Salah Tingkah

128 9 0
                                    

Ibu menjadi begitu super duper sibuk nyiapin makanan dimeja makan. Aku menjadi canggung karena duduk di samping kak Herlink, gerak tubuhku tak jelas seolah-olah menandakan betapa canggungnya aku berdekatan dengannya.

"Ri, kamu kenapa? dimananya yang sakit?", tanya kak Herlink kepadaku.

"ehh, ehmmm itu.. gapapa kok kak hehehe, kaka mau makan apa biar aku yang ambil?", tanyaku sembari pura-pura mengalihkan pembicaraan.

"nak Herlink, mau makan apa?sini piringnya biar ibu taruh lauknya", kata ibu kepada kak Herlink.

"duh, jadi merepotkan ya bu hehehe", ujarnya dengan tersenyum malu.

"gapapa kok, lagi nak Herlink juga sudah sering nolong Riri hehee", kata ibu kembali.

"hehehe iya kak, makan aja gosah malu-malu, kebetulan ibu hari ini masak banyak loh, masakan ibuku paling juara , kaka cobain deh", kataku sembari menaruh sayur lodeh di piring kak Herlink.

"duh, terimakasih ibu hehee", kata kak Herlink dengan senyum manis.

"ohiya nak Herlink, nak Herlink asli jakarta kah? atau hanya dinas di sini saja?", tanya ibu.

"orang tua asli Bandung bu, saya lahir dan besar di Bekasi, dan dinas di sini", ujar kak Herlink.

"ohhgtuu, yasudah makan dulu ya nak Herlink, jangan sungkan-sungkan anggap aja rumah sendiri", kata ibuku.

Tiba-tiba sendok ku jatuh karena mendengar pernyataan ibu ku tadi.

Sontak aku langsung mengambilnya dan ternyata kak Herlink juga membantuku mengambilnya, seketika tangan ku dan tangannya saling memegang barang yang sama saling menatap.

"eheemm, ehemm", ibu mulai .

Secara bersamaan aku dan kak Herlink bangkit kembali dan ternyata dahi kami terbentur.

"aduhhhhhh", ucapku sembari memegang dahi.

"duhh ri, maaf ya , kamu gapapa kan?", tanya kak Herlink sembari memegang dahiku.

kemudian kami kembali saling bertatapan, tiba-tiba aku kaget dan pura-pura menunduk sembari melanjutkan makan.

▪ selesai makan siang.

"Bu, kayanya saya sudah terlalu lama disini, saya pamit dulu ya bu, terimakasih untuk jamuan hari ini", ucap kak Herlink sembari tersenyum.

"duh sama-sama ya nak, jangan lupa mampir lagi kemari yah, rumah ibu selalu terbuka buat kamu loh", ucap ibu.

"baik ibu", ucapnya sembari merapikan pakaiannya.

"ohiya nak Herlink, ibu lupa tanya, umur nak Herlink sudah berapa tahun yah?", tanya ibu .

"izin 24 tahun bu", balasnya.

"masih muda ya, belum rencana menikah kah nak?", tanya ibu kembali.

"duh bu pertanyaann kok gitu sih? duh ibu mah", pikirku  dalam hati .

"rencana ada bu, tapi belum nemu yang cocok saja bu", jawabnya dengan malu-malu.

"loh, jadi nak Herlink ini belum punya pacar yah?", tanya ibu lagi.

"iya begitu bu eheheh, saya masih bujang bu", jawabnya dengan malu-malu.

"wahh cocok dong, Riri juga masih sendiri", ucap ibu sembari mencolekku.

"ihh ibu, apaan sih", ucapku dengan pipi merah.

"loh Riri juga masih sendiri yah?", tanya kak Herlink kepadaku.

"iya loh nak, Riri mah gak pacaran dia mah, dia tuh susah banget suka sama cowok, ibu takutnya dia mah malah suka sama cwe lagi tuh", ucap ibu dengan berbisik-bisik.

"ibuu, engga atuh, Riri gak gitu loh", ujarku malu.

"ehhehe, yasudah ibu saya pamit dulu ya, Ri, kaka pamit dulu ya", ucap kak Herlink.

"ehmm itu ka... makasih ya atas bantuannya hari ini", ucapku lirih.

"iya sama-sama", sembari tersenyum.

▪pamit pulang.

****

Mengagumi Sesosok Serdadu Loreng Dan Akhirnya Berujung Saling Mencintai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang