14. Rumah Rangga

20 6 0
                                    

Hidup kita yang jalani. Jadi lakukanlah sesuai peran!.

Jangan lupa vote and Comment ❤

Hari minggu telah tiba, waktunya Liora beraksi mendekati calon mertuanya. Tak ada rasa malu sedikitpun, hanya rasa dag dig dug yang ia rasakan.

Sekarang Liora sudah berada di depan rumah Rangga. Tapi ia tak kunjung melangkah mendekat ke arah pintu.
"Huh....ok Liora semangat! SEMANGAT!" ucap Liora sembari mengepalkan tangan ke atas udara menyemangati dirinya sendiri.

Tanpa Liora sadari, di depan pintu sudah ada Rangga yang sudah menunggu Liora. Rangga tersenyum tipis melihat tingkah Liora.

"Dasar cewek bar-bar, bisa-bisanya gue suka sama dia," gumam Rangga. Akhirnya Rangga menyadari bentuk dari perasaannya setelah mendengar pidato dari Gio.

Liora pun melangkah dan melihat Rangga yang bersender dengan tangan di depan dada. Ada lagi....alis yang terangkat satu. Membuat Liora semakin terpana oleh ketampanan Rangga.

"Hehe....kak Rangga ganteng dari kapan di situ?" tanya Liora.

Rangga memutar bola matanya. "Dari kemarin, ayo masuk." Liora mengangguk dan mengikuti Rangga dari belakang. Memang rumah Rangga sederhana, tapi sangat rapi. Itu karna Rangga rajin membersihkan rumahnya.

"Rumahnya adem, rapi lagi," ucap Liora.

"Lo duduk, gue ke belakang dulu," ucap Rangga menghiraukan perkataan Liora. Liora memainkan ponselnya, tak lama Rangga datang membawa nampan berisi minuman.

"Gue cuma punya ini." ucap Rangga sembari mendudukkan dirinya di kursi.

"Gakpapa kok, ini juga enak. Seger." ucap Liora sembari meminum air putih yang Rangga berikan.

Liora menaruh gelasnya. "Emm....ngomong-ngomong, rumahnya sepi banget kak?"

"Ada mama di kamar."

"Kok gak keluar, Liora ke sini kan pengen ketemu calon mertua." Rangga menghembuskan nafas berat. Ia harus mempunyai stok kesabaran jika berada di dekat Liora.

"Papa ke mana?"

"Meninggal." Singkat tapi cepat di pahami Liora, tentu saja Ia terkejut, berarti Rangga di sini hanya tinggal berdua dengan mamanya. Pantas saja, banyak foto yang terpajang hanya Rangga dan pasti itu mamanya.

"Ayo ikut gue," ajak Rangga.

"Ke mana?"

"Katanya mau ketemu calon mertua lo!" seru Rangga. Tak sadarkah Rangga dengan apa yang Ia ucapkan membuat Liora tersenyum malu?.

"Kenapa lo?"

"Gakpapa, ayo." Mereka pun berdiri menuju kamar Lia.

Liora terkejut dengan apa yang Ia lihat, mama Rangga yang terbaring lemah di atas ranjang dengan senyuman bibir yang pucat. Cepat-cepat Ia menetralkan ekspresinya, takut mereka salah paham.

"Halo tante," sapa Liora menyalami tangan Lia.

"Nak Liora ya?" tanya Lia, Liora pun mengangguk dan tersenyum.

"Tante, udah makan belom?" tanya Liora sembari duduk di samping Lia. Hemm....Liora berubah menjadi gadis yang lemah lembut.

"Udah kok, Rangga selalu merawat tante dengan baik." Liora menatap Rangga, rasanya Ia ingin sekali menangis. Rangga, pria yang Ia cintai ternyata menyimpan kesedihan yang begitu mendalam. Ia tak menyangka jika kehidupan Rangga seperti ini. Pantas saja ia banting tulang untuk menyambung hidupnya.

"Umm....tante," ucap Liora sembari memegang tangan Lia.

"Iya."

"Tante tau nggak, kalok anak tante ini orangnya gak pekaan." Lia mengerutkan keningnya bingung.

"Iya gak peka, masak Liora suka sama kak Rangga tapi kak Rangga gak suka sama Liora," ucapnya sembari mengecrutkan bibirnya. Rangga? Tentu saja Ia melongoh karna terkejut atas pernyataan Liora. Apa Ia tidak malu menyatakan perasaannya di depan sang mama? Tidak cukupkah Ia menyatakan secara langsung kepada Rangga?. Astaga....sepertinya urat malu Liora sudah putus ke bawa ombak.

***

Di kediaman Renova, sudah ada Vino yang datang. Ia sengaja datang karna ingin mengajak Liora pergi. Tapi harapannya pupus karna Liora lebih dulu pergi.

"Emang dia pergi ke mana Le?" tanya Vino.

"Ya mana gue gau, dia aja gak bilang perginya ke mana."

Terdengar helaan nafas kasar dari Vino. Leo tau, jika Vino ingin sekali membawa adiknya pergi. Tapi apalah daya, jika Liora saja pergi lebih dulu. Di larang pun tidak bisa karna Liora orangnya keras kepala.

"Kenapa lo gak janjian dulu sama dia?"

"Gue pikir dia gak akan pergi, karna gue datang lebih pagi."

Leo menepuk pelan pundak Vino. "Yang sabar ya bro, cinta emang butuh perjuangan." Ini Leo menyemangati apa sedang meledek Vino yang gagal kencan?.

"Lo gak tau rasanya jatuh cinta gimana!"

"Iya gue emang gak tau, karna gue jomblo kan," ucap Leo santai.

Tak lama Ranti muncul membawa nampan berisi jus dan juga kue

"Emang Vino gak janjian dulu ya sama Liora?" tanya Ranti sembari menaruh gelas jus itu.

"Enggak tante, Vino kira Liora gak akan keluar."

Ranti mengangguk. "Lain kali, kalok mau keluar janjian dulu biar gak seperti ini."

"Biasa ma, dia mau bikin surprise buat Liora. Eh Lioranya malah gak ada Hahaha," ledek Leo di iringi tawa mengejek. Seketika Leo berhenti karna mulutnya yang sudah tersumpal kue yang Ranti bawa.

"Kamu tu ya, kebiasaan ngeledek orang. Mangkanya kamu itu cepet cari pacar terus bawa ke rumah. Biar kamu tau gimana rasanya jadi Vino!" Omel Ranti.

"Betul tante, tante emang tante Vino yang terdebest." Leo yang mendengar ucapan mama dan juga Vino mendengus. Kenapa selalu kejombloannya yang  di jadikan bahan bullyan ?.

"Anak mama itu Vino atau Leo sih?" tanya Leo.

Dengan cepat Ranti menjawab, "Vino!" ucapan Ranti sukses membuat Leo melongoh dan Vino yang tertawa puas.

"Udah ah, mama ke dapur dulu."

"Ini gara-gara lo ya Vin!"

"Lah, kenapa gue?"

"Ya pokoknya gara-gara lo!!"

"Lo gak waras ya?" mendengar ucapan Vino membuat Leo semakin kesal. Leo yang kesal memiting Vino dengan gemas. Membuat Vino mengaduh kesakitan.

Story Of RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang