Prolog

5.2K 136 7
                                    

🌈

Tubuh Pelangi berkeringat dingin saat melihat sosok pemuda yang bersembunyi di balik pintu kamarnya.

"Hai Pelangi....." Sapanya semakin membuat Pelangi melangkah mundur hendak keluar, namun pintu kamarnya sudah terkunci oleh pemuda yang selama ini ia sayangi, berubah menjadi monster.

Langit tersenyum miring, "jangan pernah lari dari gue, My Rainbow."

Seketika Pelangi ingin menjerit keras saat Langit mengunci kedua lengannya, lalu membenturkan tubuhnya ke dinding. Ia meringis pelan, air matanya mengalir deras.

Kenapa bibirnya bungkam seketika.

"Ba-bang Langit....."

"Ah..., Panggilan yang merdu," kata Langit, netranya semakin menatap lekat Pelangi.

"Don't see me your uncle or your brother, My rainbow." Pelangi menoleh ke samping saat wajah pemuda di hadapannya itu semakin mengikis jaraknya. Bahkan, hembusan keduanya saling beradu.

Tolong, tolong Pelangi untuk saat ini.

Ingin sekali Pelangi memanggil Mama Papanya, tapi keduanya sudah terlelap dalam tidurnya.

Semoga, malam ini, bukan malam kehancurannya.

"Lepasin!" Hanya satu pekikan yang dapat Pelangi keluarkan.

"No one hear you My Rainbow." Langit memulai aksinya sebelum ia kembali berkata. "Sebelum gue pergi jauh, ninggalin Pelangi kesayangan ini.... Gue mau...."

Pelangi menangis.

"Milikin Lo."

Malam itu, adalah kehancuran.

🌈

Cowok itu brengsek!

Virginity [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang