III

4 1 0
                                    

Shelly dan Rowoon menyusuri jalan pulang. Shelly menceritakan alasannya dapat pulang lebih awal. Rowoon tidak percaya, Shelly bisa mengatakan sebuah puisi yang spontanitas di hadapan teman-teman kelasnya. Bagi Rowoon, Shelly adalah gadis yang unik. Shelly adalah jenis orang yang tidak terlalu peduli pada beberapa hal. Dia akan melakukan apa yang disukainya, walaupun banyak orang yang melarangnya. Menurut Rowoon, ketika Shelly menginginkan sesuatu, dia akan sangat berusaha untuk mendapatkannya. Contohnya, Shelly dapat melawan ketegangannya saat berdiri di depan banyak orang hanya untuk pulang lebih awal.

" Kau harusnya terharu dengan apa yang sudah aku lakukan" Shelly menyudahi cerita tentang perjuangannya untuk pulang lebih awal.

" Kau ingin aku terharu?, Baiklah. Beri aku obat tetes mata" Rowoon meminta obat tetes mata pada Shelly.

" Untuk apa?" tanya Shelly.

" Untuk membuat air mata" Rowoon mengusap pinggiran matanya dan pura-pura menghilangkan air mata.

" Kau ingin dipukul, ya" Shelly mengangkat kepalan tangan untuk Rowoon.

" Kenapa kau tidak menjitak kepalaku saja?" tanya Rowoon dengan nada manis.

" O, iya, aku lupa. Kau kan pendek" Rowoon mengejek Shelly dengan sangat puas.

Shelly tersenyum masam. Shelly menyiapkan senjata untuk membalas perbuatan Rowoon kepadanya. Shelly meniup ujung jarinya dan mulai mencubit perut Rowoon.

" Aduh, sakit. Maafkan aku. Lepas, ya" Rowoon mengaduh kesakitan.

" Kau pikir karena kau tinggi aku takut padamu" tantang Shelly.

" Iya, aku mengaku kalah. Aku tidak akan mengejekmu lagi" Rowoon meminta pengampunan Shelly.

Shelly melepaskan cubitannya pada perut Rowoon. Rowoon yang berhasil terlepas dari tangan Shelly segera berjalan menjauh. Rowoon mengusap perutnya yang kesakitan akibat cubitan Shelly.

" Aku tidak akan memanggilmu pendek" Rowoon mengeluarkan pernyataan yang membuat Shelly senang.

" Tapi sebagai gantinya aku akan memanggilmu mungil" kata Rowoon yang langsung di hadiahi tatapan membunuh dari Shelly.

" Hahaha. Sudah kau jangan marah. Ayo, aku akan mentraktirmu es krim. Ini baru jam setengah 4. Jadi, kita bisa bersantai" Rowoon memainkan alisnya.

" Ayo, kita makan es krim" Shelly berkata dengan semangat.

Shelly sangat menyukai makanan manis. Mulai dari es krim, permen kapas, cupcake, dan teman-temannya. Apalagi jika makanan itu memiliki rasa coklat. Shelly benar-benar tidak bisa menahan diri untuk menyantap semua makanan itu.

Rowoon senang bisa membuat sahabatnya merasa bahagia. Jika sudah membahas tentang makanan Shelly pasti sangat bersemangat. Bagi Shelly mendapatkan makanan gratis sudah seperti mendapat harta karun.

" Pak, satu es krim vanilla dan satu es krim coklat dengan tambahan kacang mede di atasnya" Rowoon memesan es krim untuk dirinya dan Shelly.

" Kau sangat mengetahui seleraku" puji Shelly.

" Tentu saja. Lain kali kau juga harus mentraktirku" kata Rowoon.

" Tenang saja" Shelly membentuk isyarat "OK" dengan jarinya.

" Ini es krimmu" Rowoon menyerahkan es krim coklat kepada Shelly.

Rowoon melihat sebuah toko buku di seberang jalan. Rowoon sudah lama ingin membeli sebuah novel tapi dia belum sempat membelinya. Rowoon menghentikan langkah kakinya.

" Aku harus ke toko buku. Kau mau ikut?" ajak Rowoon pada Shelly yang asyik menikmati es krimnya.

" Tidak. Aku akan menunggumu disini. Jangan terlalu lama" Shelly duduk di kursi yang ada untuk pejalan kaki.

Forever with you! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang