19. Berdua

31 3 0
                                    

Bersamamu saja aku bisa bahagia, kenapa harus mencari yang lain?

Jangan lupa vote and comment ❤

Tercium aroma masakan yang begitu menggoda selera. Aroma rendang yang begitu menyengat menembus indra penciuman Gea. Terlihat Rini, Ibunda Gea sedang berkutik dengan alat dapurnya.

"Pagi Bunda sayang." Gea memeluk Bundanya dari belakang.

"Pagi sayang, udah bangun anak Bunda," ucap Rini. Gea mengangguk di pundak Rini karna posisinya masih sama, memeluk bunda tersayang.

Gea melepaskan pelukannya dan berpindah di samping Rini. "Bunda masak rendang ya?"

"Iya sayang. Kamu mandi dulu gih, bentar lagi makanannya udah siap."

"Gak perlu bantuan Bun ?" tanya Gea.

Rini mengambil mangkok untuk wadah rendangnya. "Gak usah sayang, lagipula kamu bangunnya telat. Bunda udah mau selesai kamu baru turun."

"Hehe Bunda bisa aja, maaf ya bundaku. Ya udah Gea mandi dulu deh. Gea bisa bantu menyemangati. Bunda semangat ya." Setelah mengucapkan Gea bergegas untuk mandi. Ia tidak sabar mencicipi rendang kesukaannya. Apalagi di buat oleh Bunda tersayang. Rasa nikmat bertambah kali lipat.

"Ck....Dasar anak itu." Rini menggeleng-geleng melihat Gea yang selalu manja pada dirinya. Ia tak masalah dengan tingkah Gea. Justru Ia malah senang Gea dekat dengannya.

***

"Kak Leo, gue berangkat sendiri aja hari ini. Gue masih ada urusan sama temen. Gak papa ya, tapi jangan bilang mama sama papa ya kak. Bisa marah mereka," jelas Liora.

"Emang lo mau ke temen siapa?"

"Ck....kak Leo gak usah kepo deh," ucap Liora sembari membuka pintu mobilnya.

"Eh, awas aja lo kalok mau bolos. Gue laporin ke papa," teriak Leo karna Liora sudah berlari menjauh.

"Gak biasanya adek gue gini, kayaknya dia lagi jatuh cinta deh. Tapi sama siapa?" gumam Leo mengerutkan keningnya.

"Ah mending gue berangkat aja dari pada telat," ucap Leo dan menyalakan mobilnya melaju ke sekolah.

**

Saat Rangga membuka pintu rumahnya, Rangga terkejut melihat seorang gadis dengan tas hijau, jam tangan hijau, dan jangan lupa bandana polkadot hijau putih kesukaannya. Siapa lagi jika bukan Liora. Gadis serba hijau.

"Dari kapan dia dateng, pagi-pagi udah nyampek rumah" batin Rangga.

"Mau apa lo!" boro-boro di sambut dengan senyuman manis nan hangat Rangga di pagi hari, malah Liora mendapat ketusan dari sang calon pacarnya.

"Ck kak Serangga, bisa gak sih gak usah galak-galak sama Liora," ucapnya memelas.

Rangga menaikkan sebelah alisnya. " Terus lo mau ngapain pagi-pagi udah di sini?" Rangga mengubah suaranya menjadi sedikit lembut. Kenapa dengan Liora Ia bisa saja mengubah-ngubah sikapnya?

"Hehe, Liora mau nebeng kak Rangga. Tadi Liora udah berangkat sama kak Leo tapi katanya kak Leo ada urusan jadi Liora suruh cari taksi dari pada cari taksi mending Liora berhemat. Nah berhubung rumah kak Rangga deket ja--" ucapan Liora terhenti karna sesuatu mengenai kening Liora. Rangga menyentilnya!.

"Lo gak usah nyerocos juga kalik," setelahnya  Rangga memasang sepatu yang Ia pasang tertunda tadi.

Liora mengecrutkan bibirnya. "Liora kan mau ngejelasin kak."

Rangga mendongak menatap Liora. "Jelasin ya jelasin, tapi gak usah nyerocos juga. Lo bisa ambil intinya aja!"

"Kak Rangga pagi ini cuci muka pakek apa? kok bisa ganteng banget." Bukannya menjawab ucapan Rangga yang tadi malah membahas lainnya.

"Pakek air kembang tiga roda!" ucap Rangga asal.

"Boleh di praktekin nih, siapa tau Liora makin cantik terus kak Rangga jadi suka sama Liora," ucap Liora dengan mata berbinar.

"Tanpa lo cuci muka sama air kembang, lo udah cantik Li" batin Rangga tanpa sadar.

"Astaga." Rangga menggeleng-geleng saat Ia sadar apa yang sedang Ia ucapkan dalam hatinya.

"Kak Rangga kenapa? pasti kak Rangga lagi muji Liora kan," tebak Liora. Membuat Rangga lagi-lagi salah tingkah. Kenapa juga tebakan Liora harus benar!

"Dasar ke PD an!" Elak Rangga. Rangga melangkahkan kakinya menuju motor di buntuti oleh Liora.

"Mau ngapain lo!"

"Kan udah di bilangan, Liora mau nebeng kak Rangga. Kak Rangga pikun ya?" Rangga yang mendengar melotot.

Liora memutar bola matanya "Ish....santai dong kak. Matanya mau lompat itu."

"Kak Rangga, boleh ya aku nebeng. Cari taksi juga udah susah jam segini kak. Pleas," mohon Liora mengeluarkan pupy eyesnya sok imut plus sok memelas. Dasar pinter akting!

Rangga terdiam, jika Ia meninggalkan Liora kasihan juga dia. Tapi, kalau Liora ikut dengan dirinya pasti banyak anak sekolah yang melihat mereka berangkat bersama. Rangga tidak suka itu.

Liora mengatupkan kedua telapak tangannya. "Kak Rangga plaes...." rengek Liora

"Ya udah iya. Tapi lo jangan berisik." Seketika wajah Liora berseri cerah. Lihat saja lesung pipi langsung tercetak di wajahnya.

"Siap bos," ucap Liora sembari hormat kepada Rangga. Hampir saja Rangga ingin tertawa melihat tingkah Liora. Tapi cepat-cepat Ia tahan.

"Di liat-liat ni anak cantik juga," batin Rangga.

Mereka pun berangkat bersama. Di jalan, Liora terus mengoceh. Padahal tadi katanya Ia tidak akan berisik. Tapi nyatanya Liora terus mengoceh sepanjang masa.

Sebenarnya itu tidak masalah bagi Rangga, justru Ia senang. Kadang Rangga tersenyum di balik helmnya mendengar ucapan Liora. Kadang juga Rangga menanggapi ucapan Liora dengan deheman saja. Tapi itu tidak membuat Liora berhenti. Dasar cerewet!.









Author yang lagi ngantuk 😴

Mangkanya, kalok suka jangan lupa vote sama komennya ya 💋


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Of RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang