Chaeng melambai sebentar kearah beberapa temannya. Kini ia kesulitan membopong buku-buku tebal yang baru ia pinjam barusan. Kalian percaya? Semua buku yang ia bawa tentang sastra!
Chaeng berencana menyusun sajak. Untuk sahabatnya, tentu saja. Terukir senyum tipis di bibirnya. Matanya nanar menatap. Kehilangan cahaya.
Ia kembali menghela nafasnya. Menatap pohon besar dengan dedaunan lembayung kecoklatan di kejauhan. Disana biasanya ia menyusun puisi-puisi indah untuk Lisa.
Kalian sudah kenal Lisa? Lisa adalah sahabat Chaeng sedari kecil. Namun Lisa sudah tiada. Mati demi mendonorkan jantungnya untuk sahabatnya. Chaeng tak habis pikir, betapa bodohnya sahabatnya? Letak kebodohan manusia adalah saat ia memilih mati demi hidup orang lain.
Chaeng cepat-cepat menggeleng. Kematian Lisa menorehkan luka dalam untuknya. Tak bisa hidup tenang. Bagaimanapun juga, hatinya dihantui rasa bersalah.
Ah, Chaeng mengambil S3 di Toronto, Canada. Tepatnya di Universitas Toronto. Universitas yang cukup terkenal di Canada, negara pohon Maple.
Chaeng meregangkan otot-ototnya setelah sampai di kediamannya. Ia taruh dengan rapi 3 tumpuk buku tebal itu, dan merebahkan dirinya di kasur.
Ia masih memikirkan Lisa. Menghela napas. Matanya menerawang jelas langit-langit kamarnya. Ia masih berpikir, harusnya Lisa yang diposisisku.
Chaeng beranjak. Mengambil buku dan pena kesayangannya di nakas, lalu mencoretkan sesuatu disana,
Boleh kita bertukar posisi?
Biar kau yang tertidur dibawah langit,
Dan aku yang terlelap diatasmu.
Itu ide bagus, bukan?Tentu saja, karena itu yang harusnya terjadi.
Namun kau terlalu jahat untuk merubahnya.Chaeng tersenyum nanar. Bertemu saja mustahil, apalagi bertukar posisi. Yang hidup akan berjuang, yang mati akan beristirahat.
Harusnya itu tak bisa diubah. Tapi Chaeng sangat ingin. Hidup berarti hidup, mati berarti mati. Tak ada yang diubah lagi.
Chaeng kembali merebahkan dirinya di kasur. Begitu banyak yang harus ia pikirkan.
Jujur, ia menyimpan rindu. Jisoo, Jennie, dan Lisa. Chaeng sangat ingin pulang untuk menemui mereka. Rindu.
"Tidak. Aku tidak bisa pulang," gumamnya melenguh.
Sudahlah, Chaeng butuh istirahat. Mengistirahatkan lelahnya setidaknya untuk beberapa jam.
+++
Jennie mengecup lembut nisan adiknya setelah menaruh Aster ungu cantik di atas tanahnya. Ia tersenyum lembut.
"Eonnie merindukanmu. Sangat merindukanmu. Walau kau jahat, tapi eonnie masih mengharapkanmu kembali," Jennie berujar sembari membersihkan makam Lisa yang ia datangi tiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] dua dunia.
Fanfiction❝Tentang ceritera persahabatan abadi yang telah melibatkan dua semesta.❞ 2O2O ; ©STARAAAAA- [ sequel of 'bukan salah tuhan' ]