04. Cinta Pertamaku yang Kembali

3 1 0
                                    

February 29th

Aku sudah menjadi mahasiswa tahun kedua saat ini, tak banyak yang berubah dari kehidupanku yang biasanya. Masih dengan Haddong yang selalu disampingku menemaniku, aku juga memiliki Suji saat ini. Kami bertiga sering pergi bersama dan menghabiskan waktu bersama. Apa jika Jihoon disini, kami bisa melakukan ini semua? Sudah 4 tahun sejak saat lelaki itu pergi. Boah unni pernah tak sengaja bertemu dengannya di Amerika sana, sangat sebuah kebetulan tapi aku tak pernah mengontaki dia begitu pun sebaliknya.

Berbeda dengan Haddong yang menyimpan kontaknya, mereka sering bertukar pesan katanya. Iri? Tentu tapi aku masih bingung bagaimana harus memulai berbicara dengannya lagi. Hari ini Haddong tak menungguiku pulang bekerja, dia ada hal yang mesti dilakukannya. Ini kali pertama dia tak menemaniku, sedangkan Suji? Rumahnya berlawanan arah dengan rumahku jadi kami tak pernah pulang bersama.

Hari semakin gelap, aku menunggu bus di halte dekat universitasku saat ini. Duduk dengan earphone yang ku gunakan sambil mendengarkan lagu yang akhir-akhir ini ku dengarkan. Aku tidak terlalu mengerti soal musik, tapi aku senang mendengarkannya bahkan menyukainya.

Bus datang, seperti biasa aku akan duduk di kursi paling belakang bus sebelah kanan. Kebiasaanku duduk disisi ini tak pernah berubah, mengedarkan pandanganku keluar jendela bus sambil memperhatikan orang-orang yang sedang berlalu lalang disana.

Aku terpaku dan terus memandang seseorang yang sedang berjalan disisi jalan sana. Hanya bisa memandangnya dari tempatku saat ini, apa benar itu dia? Sangat mirip dengannya. Seo Jihoon, hari ini aku melihat seseorang yang sangat mirip denganmu. Sangat mirip bahkan saat aku hanya bisa melihatnya sebentar dan dari bus yang sedang bergerak.

Sore ini, Haddong datang menjemputku dan mengatakan anak-anak klub basket SMP sedang berkumpul di lapangan. Sudah lama aku tak bertemu dengan mereka, padahal saat sekolah dulu hampir tiap hari kami bermain basket bersama. Dengan semangat aku pun bersiap dan tak membuat Haddong menunggu lebih lama lagi.

"Seo Jihoon" kataku, ku hampiri seorang lelaki di lapangan sana. Sedang duduk di tepi lapangan saat ini, dengan keringat yang bercucuran di pelipisnya.

"Cho Hanna" katanya dengan senyum bodoh yang sangat ku rindukan

"kenapa kau tersenyum seperti orang bodoh seperti itu?" kataku menahan perasaanku

"maafkan aku" katanya

"untuk apa?"

"ah itu-"

"lupakan saja" kataku dengan mencoba tenang

"Ya Jihoon, kenapa kau tak mengatakan akan datang?" kata Haddong yang tiba-tiba melompat ke pelukan lelaki itu, membuatku iri.

Ada apa denganku? Memang benar dia cinta pertamaku, tapi itu sudah 4 tahun berlalu. Apa aku masih menyimpan rasa padanya? Apa dia masih membuatku berdebar-debar? Rasanya begitu banyak kupu-kupu di dadaku sekarang, aku harus menenangkan diriku.

"aku ingin memberi kalian kejutan, tapi kita malah bertemu disini" katanya dengan tertawa melihat Haddong

"kapan kau datang?" kataku

"kemarin" katanya, itu adalah sebuah jawaban untukku. Jadi lelaki yang ku lihat kemarin benar-benar dirinya.

"kau tak berubah terlihatnya" kata Haddong

"aku juga melihat kalian seperti itu" katanya

"aku merasa bersalah pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan benar dengan kalian" lanjutnya

"kau kan sudah menjelaskannya pada kami, sudah tidak usah memikirkan hal itu lagi" kataku

"maafkan aku" katanya

February 29thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang