Venus 8

46 1 0
                                    

"Sejujurnya.. aku merindukan lelaki itu dan semua hal kecil pada dirinya" - Suzushii Kako

Tidak seperti biasanya, hari itu matahari bersinar lembut menembus jendela-jendela kelas. Kako membuka jendela kelasnya dengan senyuman di wajah. Hari yang indah. Tidak terlalu panas, tapi cerah. Hari pertama di musim panas dimana matahari tidak bersinar menyengat. Kako tersenyum lebar sambil menatap ke bawah. Murid-murid Seika terlihat sedang memasuki gerbang dengan wajah sama ceria dengan dirinya. Cuaca yang baik selalu membuat hati cerah juga bukan?

"Jangan tersenyum-senyum seperti itu.. Kau terlihat seperti orang sakit jiwa."

Suara yang terdengar familiar itu segera mengubah senyumannya menjadi kerutan. Dengan kesal, ia menoleh dan melihat teman kecilnya itu menatapnya dengan geli. Kuroki ikut bersender di sebelahnya sambil terkekeh melihat ekspresi wajahnya.

"Kau tahu? Hanya dengan mendengar suaramu saja, burung-burung bisa berhenti berkicau!"

Kuroki tertawa mendengar jawaban sarkastisnya. Tanpa menjawab apa-apa lagi, lelaki itu ikut melayangkan pandangannya ke luar jendela. Mereka berdua bersandar dalam diam, menikmati hembusan angin yang sejuk.

"Oh ya.. kau berhutang 1 cerita denganku.."

Kako menoleh heran, "Cerita apa? Seingatku, belum ada hal besar yang harus kuceritakan."

Kuroki memutar bola matanya, "Jadi keributan yang kau buat di perpustakaan itu... Bukan suatu hal besar?"

"Keributan ap-" Kako baru saja akan bertanya ketika akhirnya ia mengingat keributan besar apa yang dimaksud Kuroki. Ia tidak melanjutkan pertanyaannya melainkan melontarkan pertanyaan lain, "Bagaimana kau tahu?!"

"Suzushi Kako.. apakah kau tidak menyadari bahwa bukan hanya aku, tapi hampir 1 sekolah ini sudah tahu?!"

Kako mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya mendengar jawaban Kuroki. Hampir 1 sekolah?! Gila! Mengapa gosip menyebar begitu cepat?! Padahal, kejadian itu baru terjadi 3 hari yang lalu.

Kako tertawa datar. "Aku tak pernah mengerti bagaimana gosip dapat menyebar dengan cepat. Omong-omong, bagaimana kau mendengarnya?"

"Beberapa anak kelas lain bergosip bahwa kalian bertengkar hebat dan... Tidak berhubungan lagi?"

"Tidak berhubungan lagi?!" Suara Kako meninggi. "Apa-apaan?! Dengar ya! Aku dan Natsu hanya bertengkar. Kami masih berpacaran dan pertengkaran kami akan segera berakhir!" Teriaknya sambil menatap Kuroki marah.

Seenaknya saja! Ia dan Natsu masih berhubungan dan mereka hanya bertengkar kecil kemarin. Kenapa pula mereka harus putus karena itu?! Kako masih merasakan kekesalan yang amat mengganggunya ketika tiba-tiba sebuah pikiran terlintas di benaknya. Apa-apaan? Kenapa ia menjadi semarah itu? Bukankah ia sendiri berkata bahwa ia tidak ingin bertemu Natsu lagi? Dan bukankah mereka hanya berpura-pura? Lalu mengapa gosip bahwa ia dan Natsu tidak berhubungan lagi membuatnya kesal? Kako menggigit bibirnya. Tidak. Tidak. Gosip itu sama sekali bukan urusannya dan ia tidak boleh kesal. 

Kako baru saja hendak memperbaiki perkataannya ketika mendengar suara tawa di sebelahnya. Ia menoleh dan melihat Keiko yang kini ikut bersandar di sebelahnya.

"Kako.. Kako... Jika kau ingat.. 3 hari yang lalu kau baru saja berkata bahwa kau tidak ingin bertemu dengan Natsu lagi. Tapi, kenapa sekarang kau marah mendengar gosip itu? Bukankah seharusnya kau senang?!"

Mendengar itu, ia menunduk menatap sepatunya, tidak tahu harus mengelak seperti apa. Sial, kenapa Keiko harus ada di saat seperti ini. Dan jujur saja, ia tidak mengerti mengapa reaksi pertamanya adalah merasa marah pada gosip itu. 

<4SS> #2 Summer's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang