Venus 6

70 2 0
                                    

"Cinta itu sama seperti api. Ketika api tersulut dan dibiarkan begitu saja, ia akan bertambah semakin besar. Dan sama seperti bermain api, bermain dengan cinta itu, berbahaya" - Author

Matahari musim panas bersinar terik, membuat para siswa yang berada di lapangan mengeluh kepanasan. Pelajaran olahraga saat musim panas memang merupakan pelajaran yang paling dibenci. Terutama, oleh para murid perempuan yang mulai mempertanyakan nasib kulit mereka. Suzushi Kako dan teman-temannya berteduh di bawah pohon sambil berkali-kali mengipas-ngipas badan mereka yang terasa gerah. Kako sedang mengeluhkan cuaca panas itu ketika tiba-tiba terdengar suara keras dari atas.

"HOOOI KAKOOO!"

Kako dan teman-temannya mendongak, mencoba melihat siapa yang memanggilnya. Sinar matahari bersinar terlalu kuat dan membuat gadis itu tidak dapat melihat terlalu jelas, tapi entah mengapa, otaknya segera mengenali bayangan yang sedang melambai-lambai ke arahnya sebagai seorang Takahiro Natsu. Kako segera berdiri dari tempat duduknya lalu balas berteriak,

"Naniiiii???????" (Apa?)

"Daijobuuu!!! (Tidak apa apa) Tunggu disana. Sebentar lagi aku akan turun!"

Lelaki itu segera meninggalkan jendela dan Kako hanya bisa mendengus setengah tertawa melihat Natsu yang tampak terburu-buru untuk menghampirinya.

"Awwww.. manis sekali tingkah lelaki itu terhadapmu!" Ujar Keiko sambil menelungkupkan tangannya menatap Kako.

Kako memutar bola matanya lalu berjalan ke tempat duduknya semula, "Aku sudah bilang, kita hanya berpura-pura berpacaran Keiko."

"Tapi kau dan Natsu tidak terlihat seperti itu! Ya kan teman-teman?!"

Hana tidak memberi komentar sementara Akari mengangguk tapi kemudian gadis itu berkata, "Kako, menurutku Natsu-senpai sebenarnya punya perasaan padamu. Karena, jujur saja, saat aku dan dia dekat dulu, ia tidak pernah memulai segala sesuatunya terlebih dahulu dan... berbeda kasus denganmu, lelaki itu selalu memulainya terlebih dahulu bukan?"

Kako berpikir sejenak, "Memang... Tapi, demi Tuhan. Aku tidak menyukainya dan dia itu lelaki playboy yang manis pada semua perempuan!" Sahut Kako putus asa. Sungguh! Ia tidak mengerti kenapa teman-temannya mengira bahwa dirinya dan Natsu serius. Tidakkah mereka mengerti bahwa ia dan Natsu hanya berpura-pura? Setidaknya semua kepura-puraan ini akan selesai pada akhirnya.

"Kau bilang semua ini hanya pura-pura, tapi apa kau yakin perasaan kalian tidak akan menjadi nyata?" Tanya Hana-memecah keheningan sementara itu.

Merasa Hana masih ingin melanjutkan perkataannya, Kako tidak menjawab pertanyaan itu tapi memutuskan untuk mendengarkan. Tak beberapa lama kemudian, Hana kembali berkata,

"Cinta itu sama seperti api... pertama kali kau menyulutnya, ia hanya sebuah api kecil.. bahkan hanya percikan. Tapi ketika kau membiarkan api kecil itu menari disana, cepat atau lambat, api itu akan bertambah semakin besar. Dan sama seperti bermain api, bermain dengan cinta itu berbahaya"

Perkataan Hana membuatnya terdiam. Jadi, apakah dia seharusnya tidak melakukan permainan ini? Apa dirinyalah yang akan tersakiti pada akhirnya? Kako masih terdiam memikirkan perkataan itu ketika tiba-tiba seorang menangkupkan tangan di kedua matanya.

"Natsuuuu! Lepaskaann! Apa yang kau lakukan hah? Dasar lelaki bodoh!"

Kako mengomel sambil menarik tangan lelaki yang menutupi matanya. Segera setelah tangan itu terlepas ia menoleh sambil memberengut, ketika menyadari bahwa lelaki yang menutup matanya bukan Natsu.

"K-Kuroki?!"

Kepanikan gadis itu berhasil mengundang tawa bagi teman-temannya dan hal itu membuat Kako berjuta kali lipat lebih malu. Kuroki ikut tertawa tapi entah mengapa, Kako sempat menangkap mata coklat itu mengilat kecewa.

<4SS> #2 Summer's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang