11

688 141 1
                                    

"Gue tahu kok tentang semua surat- surat itu, gue baru tahu ada cewek yang suka sama cowok batu kek lo. Cowok yang mendang semuanya sama, batu, es, sok pinter. Asal lo tahu, kalau lo izinin gue ikut dance sekarang gue bisa ikut kompetisi intenasional kayak anak dance yang lain!!", teriak gadis itu cukup kencang. Ia sudah cukup lama menyimpan semuanya, dia lelah, dia ingin ikut serta melihat temannya begitu bahagia dengan apa yang dia inginkan, dan dia harus berhadapan dengan buku, sesuatu yang dia benci.

"Kita sudah sepakat gak bakal bahas ini lagi Roseanne. Udah cukup, gue gak mau kehilangan siapapun lagi, lo adik gue, gue mau ngelindungin lo. Lo gak bisa ngelak,".

"Hah?, ngelindungin?, lo batasin semua gerak gue Hun?!, lo cuman kakak gue, mama sama papa tau gue pengen banget ikut dance dan mereka ngasih izin. Dan lo dengan gampangnya gagalin semua usaha gue buat ikut. Dan tiba-tiba sekarang lo tertarik sama dencer?, munafik,". Kata cewek itu yang langsung membuat Sehun menoleh ke belakang.

"Gue bakalan berhenti nyari tahu ini cewek?, sudah puas?, gue gak bakalan bahas semua tentang dance dance lagi dan gue gak mau denger lo pengen ikut dance lagi," Setelah itu lelaki itu keluar dari kamar adiknya. Ia tak menyangka menyakan seseorang malah membuat adiknya kembali ingin mengikuti dance lagi.

Sehun duduk di ujung tempat tidurnya, memandang beberapa buku Kimia tebal di mejanya juga sebuah kotak hitam tempatnya menyimpan surat-surat itu. Lelaki itu bangkit kemudian memasukkan kotak itu ke dalan tempat sampah.

Siapapun perempuan itu, dia tidak akan pernah mengorbankan adiknya hanya untuk mengetahui wajahnya.

Dia duduk di kursinya kemudian membuka buku- buku tebalnya, kembali belajar. Walaupun di kamar sebelah, dia mendengar adiknya menangis.














Itu menyakitinya, sangat.

[LS] : You Never Answer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang