🌷Portal #09

670 116 27
                                    

Sohyun meremas kedua tangannya sambil duduk di sofa berwarna biru yang ada di---entah apa namanya yang pasti bukan rumah sakit melainkan bangunan yang Sohyun sendiri tidak tahu apa itu.

Jeje memberikan satu pak susu pisang. Tapi Sohyun tidak mau mengambilnya. "Dia akan baik-baik saja."

Sohyun sedikit menengadah guna menatap Jeje. Di wajah gadis itu terdapat luka goresan aspal, sehari yang lalu Taehyung baru saja menyelamatkannya dari mobil pengangkut bensin. "Bagaimana bisa di baik-baik saja?"

Yang Sohyun ingat sebelum dirinya pingsan, dia melihat Taehyung terlempar sangat jauh dari lokasinya dan dari arah yang berbeda pula seorang wanita datang mendekati kerumunan yang terdapat keberadan Taehyung.

Jeje duduk di samping Sohyun. "Aku pernah bilang, salah satu pergerakan tubuh Taehyung rusak karena saat perjalanan di angkasa kendaraan kami menyenggol kumpulan batu meteorit. Kau tidak pernah tahu seberapa kuat tubuh kami. Kecelakaan itu hanya sebagian kecil dari yang sudah terjadi."

"Apa maksudmu?"

Jeje tersenyum. "Percaya saja kalau dia akan sembuh." Memberikan senyum penuh makna, seolah-olah tak ada kekhawatiran pada dirinya.

Dari arah lorong yang panjang, suara sepatu bah melangkah di catwalk fashion show terdengar. Suaranya seperti tetesan air yang lambat.

Sohyun serta merta Jeje sama-sama melihat. Sohyun tercekat setelah dia sadar siapa wanita itu.

Dengan rambut pendek dan setelan mewah. Wanita itu semakin mendekat.

Sedangkan Jeje langsung berdiri saat melihatnya. Dia hampir melangkah. "Ka---"

"Diam." Wanita itu kembali mendekati Sohyun dan berdiri sambil bersedekap dada. Pakaiannya selayak putri negara dengan kemeja putih, dibalut jas hitam dan rok sepanjang lutut. "Kim Sohyun." Panggilnya dengan nada berkesan.

Tubuh Sohyun menegang. Bagaimana mungkin? Gadis itu menatap Jeje seolah minta penjelasan. Namun pria itu malah memalingkan wajah.

Sohyun menarik napas dan kembali menatap wanita tadi. "Y-ya?" Masih dengan posisi duduk ragu.

Wanita itu tersenyum dan sedikit membungkuk, tangannya terulur guna mengelus pipi Sohyun yang terdapat luka. "Wajahmu mirip sekali denganku."

Sohyun pikir juga begitu. "A-apa kau... Min Sohyun?"

"Ya." Dia semakin tersenyum. "Panggil aku Hyun-ssi, itu lebih mudah membedakan nama kita."

"B-bagaimana dengan paman?"

Hyun berdiri pada posisinya yang semula. "Ikutlah dengaku." Dia berjalan lebih dulu. "Kau juga Jungkook."

Mereka berdua mengikuti wanita itu menuju sebuah ruangan selayaknya lab yang dilapisi dinding kaca. Sohyun bisa melihat Taehyung ada di dalam sana---terbaring dengan banyak alat yang menancap pada kulit. Terlebih----lengan kanan pria itu tidak ada.

"Apa---apa yang terjadi?"

"Duduklah." Hyun menggeser sebuh kursi tanpa memegangnya seperti sihir, dia juga sudah duduk rapi dengan segelas teh. "Mari kita bicarakan."

Sohyun menerima kursi itu. "Apa masalahnya? Apa kecelakaan itu sangat fatal? Dan kau---?"

"Aku mengerti." Hyun melirik Jungkook yang tiba-tiba menunduk. "Selama ini aku masih hidup, kupikir menjauh dari Taehyung adalah keputusan yang benar tapi ternyata aku salah."

"Jadi selama ini kau bersembunyi?"

"Ya."

"Dimana?" Tanya Jungkook----meletakkan kucing hitamnya di atas meja.

RESET ♣ The Diamond PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang