Aku mulai bingung antara mau bilang sama kak Ryan atau engga tentang perasaanku terhadap kak Herlink.
"kenapa kamu tanya gitu Ri??kamu suka sama Tni ya?", tanya kak Ryan lagi.
"ehh ituu...", tiba-tiba
"Ryan, Riri makan dulu nanti sambung lagi ngomongnya", dialihkan oleh ibu.
"baik ibuu" , menjawab serentak.
"bu, aku rindu banget sama masakan ibu, memang masakan ibu tiada duanya", ucap kak Ryan.
"ya dong, masakan ibu kan memang gakda duanya, aku aja tiap hari makanan masakan ibu gak pernah bosen, kak Herlink juga bilang gitu, ehh", tiba-tiba menutup mulut karena keceplosan.
"siapa itu Herlink?", tanya kak Ryan.
"usss, dibilang jangan ngomong ketika makan, sudah-sudah lanjut makan sana, ni tambah lagi Ryan", ucap ibu sembari menambahkan lauk dipiringnya kak Ryan.
Setelah selesai makan, aku langsung bergegas ke kamarku untuk menghindari kak Ryan, karena aku takut jika lama-lama bersamanya nanti kak Ryan akan menanyakan tentang kak Herlink lagi tuh.
"buu, aku masuk ke kamar dulu yaa", ucapku.
"loh! kok cepet banget Ri?", tanya kak Ryan.
"ehh.. ada hal yang perlu aku kerjakan kak, bye", sambil langsung lari.
Tiba-tiba..
kreeeekkk.. (kakiku tersandung kursi)
aaaaaarggghhhh... (teriakku kesakitan)
"ehh Riri kenapa tuh?, Ri... kamu kenapa?", tanya ibu sembari berteriak.
"gapapa bu, cuma kesandung kursi hehehe", ucapku sembari menahan kesakitan.
"duhh, makanya lain kali hati-hati"
"baik ibu", langsung masuk kamar.
"bu, itu si Riri kenapa sih bu? ngomongnya gak jelas, tingkahnya juga, aneh tuh anak", tanya kak Ryan.
"biasa adek kamu mah, susah ditebaknya, sekarang kamu istirahat gih pasti capek kan?", ucap ibu kepada kak Ryan.
"ahh iya benar ibu, yasudah aku istirahat dulu ya bu", ucap kak Ryan.
Dalam waktu yang bersamaan.
"aduh kakiku, sakit banget huhu", ucapku sembari memegang kakiku.
"untung tadi ibu alihkan pembicaraan kalo engga pasti kak Ryan bakalan nanyain terus tentang kak Herlink, apa yang harus aku jawab ya? pasti dia nanti bakal marahin aku", berbicara sendiri.
tokk.tokk.. (suara pintu kamarku)
"Rii, ini kaka, kamu ngapain?? kaka masuk ya?", ucap kak Ryan.
"duh itu kak Ryan lagi, dia mau ngapain yah? apa mau nanya-nanya tentang kak Herlink duh gimana nih?", berbicara sendiri.
Mencari selimut langsung menyelimuti diri.
Tiba-tiba kak Ryan masuk.
"Ri, dek?, ahh tidur ni bocah", ucapnya sembari hendak keluar dari kamarku.
"akhirnya aku terlindungi", ucapku sembari bangun dari pura-pura tidurku.
Tiba-tiba suara pintu terdengar lagi.
krekk.. (suara pintu terbuka)
Dengan panik aku langsung kembali pura-pura tertidur.
"Rii, ini ibu", ucap ibu sembari duduk di samping kasurku.
"duhh ibu ternyata, kirain kak Ryan", ucapku dengan perasaan lega.
"hahah lucu amat sih kamu, ketakutan gak jelas kaya dikejar hantu aja"
"kak Ryan lebih ngeri dari hantu loh bu hihi", ucapku sambil ketawa.
"kamu kenapa emangnya menghindar terus dari kaka kamu? kamu takut kalo dia tanya-tanya tentang nak Herlink ya?", tanya ibu.
"iya bu abis tadi aku keceplosan bilang kak Herlink pernah muji makanan ibu juga, aku takut kak Ryan nanti nanya-nanya tentang itu, aku takut dia marah kalo aku suka sama kak Herlink", ucapku dengan pipi merah.
"hehehe, engga ah kaka kamu gak marah kok, paling kalo dia tau kan dia bakalan kasih saran yang baik untuk kamu, apalagi kan kaka kamu juga seorang tentara, jadi pasti tau dong gimana baiknya untuk adiknya", ucap ibu menenangkan ku sembari mengusap rambutku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Sesosok Serdadu Loreng Dan Akhirnya Berujung Saling Mencintai
RomansaSesosok prajurit gagah yang berdiri disampingku sembari membantuku mengangkat barang-barang yang berjatuhan di jalan yang disebabkan oleh kecerobohan ku sendiri hehehe :)) Awalnya aku hanya mengagumi saja dikarenakan kebaikannya dalam membantuku dan...