Terimakasih

247 90 16
                                    

Happy Reading 💞

Klik ini 🌟 dulunya sebelum meninggalkan part ini

"Cukup aku yang terluka, cukup aku yang menangis, cukup aku yang melepaskanmu. Terimakasih telah mau meminjamkan namamu dan terimakasih telah menabur harapan pada hatiku,sehingga aku lupa se-lupa lupanya. Terimaksih. "

Wahda Syifa Adden

🍭Anugerah Cinta yang Salah🍭

🐝🐝🐝

Pagi sudah tiba,namun pintu kayu dengan gantungan dream chaher itu masih tertutup.Sudah sepuluh kali Wahabi mengetuk pintu kamar tersebut,pengghuninya masih tetap tidak peduli dengan suara keras itu.

"Ma,Kak Wahda masih tidur."Seru Wahabi.

"Astagfirullah,buka sama kunci cadangan punya kamu Wahabi."Balas Sherenia.

"Iya Ma."

Wahabi membuka pintu kamar Wahda dengan kunci cadangan,waktu menunjukkan pukul tuju.Namun,kamar itu masih tertutup tanda bahwa penghuninya masih terlelap dalam mimpi.Wahabi menatap sendu,ia melihatkakaknya tertidur diatas sajadah dengan di depannya al-quran masih terbuka,tanda bahwa kakaknya itu kelelehan setelah bermunajat.Wahabi melangkah masuk,tak lupa ia menutup pintu kembali,ia tak ingin Mama dan Papanya melihat keadaan Wahda saat ini.

Dia berjalan pelan ke arah Wahda,hatinya masih kelu menatap keadaan Wahda,yang tidak baik-baik saja.Dengan hati-hati Wahabi mengelus lembut pipi Wahda,saat itu kebetulan Wahda tak memakai cadar,maka Wahabi tau jika Wahda semalam suntup hanya menangis.Ia tau dari siaratan raut wajah lelah Wahda,kakaknya memang selalu pintar menutupi hatinya.Namun,sepintar-pintar tupai melompat pasti akan jatuh juga,sama seperti Wahda,sepintar-pintarnya Wahda menutupi rasanya,pasti rasa itu akan muncul sendirinya.

"Ada apa Wahabi?"

Air mata Wahabi mengalir dipelupuk mata."Kak,maaf.Enggak seharusnya Mama sama Bunda Ani jodohin kakak gitu aja.Wahabi tau kalau kakak sedih karena itu."

Wahda menggeleng."Enggak,kakak tau jika Mama dan Bunda Ani itu ingin yang terbaik buat kakak.Kakak memang sudah waktunya menikah,kenapa harus diundur?Ini sudah takdir Allah."

"Kakak makan ya,nanti kakak sakit."

Wahabi melangkah pergi diikutiWahda,wajahnya sudah cukup segar karena terkena air yang membasahi wajahnya.Mereka melangkah menuruni anak tangga,hati Wahda sudah tak lagi sakit,ia mencoba menerima takdir yang telah Allah tuliskan untuknya.

"Kak?"

"Apa Dek?"

"Kakak pernah tau enggak,kenapa kucing itu selalu baku hantam kalau ketemu sama tikus?

Wahda menggeleng,ia tak tau asal muasal soal kucing dan tikus.

"Enggak seru nih,jawablah kak.Sebisanya."

"Karena tikus kan makananya kucing."

"Hahahaha....Salah!"

"Terus apa kalau jawabanku salah."

"Karena kucing terlalu imut,sampe tikus cemburu.Kan,badannya tikuskan bau dan kotor."

Tawa Wahda mengggema ke seluruh sisi rumah,ia tak pernah terpikirkan soal itu.Kenapa ia bisa kalah dengan adiknya?

Disisi lain Sherenia dan Hafizh tersenyum geli,suara tawa Wahda dan Wahabi juga bisa membuat pasangan suami istri berumur separuh baya itu merasakan kebahagian kedua anaknya itu.

Anugerah Cinta yang Salah|Sudah Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang