02. Suspicious

9 2 0
                                    

Seminggu sudah aku bersekolah, dan tak ada perubahan antara aku dan gadis itu. Bahkan untuk menjadi teman saja rasanya sangat sulit. Tapi saat ini aku jadi tahu banyak hal tentangnya. Bahwa dia selalu bersama lelaki yang bernama Ha Dongjun itu walau aku tak tahu hubungan mereka sebenarnya apa, bahwa dia tak akrab dengan anak sekelas bahkan untuk seorang pun tak ada, bahwa dia anak yang tidak banyak bicara dan berwajah datar, saat bertatap mata denganku wajahnya tak pernah berubah, hanya 1 ekspresi itu yaitu poker facenya.

March 7th

Akhir pekan ini, aku memutuskan berjalan-jalan di dekat apartemenku. Kemarin aku sempat melihat lapangan basket di dekat sini, jadi aku berpikir akan kesana. Aku pun berjalan sambil memainkan bola basket ditanganku ini dengan santai. Dan saat sampai di lapangan, ku lihat ada beberapa anak yang sedang bermain basket. Tampaknya mereka sedang bertanding 3 vs 3, namun mereka hanya berlima.

"kenapa kau disini?" kata seseorang di belakangku, aku menoleh dan mendapati Hanna dengan wajah datarnya.

"ah, tadinya aku akan bermain basket tapi sepertinya lapangan digunakan" kataku kikuk.

"masuklah" katanya lalu berjalan mendahuluiku, akupun mengekor di belakangnya tanpa sadar.

"Hanna, kau terlambat" teriak salah satu lelaki disana.

"kau membawa siapa?" kata lelaki itu

"oh? Bukannya kau teman sekelas Hanna?" kata salah seorang lelaki yang ku tahu namanya adalah Dongjun, aku hanya mengangguk dan tersenyum.

"katanya dia datang untuk bermain tapi kalian menggunakan lapangan" kata Hanna

"kami kan hanya menggunakan setengah lapangan, dia bisa saja menggunakan setengahnya lagi" kata temannya

"rasanya aku akan mengganggu jadi aku hanya berdiri disana melihat kalian akan bertanding" kataku

"bagaimana kalau kau ikut bertanding dengan kami?" kata Dongjun

"ah, aku Dongjun" lanjutnya

"Seo Jihoon" kataku

"Nana-ya, kali ini kau cukup duduk disana melihat kami bertanding" kata Dongjun dan Hanna menyetujuinya.

Akupun mulai ikut bertanding dengan mereka, rasanya menyenangkan memiliki teman untuk bertanding seperti ini. Aku tak sadar terus saja tersenyum saat bermain, mereka sangat ramah padaku orang yang baru saja mereka temui.

"Jihoon hyung, kau hebat" kata Seonho, dia lelaki yang sangat ramah dan dia tahun ketiga SMP. Dia lebih muda dariku.

"aku tak menyangka kau sangat jago main basket, padahal di sekolah kau tak pernah terlihat bermain basket barang sekalipun" kata Dongjun yang terus menerus memujiku.

"ey hentikan, aku bisa terbang dengan perkataan kalian semua" kataku dengan malu dan membuat mereka tertawa dan aku tak menyangka Hanna terlihat tersenyum walau cuma sedikit dan sebentar.

"Nana, kau lihat permainan Jihoon tadi? Sangat keren kan?" kata Dongjun bersemangat.

"ya, dia sangat hebat memainkannya" kata Hanna singkat, walau hanya seperti itu itu sudah membuatku tersenyum saja.

"Jihoon hyung, seringlah datang dan bermain dengan kami" kata Seonho

"apa boleh?" kataku

"tentu saja" kata Dongjun

"apa rumahmu jauh?" lanjutnya

"tidak, sangat dekat dari ini" kataku

"wah, berarti kita berada di lingkungan yang sama" kata Dongjun

February 29thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang