Pria tersebut bersama orang tuanya lantas duduk di bangku yang sudah tersedia.Merekapun menyambut kedatangannya dengan ramah.
makanan sudah tersaji di atas meja.semuanya menikmati makanan dengan khidmat di selingi dengan perbincangan hangat antara para orang tua.
Terkadang geligik tawa pun membuncah untuk menggoda Farida dan Aydan(lelaki yang dijodohkan untuk Farida.)
Semuanya menikmati acara tersebut, Berbeda dengan Annisa yang kurang merasa nyaman sejak tadi.
"Kak Fahri"bisik Annisa memanggil Fahri sambil mendekatkan mulutnya pada Fahri.
"Apa..."jawab Fahri lirih.seluruh keluarga masih asyik berbincang bincang.
"Itu masnya udah tau kan yang kak Farida yang mana?"bisik Annisa.
"Mas siapa?"
"Ya yang dijodohin itu lah..."
"Oh si Aydan..."
"Ya itulah pokoknya,dia tau kan yang mau dijodohin itu kak Farida?"
"Ya tau lah mestinya...apasih yang kamu tanyakan.lagi pula kan kak Farida duduknya tepat di depannya."jawab Fahri lirih sambil menyesuaikan suasana.
"Dari tadi aku merasa aneh sama dia..."
"Emangnya kenapa?"tanya Fahri lirih.
"Nggak jadi ah..."jawab Annisa sambil meneruskan makan.
"Gimana sih..."ucap Fahri.
("tapi aku ngerasa dilihatin dari tadi...rasanya kaya aku yang dijodohin.....hih apasih aku...ada ada aja...."batin Annisa sambil merunduk).
("Ada yang nggak beres nih sama dia....")batin Annisa sambil melirik Aydan dan tak sengaja pandangan mereka pun bertemu.Annisa langsung memalingkan wajahnya.("tak salah lagi...dia tetap melihat ke arah ku....kenapa sih aku jadi se PD ini...sadar sadar..")Annisa menepuk nepuk pelan kepalanya."pengen pulang sekarang"dengus Annisa sambil melahap makanannya dengan tidak ikhlas.
.
.
.
"Akhirnya....kelar juga tuh acara "ucap Annisa sesampai kamar sembari merebahkan badannya di kasur.Ia menatap jam dinding yang melekat di tembok kamarnya menunjukkan jam 20.30. "oke...belum terlalu larut untuk membereskan meja belajarku yang berceceran"ucap Annisa yang sejak tadi melihat meja belajarnya yang berantakan.
Memang Annisa bukanlah tipe orang yang sangat rapi,meskipun ia sering merapikan mejanya bahkan nggak begitu rapi juga ketika sudah di bereskan mungkin besoknya sudah berantakan lagi karena dia sering tidak conditional ketika mengambil sesuatu dari mejanya.
Ia duduk di bangku depan meja belajarnya, merapikan satu persatu yang ada di atasnya. Ia berhenti sejenak ketika melihat album foto yang bertuliskan ' best friend '.Ia membuka buka album kenangan tersebut.Ia berhenti pada foto nya bersama seorang teman laki laki disebelahnya.difoto itu Ia tersenyum bersama.Annisa tersenyum sedih ketika melihat foto itu."aku yakin kita akan bertemu lagi..."ucapnya lirih sambil mengelus foto itu.
"Niss...."ucap seseorang yang tiba masuk ke kamar Annisa tanpa permisi.
"Belum tidur toh..."ucapnya lagi
"Kebiasaan...masuk kamar orang tanpa permisi itu nggak sopan tau..."jawab Annisa dengan sinis.
"Ah...jangan bicara masalah sopan atau tidak kalo sama kakak sendiri..."Fahri pun terkekeh.Annisa mendengus kesal.
Diantara ke tiga kakaknya Annisa memang paling dekat dengan Fahri.Karena sikapnya yang perhatian meskipun kadang menyebalkan.
"Mau apa kak..."tanya Annisa singkat karena sebenarnya hal ini tak asing dilakukan Fahri ketika Annisa sebelum tidur.
"Mau ngecek aja...."Fahri duduk di kasur dekat dengan meja belajar milik Annisa.Ia pun langsung menyerobot album yang dipegang Annisa."apaan nih...."
"Bukan apa apa....sini"ucap Annisa sambil merebut album itu dari tangan Fahri.tetapi Fahri berhasil mengelak.
"Oh.....buka album lama....lagi kangen dek..."ucap Fahri lagi.
"Namanya juga nggak pernah jumpa.."ucap Annisa lirih
"Jangan berharap berlebih,kamu kan juga sudah tau ketika ia berangkat ke turki ada berita yang tidak mengenakkan"
"Tapi aku yakin dia tidak termasuk korbannya"
"Oke oke...kakak faham....tapi jangan kamu menunggunya...."
"Tapi aku yakin Dimas pasti kembali"
"Terserah kamu deh..."ucap Fahri sambil membolak balik album foto tersebut.
"Kalau begitu...menurut kakak,Dimas udah nggak ada"
"Ya nggak gitu....tapi kecelakaan pesawat waktu itu memang memakan banyak korban,ya kakak nggak berharap lebih sih sama Dimas."
"Kakak Jahat banget"
"Jahat gimana nya....itu memang faktanya.bukannya sampai sekarang pun masih banyak korban yang belum ketemu"
"Terserah lah..."
"Kakak cuma nggak mau kamu menunggu sesuatu yang nggak pasti...jadi jangan berlarut larut dalam kesedihan...kakak juga inget pas waktu itu kamu sedih mendengar berita kecelakaan itu...."Ucap Fahri sambil memegang bahu Annisa.
"Kakak cuma berharap kamu harus bisa belajar ikhlasin...agar suatu saat kamu beneran tahu yang sebenarnya kamu tidak akan sock berat....teman kan masih banyak..jadi kamu masih bisa cari yang lain."
"Dimas itu beda kak...dia temanku dari kecil banget,dia beneran tau tentang aku dia udah seperti kakak bagiku"
"Wah kakak tersaingi dong nih...."
"Ya nggak gitu juga...."
"Udahlah....mendingan kamu segera tidur aja....kan besok juga harus pergi kuliah..."ucap Fahri sambil menepuk-nepuk halus kepala adeknya itu.
"Mendingan kakak aja yang keluar deh"gerutu Annisa.
"Diusir nih...."ucap Fahri sambil terkekeh."waah gak mau...."Fahri merebahkan badannya di kasur Annisa sambil memeluk guling.
"Apaan sih kak....sana pergi..."Annisa pun berdiri,menyerobot salah satu bantal miliknya dan memukul Fahri dengan bantal itu.
"Gamau..."ucap fahri sambil menggeliat."oke kalau nggak mau..."tantang Annisa sambil mencubit tangan kakaknya.Annisa pun tertawa melihat kakaknya.
.
.
.
"Wah.....tumben berangkat awal..."ucap Lulu ketika melihat Annisa yang sedang duduk sambil menikmati mie ayam pesanannya.
"Hari ini nggak ada sarapan...ibu harus pergi ke Jogja karena nenek sedang sakit.entah kapan kembali.jadi hari ini berangkat awal untuk sarapan disini..."jelas Annisa sambil menyeruput teh hangat.
"Harusnya kamu bikin sarapan sendiri dong.....biar siap jadi menantu idaman...."goda Lulu.
"Emang kamu sudah bisa...?"
"Jangan ngentengin...gini gini bisa diandalin..."
"Oke oke percaya....ngomong ngomong kenapa kamu kesini....bukannya kamu udah sarapan..."
"Pake nanya lagi...seorang sahabat tuh instingnya kuat kalo kamu ada disini.jadi ya kusamperin"ucap Lulu sambil terkekeh.
"Insting insting,bilang aja lihat dari jalan noh....lagian warung ini kan terbuka"
"Nah tuh dah tau nanya..."
"Eh niss ini gelang kamu ternyata masih ada di tasku,mungkin kamu lupa dulu kamu pernah nitipin ke aku pas kamu mau ke toilet."Lulu menyodorkan gelang kayu coklat yang di manik maniknya terukir huruf 'ans'.
"Oh....iya sampe lupa."ia mengambil gelang itu dan memakainya.Ia melihat lihat gelang itu.
"Jadi kangen sama Dimas"
"Udah lah niss...."
"Entah kenapa ya lu aku itu percaya kalau Dimas itu pasti suatu saat akan bertemu denganku lagi"
"Hmmmm"lulu tak berkomentar panjang
"Gimana lu menurutmu..."
"Ha....menurutku kamu itu harus merelakan deh...."Ucap Lulu sambil meringis takut salah ucap.
"Gimana maksudnya...kamu kan tau sendiri dia itu sahabatku,sahabat kita"
"Jangan jangan kamu suka sama Dimas?"
"Suka gimana....ya suka lah....dia kan baik sahabat kita itu juga perhatian"
"Suka dalam artian lain Niss....lagian dari dulu cowok yang kamu kenal kan cuma dia...mungkin aja kan kamu memendam rasa"
"Ya nggak mungkin lah Niss,lagi pula dia temanku dari kecil sebelum aku berteman denganmu pun aku juga sudah bersahabat dengannya"
"Ya itu nggak menutup kemungkinan sih..terus kenapa sampai sekarang kamu nggak mau deket sama seseorang dan menunggu dia datang"
"Beda lagi itu...jangan disambung sambungin ah..."
"Jangan terlalu berharap dia akan kembali niss,aku takut kamu bakal kecewa suatu saat"
"Kamu sama kak Fahri nggak ada bedanya"
"Ya emang gitu kan seharusnya"
"Hmmmm...."Annisa tak menyahut.
"Eh aku ke kampus dulu ya ...ini Aldi tiba tiba ngajak ketemu"ucap Lulu sambil menatap layar handphone nya.
"Hmmm"ucap Annisa sambil menganggukkan kepalanya.
Annisa pun menyelesaikan makannya sambil melihat lihat layar ponselnya.
Tiba tiba ada chat masuk dari nomor tidak dikenal."siapa nih"ucap Annisa sambil melihat kalimat 'assalamu'alaikum' di layar HP nya tersebut.Ia pun membalasnya.'wa'alaikum salam....siapa ya..?'
Annisa merapikan bajunya karena Ia telah usai makan, setelah itu Ia pergi ke kasir untuk membayar dan pergi dari warung itu untuk menuju ke kampus.warung itu bertempat di depan kampus jadi Annisa hanya butuh menyebrang jalan saja.
Ketika Annisa selesai menyeberang ia pun berjalan gontai menuju kelasnya.Tiba tiba Ia mendengar bunyi notif dari handphone nya.Ia membukanya ternyata dari nomor tadi. Spontan Annisa kaget ketika melihat tulisan. 'Aku Aydan yang semalam itu'.Maaf telat update
Tetep sayang kalian😘😘
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Historia CortaPerempuan yang tak peduli dengan cinta tetapi tiba tiba merasakan sesuatu yang berbeda. Akankah dia adalah cinta yang tak kunjung datang.... Ikuti terus kisahnya Jangan lupa vote😘