3. Aceh

25 3 0
                                    

Aceh, 17 Juli 2016
.
.
.

Disinilah aku sekarang. Kota yang punya sejuta cerita didalamnya.

Aceh

Provinsi di Indonesia yang terletak di ujung pulau Sumatra.

Aku baru pertama kali menginjakkan kakiku disini. Rasanya semuanya begitu asing bagiku. Tapi aku akan berusaha untuk menyesuaikan diri.

Aku memandang gantungan kunci berwarna perak dengan bentuk bulan yang sangat indah.
Ini pemberian Bumi. Dia bilang aku harus menjaga ini baik-baik, katanya agar aku selalu mengingatnya.

Padahal kan niatku ingin melupakannya, tapi dia malah memberikanku hadiah yang sangat cantik ini.
Tapi walaupun begitu aku masih tetap menyimpannya dan menggunakannya di kantong yang selalu aku pakai kemanapun.
Tidak baik menolak atau membuang pemberian orang lain.

"Bulan, Bagas, ayo kita solat dulu" titah Ayahku.

"Kalian tau, ini dia Masjid Raya Baiturrahman, masjid yang selamat dari bencana tsunami Aceh lalu" jelas Ayah

Aku kagum melihat masjid ini. Begitu megah dan begitu indah.

Banyak sekali wisatawan yang datang kemari. Jelas saja arsitekturnya bahkan benar-benar sangat indah.

Sehabis solat, kami sengaja berkeliling dulu melihat-lihat indahnya masjid ini.

"Assalamualaikum"
Tiba-tiba saja ada laki-laki yang datang menghampiriku. Jika dilihat dari tampangnya, kurasa dia seumuran denganku.

"Maaf sebelumnya, apa boleh saya pinjam handphonenya?"

Dia tiba-tiba datang, dan tiba-tiba ingin meminjam hp ku.
Ada apa ini? Apa dia orang jahat yang sedang menipu? Dimasjid seperti ini ada saja orang yang mau menipu.
Ayah, Ibu dan adikku sudah berjalan jauh didepan.
Bagaimana ini. Apa yang harus aku lakukan.

Tapi jika dilihat dari tampangnya, dia tidak terlihat seperti orang jahat. Wajahnya tampan dan terlihat bersinar.
Tapi tetap saja jangan menilai seseorang hanya dari tampangnya.

"Oh maaf mengganggu, kalau begitu saya permisi" ucapnya lalu pergi dari hadapanku.

Dia tidak memaksa?? Bicaranya juga sangat sopan. Kurasa dia sedang butuh bantuan.

"Tunggu!!" Aku mengejarnya yang sudah agak sedikit jauh dariku.

"Maaf ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku, siapa tau saja dia benar-benar sedang butuh bantuan.

"Boleh saya pinjam handphonenya? Sebentar saja. Hanya untuk menelepon orang dirumah" jawabnya.

Aku pun memberikan handphoneku padanya.
Terlihat dia sedang mengetik nomor disana, lalu mendekatkan handphone itu ketelinganya.

"Assalamualaikum Mah, ini Bintang.."

Namanya Bintang??

"Bintang habis kecopetan Mah, tas Bintang dicopet, hp, uang semuanya ada disana"

Sudah kuduga dia pasti sedang membutuhkan bantuan

"Bintang bakal pulang telat kayaknya. Mamah jangan khawatir ya" ucapnya lembut seakan berusaha menenangkan Mamahnya yang berada di ujung telepon sana.

"Iya mah Bintang bakal hati-hati. Assalamualaikum"

Dia lalu mengembalikan handphonenya padaku.

"Ini makasih ya. Makasih banyak"

"Sama-sama" jawabku seraya mengambil handphonenya.

"Kamu habis kecopetan?" Tanyaku

"Iya. Daritadi saya minta tolong ke orang-orang pinjam hp buat telepon ibu saya, tapi mereka gak percaya. Mereka pikir saya ini orang jahat. Kamu juga tadi mikirnya gitu kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang