04. SANG MAMA

4.2K 39 0
                                    

Kita hanya perlu terus berdoa agar impian kita bisa terwujudkan. Karena di dunia ini tidak ada yang mustahil jika tuhan sudah berkehendak :)






Happy reading :)


Jangan lupa Vote dan Komennya:)





Jessie pun melenggang pergi dari kamar tersebut. Saat sudah merasa jauh ia menumpahkan tangisnya di lobi tersebut untungnya tidak ada orang yang lewat. Jessie terisak hebat, dia benci akan dirinya yang tidak bisa menolak sentuhan Keynan.

Kenapa? Hiks, batin Jessie lirih.

"Seharusnya yang pertama adalah suamiku kelak, hiks. Aku kotor, aku menjijikkan. Hiks hiks hiks. Kenapa?? Aaaaa!!!" Erang Jessie frustasi. Dia menjabak rambutnya dengan kuat lalu menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya yang di tekuk.

"Tidak, aku tidak boleh seperti ini. Aku masih harus berjuang untuk mencukupi kebutuhan mama, mama masih membutuhkan aku. Tunggu aku mah." Ucap Jessie mendongakkan kepalanya lalu berdiri membenarkan tatanan rambutnya, dan menghapus sungai kecil di pipinya, lalu tersenyum. Semangat!!. Jessie langsung melenggang pergi untuk pulang menemui mama nya yang selalu terbaring di kamarnya.





~~~





Setelah merasa rapi Jessie keluar dari toilet umum. Itu sudah menjadi rutinitas Jessie sebelum sampai di rumahnya dia mampir ke toilet umum untuk mengganti pakaian Bitch nya dengan pakaian layak yang tertutup.

Sesampainya di rumah Jessie langsung melangkahkan kakinya ke salah satu bilik kamar yang berada di sebelah kiri kamarnya. Ceklek, suara pintu terbuka. Masuklah Jessie mengembangkan senyumnya saat melihat mama nya masih tertidur sangat lelap. Jessie pun mendekat pada sang mama.

"Cepat sembuh mah." Ucap Jessie lirih, matanya berkaca-kaca membendung air mata yang berdesakan akan keluar. Di elusnya pipi sang mama dengan sayang.

"Jessie pengen jalan bareng sama mama lagi," Lanjut Jessie air matanya langsung berjatuhan. Jessie sudah tidak bisa membendungnya. Sang mama tetap akan posisinya merasa tidak terganggu akan sentuhan Jessie.

"Hiks hiks," isak Jessie, lalu di bungkam bibirnya dengan telapak tangannya agar isakannya tidak sampai mengganggu tidur sang mama. Tetapi semua itu sia-sia sang mama sudah mulai membuka matanya karna mendengar isakan yang sangat familiar di pendengarannya.

"Jessie." Sebut sang Mama memandang Jessie dengan teduh.

"Ahh iya Mah. Maaf ya mah jika Jessie mengganggu tidur mamah, sekarang Mamah tidur lagi ya? Jessie temenin kok." Sahut Jessie berusaha tersenyum.

"Mama sudah tidak mengantuk nak. Kamu darimana aja? Kok selalu pulang pagi, kamu kerja apa dan dimana?" Tanya sang Mama. Yah, benar sang Mama tidak tahu jika Jessie kerja di Club malam.

"Jessie kan udah pernah bilang, kalau Jessie kerja di toko buku dan tempatnya lumayan jauh dari rumah. Jadi, habis kerja Jessie nginap di rumah Stella mah. Mama masih gak percaya nih?." Bohong Jessie.

Maaf mah Jessie selalu berbohong, batin Jessie merasa bersalah.

"Ya udah asalkan kamu baik-baik saja mama tenang." Ucap sang Mama sambil tersenyum.

"Iya mah Jessie bakal jaga diri kok."

"Ohh ya, sekarang waktunya Mama makan terus minum obat ya? Seperti biasa Jessie suapin." Kata Jessie, saat perjalanan pulang dia membeli bubur ayam dulu buat Mamanya.

"Maafin mamah ya nak. Mama selalu ngrepotin kamu, seharusnya mama yang menafkahi kamu. Mama merasa gagal menjadi seorang ibu, hiks." Ucap sang Mama dengan menatap Jessie sedih setelah mendapatkan suapan pertama.

"Mama ngomong apa sih? Jessie itu gak pernah merasa di repotin sama Mama. Justru Jessie senang bisa merawat Mama. Dan Mama udah berhasil menjadi seorang Ibu." Jawab Jessie tersenyum tulus sambil menghapus air mata sang Mama dengan lembut.

"Tapi nak--"

"Sudah mah, kalo makan tidak boleh sambil bicara. Jadi sekarang habiskan lalu minum obat ya?" Ucap Jessie setelah memotong ucapan sang Mama.

"Baiklah. Mama hanya bisa menurut pada Gadis kecil Mama ini," Kata sang Mama meledek Jessie.

"Ih Mama, Jessie bukan gadis kecil lagi." rengek Jessie mengerucutkan bibirnya dengan lucu.

"Gak bisa. Pokoknya kamu tetep gadis kecil Mama yang cengeng." Kekeh sang Mama setelah menerima suapan terakhir lalu meminum obat yang di sodorkan oleh Jessie.

"Terserah Mama. Intinya Jessie udah gede, titik. Sekarang waktunya Mama istirahat lagi ya? Jessie mau beres-beres rumah dulu."

Cup. Kecup Jessie di kening sang Mama.

"Cepat sembuh mah." Ucap Jessie lirih sambil tersenyum tulus. Yang hanya di balas anggukan kepala oleh sang Mama.

Lalu Jessie melenggang pergi keluar kamar tidak lupa menutup pintu kamar sang Mama.

"Maaf kan Mama nak. Kamu pasti capek pulang kerja langsung merawat Mama. Mama janji akan berusaha sembuh agar usaha Jessie tidak sia- sia merawat Mama." Ucap sang Mama meneteskan air matanya sambil terus menatap kearah pintu kamarnya.

LOVE BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang