Sejauh kamu berlari, masa lalu akan selalu menghampirimu.
Maka berdamailah dengannya.--- Fahera ---
"Ra, gue ada informasi penting buat lo," ucap Wila teringat tujuan awalnya menemui kakak sepupunya itu. Namun gadis itu tak merespon. Ia menatap jendela yang langsung menghadap ke arah lapangan basket.Semilir angin sejuk perlahan meniup kerudung Fahera lembut. Tak peduli jika adik sepupunya itu mengerucutkan bibirnya kesal. Angin sepoi itu terasa menenangkan bagi Fahera. Mengingat novel yang ditaksirnya sejak sebulan lalu telah berada di genggamannya membuat senyumnya merekah senang. Terlebih ketika mengetahui jika novel itu adalah pemberian sang ketua osis, Alif.
Fahera tidak tahu kenapa ia bisa sebahagia ini. Menurutnya lelaki itu benar-benar selalu mewujudkan keinginannya. Bahkan tanpa diminta sekalipun. Dirinya pun tak mengerti, kenapa sulit sekali baginya untuk bisa menerima cinta Alif.
"Ra, lo denger gue ga sih?" Fahera tersentak pelan ketika Wila menepuk salah satu pundaknya.
"Yaampun benar Rong, ni anak benar-benar sudah gak waras sejak kedatangan Kak Rehan di sekolah ini...." Wila terus saja menggerutu.
"Ada apa sih?!"
"Gue mau ngasih liat ini ke lo, siapa tahu lo bisa ingat...," kata Wila lalu menunjukkan kamera yang dipegangnya ke arah Fahera.
Sebuah foto yang menampilkan anak-anak sedang bermain di taman bunga sekolah, SD Fahera.
"Lo ingat gak?" Tanya Wila memastikan memori Fahera.
"Iya, itu kan sekolah dasar gue...," ucap Fahera enteng. Namun perempuan itu tiba-tiba terperanjat kaget, ketika Wila menekan tombol kameranya dan menampilkan foto close up dirinya dengan seorang lelaki berambut hitam acak-acakan.
"Wil, ini gue ya?" Tanya Fahera lalu tersenyum lebar.
"Sepertinya, gue pernah lihat lelaki ini deh," gumam Fahera pelan sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu, berpikir.
Wila dan Gerald akhirnya bisa menampilkan wajah cerah sumringah pagi ini. Nampaknya Fahera mulai mengenali sosok lelaki di foto tersebut.
"Lo udah ingat gak?"
"Siapa ya? Gue rada lupa ingat nih,"
"Ya ampun Faheraaa!!! Ini kan orang yang selalu lo sebut congil itu...." Wila menyerah.
Gerald pun sama kecewanya dengan Wila. Kenapa ingatan Fahera begitu buruk sih?
--- A Troublemaker's Heart ---
"Hei, jangan lari-lari dong!" Teriak lelaki itu sambil mengelap keringatnya yang mengucur deras."Masa kalah sama anak cewek sih? Ayo buluan tangkap helaa!!"
Anak lelaki itu kembali mencoba mengejar anak perempuan itu. Namun, lagi-lagi ia kewalahan. Bagaimana bisa, perempuan itu lebih kuat darinya?
Perempuan itu terus saja berlari mengelilingi taman hijau nan asri yang merupakan taman bermain di dekat rumahnya.
"Bang Lehan, kok belhenti?"
"Capek bangett, Ra. Haus, pengen minum..." keluh lelaki itu, kemudian mendudukkan pantatnya di atas balok kayu.
"Kalo haus, ya minumlah...," ucap Fahera kecil enteng. Kini ia mengayunkan tangannya menirukan kupu-kupu terbang sembari berputar mengelilingi taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Troublemaker's Heart
Teen FictionBlurb: A Troublemaker's Heart (Hati Seorang Pembuat Onar) Buruk di mata orang lain seringkali, menjadi pertimbangan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang itu. Hal itulah yang menjadi penghambat Rehan, sang troublemaker untuk mendekati Fah...