx

Sekrng lo tdur, bsk hrus vit ke skolh!.

Liora

Lo siapa sih? Enak aja gue di katain hulk!!

Tidak butuh waktu lama untuk menunggu balasan orang itu. Dengan secepat kilat dia langsung membalas.

08234xxxxxxx

Gue hrap lo mmakainya sbgai bndul tas lo bsk. Gue mau liat.

Liora mengerutkan keningnya, berarti orang ini satu sekolah dengannya. Ah....Liora semakin penasaran, siapa sebenarnya orang ini?.

Liora

Lo siapa sih?

08234xxxxxxx

Slmt mlm.

"WHAT!!, gue nanyaknya apa jawabnya apa."

"Bener-bener setres ni orang."

Liora tidak tau jika di luar, orang itu masih memperhatikan dirinya. Orang itu tersenyum tipis dengan apa yang ia lakukan.

Dan Liora yang masih terus memperhatikan beruang itu. Sebenarnya Ia penasaran, siapa orang yang telah mengirim kotak itu. Tapi, Liora tidak terlalu memikirkannya.

"Hal kecil aja lo suka, lo sederhana banget." Setelah mengucapkan orang itu beranjak dari tempat sembunyinya untuk pulang.

***

Di kediaman keluarga Dirgantara, tepatnya rumah Vino. Mereka belum tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul 22:00. Mereka masih berkumpul di ruang tengah.

"Vino, gimana hubungan kamu sama Liora?" tanya Tara, papa Vino.

"Ya gitu lah pa, Liora sulit banget di deketin."

"Vino, kamu harus pelan-pelan mendekati Liora. Tidak boleh gegabah, biar dia nyaman di samping kamu," ucap Nia, mama Vino.

"Iya pa, ma, Vino akan berusaha. Ini Vino lagi berusaha buat Liora bahagia dengan hal-hal sederhana. Vino tau itu dari Leo."

Mereka semua pun berada di pikiran masing-masing.

"Kalok gitu, Vino ke kamar dulu," ucap Vino di angguki kedua orang tuanya.

Di kamar, Vino tidak langsung tidur. Ia masih bingung bagaimana agar Liora menerima cintanya.

Vino menatap langit-langit kamarnya. "Ck....sulit banget sih ngeluluhin dia. Dan sekarang, Liora malah deket sama Rangga Rangga serangga itu."

"Tapi bener kata mama, gue gak boleh gegabah. Gue harus pelan-pelan deketin dia." Vino pun menghembuskan nafas kasar. Sudah lama Vino berusaha mendekati adik dari sahabatnya. Namun, semua cara yang ia lakukan sia-sia. Mungkin, Vino butuh kesabaran lagi untuk mendapatkan Liora.




Story Of RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang