Part 16

148 11 0
                                    

Bram: "Kita tak bisa membiarkan ini berlarut-larut terlalu lama, Luna. Pembunuhan yang terjadi di districtku jelas menunjukkan tanda-tanda kehadiran seorang manusia serigala di TKP. Makhluk apa lagi selain manusia serigala yang bisa membuat bekas cakaran seperti itu dimana-mana?"

Luna: "Kami sudah mencari-cari keberadaannya namun tak ada hasil. Dan apa yang mau kau lakukan jika menemukan Lukas? Membunuhnya?"

Gaia: "Itu pilihan terakhir kita. Tapi paling tidak kita harus mengurungnya dulu agar tidak melakukan pembunuhan seperti ini."

Ares: "Perkiraanku adalah, Demon level tinggi ini masuk ke dalam tubuh Lukas dan menjadikannya inang. Kalau demon itu memutuskan untuk terus berada di dalam Lukas, jalan satu-satunya adalah membunuhnya."

Wolfy: "Apa kau yakin dengan membunuh Lukas berarti akan membunuh demon itu juga? Demon itu bisa saja berpindah ke manusia lain dan menjadikannya inang baru. Pembunuhan itu akan jadi sia-sia." Semua terdiam mendengar pertanyaan Wolfy.

Mereka semua sedang berkumpul di tempat hunian manusia serigala, melakukan meeting darurat karena terjadi pembunuhan di district Bram. Pembunuhan itu tampak seperti bunuh diri, karena manusia tersebut jatuh dari lantai tinggi sebuah gedung. Namun setelah Bram mengecek lokasi jatuhnya manusia itu, ia menemukan banyak bekas cakar di lantai dan dinding.

Tiba-tiba mereka mendengar suara pintu terbuka dan di tutup kembali. Mereka langsung terlihat waspada dengan sesuatu atau seseorang yang masuk ke dalam rumah itu. Sesaat kemudian, Lukas muncul di dekat pintu ruangan. Ia tampak kumal dan kebingungan.

Luna: "Lukas!" Para manusia serigala tampak siaga melihat kehadiran Lukas, begitu pula Bram dan yang lainnya.

Wolfy: "Tunggu. Kurasa dia hanya Lukas, tanpa demon. Lukas, kau mengenaliku?"

Lukas: "Apa yang terjadi padaku? Aku tak ingat apa-apa sampai tadi sore."

Semua melepaskan kewaspadaan dan mendekati Lukas, para werewolf memeluk Lukas. Bram dan Ares saling berpandangan.

Bram: "Kalau demon itu bisa masuk dan pergi sesuka hati, situasi akan semakin buruk jika kita tidak segera membereskannya."

Luna: "Kita harus segera menemukannya dan membunuhnya saat kesempatan itu muncul, walaupun ia sedang berada di dalam inang. Lebih baik mati satu, daripada ia membunuh banyak manusia."

Gaia: "Keputusanmu terlalu buru-buru Luna. Kita harus cari tahu terlebih dahulu apakah cara itu sungguh bisa membunuh demon yang berada didalamnya."

Luna: " Kami para werewolf akan siap menjadi inang dan mati demi membunuh demon. Bukankah itu tugas kita semua?"

Ares: "Jika sekarang demon itu masuk ke tubuh manusia, tidak akan semudah itu menyelesaikannya."

Luna: "Kurasa membunuh satu untuk menyelamatkan banyak orang tidak akan menjadi masalah."

Wolfy: "Apakah dengan membunuh satu manusia, juga termasuk tugas kita?" Luna memandang Wolfy dengan kesal.

Luna: "Aku adalah Alpha, kau harus mengikuti keputusanku." Wolfy menatapanya tajam.

Bram: "Betulkah? Bukankah.. Wolfy adalah pasanganmu? Setahuku, pasangan alpha memiliki status yang sama dengan alpha, dan pendapatnya akan di dengar seperti pendapat seorang alpha. Apakah aku salah?"

Para werewolf tampak terkejut dan memandang Luna dan Wolfy bergantian. Ares dan Gaia pun membelalakkan mata saking kagetnya. Luna tampak gugup mendengar pertanyaan itu dan salah tingkah.

Gaia: "Wolfy.. benarkah? Jadi ini alasanmu meninggalkan Emma?!" Bram dan Wolfy saling berpandangan, Wolfy tak menghiraukan pertanyaan Gaia.

Bram: "Apa kau tak menganggap pasanganmu?" Luna semakin tampak gusar saat Bram terus menekannya dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Para werewolf tampak saling memandang.

WOLFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang