1. Hello Dara

35 2 0
                                    

Pagi ini seorang gadis bangkit dari kasur setelah mendengar bunyi alarm yang memaksanya menyudahi mimpinya. Ia melihat jam menunjukkan pukul 05.00 pagi. Lalu dia menuju ke kamar mandi untuk membasuh dirinya. Setelah itu dia langsung mengenakan seragam sekolahnya. Tak lupa sedikin polesan lipbalm di bibirnya dan tak lupa sun protection.

Dia akan menjadi siswi baru di sebuah sekolah milik orangtuanya. Dia memutuskan pindah dari Jerman dan melanjutkan studi di Indonesia. Dia sudah berdandan rapi. Diliriknya jam tangan berwarna hitam yang melingkar di pergelangannya, 05.30. Dia tersenyum simpul sampai..

"Daraaa.. cepetan turun sayang," panggil seorang wanita dari lantai bawah.

"Iyaa miiih," jawab gadis yang dipanggil Dara itu.

Kemudian Dara turun dari kamarnya dengan seragam sekolah yang sudah lengkap dengan tas hitam. Ia menuju ruang makan. Disana sudah ada Mami, Papi, dan Abang kesayangannya.

"Pagi Mih, Pih. Bang Dio," ucapnya sambil duduk disebelah abangnya.

   "Pagi adek," balas ketiganya.

"Dek, nanti disekolah kamu diantar sama sopir aja ya. Soalnya abang masih ada urusan," kata Dio

"Ohh, yaudah. Brarti aku duluan dong berangkatnya," balas Dara sambil menghabiskan sarapannya.

Keluarga itu sarapan bersama. Sesekali ada canda tawa menghiasi kegiatan mereka. Kemudian Dara dan Dio sudah menyelesaikan sarapan. Mereka pamit kepada kedua orang tuanya. Dio dan Dara pun memakai sepatu.

"Bang, di sekolah nanti gausah bilangin kalo gue itu adek lo, yah," ucap Dara sambil memakai kaos kakinya.

"Yeuu.. Gue juga ogah kali bilangin curut kayak lo adek gue," canda Dio

"Gue serius anjirr," balas Dara.

"Heyy!! Your language!!" marah Dio.

"Makanya turutin dong bang. Kesel gue debat ama elu," protes Dara.

"Ya, terserah lu juga, sih. Lagian ga bakalan ada yang kenal sama lu di sekolah," ucap Dio.

"Bagus deh, kan gue jadi bebas gerak," tutur Dara

"Yaudah dek, nanti pas nyampe sekolah langsung ke ruangan kepsek aja. Udah tau kan dimana. Gue cabut, jangan buat onar," pamit Dio yang hanya dibalas anggukan oleh Dara.

Dio pun melesat dengan mobil sport nya menuju ke Henderson High School. Sekolah milik orangtuanya dan menjabat sebagai ketua OSIS disana. Mobil yang dinaiki Dara pun mengikuti arah yang di lewati Dio.

Akhirnya kedua mobil itu sampai di depan gerbang sekolah. Dio melesat menuju parkiran. Sementara Dara baru turun di depan gerbang.

Keadaan sekolah sudah ramai. Sepuluh menit lagi bel berbunyi. Dara melangkah keluar dari mobil setelah sopir membukakan pintu. Ia berdiri sejenak dan melihat sekitar sekolah. Ia sedikit kagum dengan sekolah ini. Lalu sopirnya pamit dan meninggalkan pekarangan sekolah.

Semua mata tertuju pada sosok gadis bak model yang kelihatannya murid baru. Meski pun tidak terlalu baru, karena sekolah baru saja memulai ajaran baru di bulan ke tiga. Dara yang merasa diperhatikan terlihat acuh dan melenggang menuju kantor kepsek.

Gila, cantik banget
Model njir
Boleh kenalan ga

Kira-kira begitulah yang di dengar Dara ketika berjalan menaiki tangga menuju ruangan kepsek. Dia tidak terlalu peduli dengan orang-orang yang mengatai dan melihatnya. Dara menyusuri koridor di lantai dua yang mengarah ke kantor kepsek. Ia tetap bodo amat dengan tatapan orang. Tapi sepertinya ia melihat abangnya dari kejauhan. Ia pun melihat ke atas pintu kelas itu '11 IPA 1'.

Evanescent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang