Purple Butterfly

💜10: End Before It Starts

Don't forget to Vote and Comment^^

Setelah Jaehyun dan Jiho bicara- walau dipisahkan oleh pintu- Jaehyun meninggalkan rumah Mina. Itu semua karena permintaan Jiho. Jiho yang masih belum bisa melihat Jaehyun, walau sebenarnya Jiho ingin bertemu. Ada pertengkaran di dalam batin Jiho. Jiho juga memikirkan Ibunya. Jiho ingin pulang tapi ia takut. Namun Jiho memutuskan kalau ia juga harus pulang menemui Ibunya. Apapun yang terjadi, Jiho harus siap menerima konsekuensinya.

Mina yang sedang berada di dapur mendengar ada suara ketukan dari pintu rumahnya. Mina berjalan ke pintu rumahnya dan membukakan pintu. Mina sangat terkejut saat melihat Ibu Jiho yang datang ke rumahnya. Mina menebak kalau Ibu Jiho sudah mengetahui semuanya.

"Ah- ahjumma? Silahkan masuk Ahjumma." Ucap Mina tergagap

"Jiho masih ada disini kan?"

"Iya Ahjumma. Jiho ada di kamar saya."

"Bolehkah Ahjumma ke kamarmu? Ahjumma harus bicara dengan anak itu." Ibu Jiho terlihat sangat marah. Tidak seperti Ibu Jiho yang biasanya yang lembut. Mina bisa merasakan sepertinya ada kesalahpahaman disini.

"Maaf kalau Mina lancang, tapi apa Ahjumma sudah mendengar cerita lengkapnya?" Tanya Mina berhati-hati.

"Iya! Aku mendapat panggilan dari pihak sekolah dan Ibu dari Lelaki itu tadi datang ke tempat kerjaku dan memarahi ku di depan umum tanpa aku tau apa permasalahannya! Anak itu sudah mempermalukanku! Siapa yang mengajarinya menjadi jalang?!" Suara Ibu Jiho meninggi. Sepertinya ia sudah berusaha menahan emosinya sedari tadi.

"Tidak Ahjumma! Jiho disini adalah korban." Ucap Mina berusaha membela Jiho.

"Apa maksudmu?"

"Jiho adalah korban, Ahjumma. Jiho bukan perempuan seperti itu."

Ibu Jiho terlihat kebingungan dengan maksud Mina. Ia pun merendahkan suaranya, namun terdengar bergetar. "Mina-ya, bisakah kamu menceritakan semuanya kepada Ahjumma?"

Minapun mengangguk dan mempersilahkan Ibu Jiho untuk duduk di ruang tamu. Mina pun mulai menceritakan semua kejadiannya, tidak terlewat sedikit pun. Ibu Jiho pun mulai terisak mendengar cerita Mina. Ia menyadari bahwa Ia sudah salah paham dengan Jiho. Walau begitu, Ia tetap kecewa. Ia membayangkan bagaimana Jiho memikirkan semua ketakutan-ketakutan. Melihat Ibu Jiho semakin terisak, Mina memeluk Ibu Jiho dan berusaha menenangkannya.

"Eomma"

Jiho sedari tadi sudah mendengar suara Ibunya. Ia juga membiarkan Mina menjelaskan semuanya. Dan saat ini, Jiho menghampiri Ibunya dan tersungkur di kaki Ibunya.

"Maafkan Jiho Eomma. Jiho sudah mengecewakan Eomma. Jiho gagal membanggakan Eomma. Jiho-"

"Ssst. Tidak Jiho-ya. Tidak. Anakku yang malang. Anakku yang malang." Ibunya pun membawa Jiho ke dalam pelukkannya. Jiho menangis sejadi-jadinya di dalam pelukkan Ibunya. Namun ada kehangatan yang Jiho rasakan. Pelukan seorang Ibu adalah penenang yang sebenarnya.