02. Cerita Hanna (2)

6 1 0
                                    

Wajahnya terus tertunduk walau sedang memainkan bola basket di tangannya. Akupun mulai mengangkat bicara dan menanyakannya apa yang terjadi padanya.

"ada apa?" kataku

"hari ini aku menjemput Dami untuk pergi bertemu kalian siang tadi" katanya

"lalu?"

"kami berangkat bersama, saat belum sampai aku mengajaknya berjalan-jalan terlebih dahulu di taman dan dia mengiyakan"

Aku terus terdiam dan menungguinya bercerita.

"aku menyatakan perasaanku padanya"

"dia menolakmu?"

"tebakan yang tepat"

"aku kan sudah mengatakannya padamu, dia akan menolakmu"

"tapi ini melebihi dari perkiraanmu, dia sangat kejam meninggalkanku begitu saja"

"gadis itu bukan gadis kecil yang dulu sangat polos dan baik hati"

"kau tahu apa yang dia katakan padaku?"

"apa?"

"' jika dari awal kau hanya mendekati seseorang karena menyukainya, jangan menjadi temannya. Katakan sejak awal kau tertarik padanya, dan jika kau memang hanya ingin berteman dengannya beri batasan pada perasaanmu'"

"eum, dia benar-benar sangat kejam padamu"

"tapi Nana-ya, apa kau juga berpikir seperti itu?"

"jangan berpikir untuk mulai menyukaiku"

"aku serius bertanya padamu"

"em, aku tak berpikiran seperti itu. Jika kau tiba-tiba mengatakan bahwa kau tertarik pada orang itu rasanya pasti sangat tidak nyaman. Lebih baik menjadi temannya dan mulai dekat dengannya, membuatnya nyaman, sebelum akhirnya menyatakan perasaanmu padanya"

"aku tak tahu kau sudah dewasa seperti ini sampai bisa memikirkan itu"

"ya!"

Sepertinya suasana hati Haddong mulai membaik saat ini, aku terus menghiburnya hingga dia tertawa terbahak-bahak jadinya.

March 31th

Saat ini aku berjalan sendiri ke kantin karena Jihoon pergi menjemput Haddong di kelasnya. Ku ambil makananku dan duduk di tempat yang masih kosong disana sambil menunggu mereka datang. Baru saja mulai duduk, 3 orang gadis yang ku ketahui senior ini berdiri di depanku dengan sangat angkuh.

Aku mengabaikannya dan mulai memakan makananku, tapi tiba-tiba dia menyirami makananku dengan air dan membuat selera makanku hilang begitu saja. Jihoon dan Haddong berlari ke arah dengan berteriak pada 3 gadis di depanku ini. Aku berusaha mati-matian menahan amarahku, Jihoon bahkan mengajakku pergi dari tempat ini tapi aku sudah tak bisa menahan emosiku saat ini karena Sihyeon gadis itu meremehkanku. Aku memang ada masalah untuk menahan emosiku, aku tipe orang yang kasar saat sedang marah.

Aku membiarkan Sihyeon menamparku sekali agar aku ada alasan untuk membalasnya. Aku pastikan Haddong dan Jihoon yang melihatku saat ini pasti sangat ketakutan. Aku mulai membalas tamparan gadis ini hingga dia menangis dan tersungkur di lantai saat ini. Saat aku mencoba menariknya untuk bangun, Dami datang menghentikanku dan membawaku pergi dari tempat ini.

Dia membawaku ke atap, tempat yang sepi agar membuatku tenang. Dia tampak sangat khawatir padaku saat ini, rasanya dia menjadi Dami yang dulu.

"ya, kalau kau ingin menghajarnya jangan di tempat umum seperti itu dan bahkan di sekolah. Kau akan mendapat masalah jika melakukan itu" katanya

February 29thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang