Hari ini cukup cerah, tak terlalu panas, segar, dan cukup menyenangkan bagi beberapa orang. Tetapi tidak untuk Harry. Ketika kita mengajukan pertanyaan retoris seperti "Siapa, sih, yang tak suka menjadi kaya kemudian berlibur ke luar negeri dengan tumpukkan uang di sakunya?" Harry James Potter akan dengan senang hati mengangkat tangannya.
Harry sudah terlihat seperti eksekutif muda dengan Rolex di tangan kirinya yang menjadi impian gadis-gadis remaja. Dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung, Harry memakai lensa kontak dan memilih untuk menyimpan kacamata bulatnya di sling bag berwarna navy itu.
Sungguh duality yang kontras.
Ketika berkacamata hitam, perempuan-perempuan akan berteriak kegirangan bahkan tak segan mengajaknya berkencan saat itu juga. Namun, saat Harry memakai kacamata bulatnya, para wanita akan menahan gemas karena Harry terlihat tampan dan lucu (dalam arti yang baik) di saat bersamaan.
Harry menunggu bus yang akan mengantarkannya ke bandara. Sebenarnya, ia ingin memesan taksi. Namun, Harry tak punya ponsel dan jujur saja ia tak menyesal. Harry membaca beberapa berita di koran tentang dampak buruk penggunakan benda tipis itu. Tetapi tak bisa Harry pungkiri, ponsel juga memiliki banyak kegunaan. Memesan taksi, misalnya. Harry juga sempat berpikir bahwa ia akan ber-Apparate dari rumahnya ke bandara, atau langsung saja ke New York City. Namun, ia memilih untuk lebih menghargai proses dan menikmati detik per detiknya.
"Mr. Potter?" wanita paruh baya yang duduk di sebelah Harry menyapanya. Mereka sama-sama menunggu di halte. Belum sempat ia menjawab, gadis lima belas tahun (atau setidaknya itulah yang Harry perkirakan) di sebelah sang wanita memekik terkejut. "Astaga! Kau Harry Potter, Harry Potter yang itu?" Harry hanya tersenyum canggung. Si perempuan merasakan kejutan listrik di seluruh badannya ketika Harry tersenyum, bahkan senyum yang konyol sekalipun.
Dalam hati ia merutuki penyamaran bodohnya yang gagal. Ayolah, Harry. Sekeras apapun kau mencoba, remaja-remaja pubertas yang menggilaimu itu masih bisa mencium deodoranmu.
"Oh my god! Apa yang kau lakukan di sini, Harry? Kukira kau tinggal di Little Whinging?" teriak gadis itu histeris, sampai-sampai sang ibu di sebelahnya harus membekap mulut si perempuan. "Um, karena aku tinggal di sini?" jawab Harry ragu-ragu. Ia takut jawabannya akan membuat wanita muda itu berteriak semakin kencang. Dan benar saja.
"Mum, selama ini tetangga kita adalah kekasih impianku! KEKASIH IMPIANKU! Perkenalkan namaku Chloe-" Harry merasa kasihan pada wanita paruh baya yang sekarang benar-benar membekap putrinya dan terlihat malu. Harry berdoa semoga wajahnya tak terkesan aneh, ia berusaha keras untuk tak mengernyitkan alis karena demi jenggot Merlin percakapan ini membuatnya tak nyaman.
Ah, syukurlah. Busnya sudah sampai, dan Harry akui itu menyelamatkan setengah nyawanya.
"Maaf, Chloe. Aku harus pergi sekarang. Semoga harimu menyenangkan, Ladies!" Chloe merasa kupu-kupu di perutnya beterbangan-lupakan soal kupu-kupu, ia merasa seluruh kebun binatang ada di perutnya. Menari dan menyanyi untuk Chloe. Bagaimana Harry menyebut namanya dan berkata 'semoga harimu menyenangkan' membuatnya hilang akal. Ia merasa hormonnya akan meledak saat itu juga.
Harry sangat bersyukur bisa terbebas dari penggemar fanatiknya yang ia yakini Chloe mengetahui seluruh biografi seorang Harry James Potter, bahkan mungkin merek sikat giginya. Koper yang ia bawa tak seberapa berat karena ternyata Hermione mau berbaik hati meminjamkan tas ajaib miliknya. Terima kasih pada Viktor yang telah membuat Hermione senang sekali. Sahabatnya itu tak berhenti mengoceh tentang seberapa tampan Viktor atau seberapa gentle perilakunya.
"Dia bahkan membiarkanku memesan makanan dua kali lipat!" setidaknya begitulah yang diteriakkan Hermione kemarin. Sejujurnya itu membuat Harry sedih tentang Ron.
![](https://img.wattpad.com/cover/224409548-288-k125866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetest Sin in NYC | Drarry
Fiksi PenggemarHarry adalah seorang Pure-blood yang bermasalah. Harry tahu dirinya semakin tak berdaya ketika menyadari bahwa ia jatuh cinta dengan seorang Muggle tampan. (DRARRY, malewfoy // © 2020)